Dangdut In AmericaBukan hal yang aneh lagi jika musik dangdut dari dulu selalu menarik perhatian bagi orang Amerika. Pasalnya, di tahun 1970-an musik ini saja telah dikaji oleh salah seorang peneliti dari Amerika Serikat. Musik ini juga menarik peneliti musik dangdut Prof. Andrew Weintraub yang mendokumentasikan dalam bentuk buku berjudul Dangdut: Musik, Identitas, Dan Budaya Indonesia. Andrew menulis buku ini karena kecintaannya terhadap musik dangdut sejak tahun 1984. Penelitiannya soal dangdut terus dilakukan hingga ia menjadi guru besar musik pada Pittsburgh University, Amerika Serikat.

Dangdut selain banyak dikaji dalam sebuah penelitian, jenis musik yang berkembang di Indonesia pada dekade 1960-an ini pun banyak dinyanyikan oleh orang-orang Amerika. Sebut saja, beberapa tahun lalu ada seorang Arreal Tilghman yang menjadi Artis Dangdut Amerika pertama yang rekaman di AS. Penobatannya, kontan tercatat oleh MURI sebagai sebagai warga AS pertama yang menjadi penyanyi dangdut. Kehadiran Arreal sebagai seorang penyanyi dangdut tak lepas dari keikutsertannya dalam sebuah kontes dangdut bertajuk Dangdut In America yang dihelat pada tahun 2008.

Dangdut in America sendiri merupakan ajang pencarian bakat penyanyi dangdut yang dinyanyikan oleh orang amerika. Adalah seorang Rissa Asnan, wanita dibalik ajang pencarian bakat yang telah dilakukan beberapa kali ini di negeri Paman Sam. Rissa mengatakan musik dangdut ini tumbuh dari rakyat untuk rakyat dan dari Indonesia diperkenalkan di Amerika Serikat. “Kenapa tidak!” katanya. Memang dangdut dikenal oleh publik disana, namun apa yang dilakukan olehnya dengan program dangdut in America belum pernah ada konsep dangdut secara broadcast, “Bisa dibilang ini yang pertama kalinya dan dibuat dengan beberapa episode dan produksinya dari Amerika sendiri bukan dari Indonesia” kata Rissa Asnan kepada kabarinews.com beberapa waktu yang lalu.

Peserta Dangdut Amerika

Dangdut in America buatan Rissa ini dimulai dari tahun 2007 dan 2008. “Dulu sebelum ada kontes ini ada Thomas Djorghi yang menyanyi lagu dangdut, bisa dibilang dia pria Indonesia pertama yang manggung di States” kata dia. Lalu pada Mei 2005, Rissa melalui NSR Entertainment-nya menggelar “Dangdut Night” di Washington, DC. Kemudian Agustus 2005, bertempat di New York, Ria sapaan akrabnya menyelenggarakan “Bangkit Indonesia” – perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-60. Pada event ini tampil bintang dangdut Liza Natalia, serta Katon dan Atiek CB.

Di September 2005, NSR Entertainment kembali menggelar Dangdut Goes America concer yang menampilkan bintang dangdut Liza Natalia. Musim Panas 2006, bekerjasama dengan TV Indosiar, NSR Entertainment memproduksi reality show “Dreams Come True”, menggelar tur 4 (empat) penyanyi jebolan Academy Fantasi Indonesia (AFI) di sepanjang pantai Timur AS. Nah, di bulan February 2007, NSR Entertainment lagi-lagi mengadakan audisi Dangdut in America di Philadelphia, Pennsylvania, USA. April 2008, Audisi Dangdut in America kembali diselenggarakan dan diikuti oleh 40 peserta dan keluar sebagai juara adalah Arreal Tilghman, yang menjadi Artis Dangdut Amerika pertama yang rekaman di AS.

Dan yang terakhir pada Maret 2014, NSR Entertainment mengadakan kerja bareng memproduksi Reality Show dengan berafiliasi pada TVRI, Dangdut in America 2014. Audisinya diselenggarakan di beberapa negara bagian di pantai Timur mulai 21 Maret 2014 antara lain Delaware, Pennsylvania, Washington DC and New York New York. Dan Grand Final Konser ini digelar di Philadelphia 13 April, 2014 lalu.

Karena Cinta Dangdut dan Indonesia

Diakuinya, Rissa awalnya kurang ngeh dengan musik sejuta umat ini. Hanya saja kerinduannya atas tanah kelahirannya membuat dirinya kangen berat dengan Indonesia. “Rasanya dengerin dangdut itu enak banget seperti di Indonesia saja rasanya” kata Rissa. Dari yang awalnya Rissa tidak terlalu mengapresiasi sampai akhirnya tersadar bahwa dangdut makin mengena di hati, terlebih lagi akses untuk mendapatkan musik-musik dangdut semakin mudah karena kemajuan teknologi “Kita gampang saja kan men-download musik dangdut yang kita sukai di internet, benar-benar dangdut itu sebagai pelipur lara bagi saya” kata wanita penyuka Elvi Suksesih dan Rhoma Irama itu.

IMG_9307

Nah, dalam kontes yang baru-baru ini dilaksanakannya, Rissa memulainya dari dangdut lama tetapi tentunya nanti akan menjadi dangdut modern karena dengan adanya sentuhan baru, seperti percampuran antara dangdut dan Hip Hop, dangdut dengan R And B, musik dangdut akan mendapatkan nafasnya yang baru. “Kita ajari, semula mereka tidak tahu bener-bener buta, tiba-tiba diajarin jadi penyanyi dangdut, tidak hanya cengkok tetapi juga bahasa. Kami mengajarkan bisa dikatakan dari nol” kata Rissa. Cengkok yang menjadi hal krusial dari musik ini, Rissa mengajarkannya hanya saja jika harus cengkok yang biasa diterapkkan dari penyanyi Indonesia asli, dia merasa itu tidak akan bekerja dengan baik. “Maklum saja, pelafalan bahasa maupun ciri khas dari masing-msing orang terlebih antara orag Indonesia dan Amerika tentu berbeda” katanya.

Lantas menjadi pertayaan kenapa mereka tertarik dengan musik dangdut? Rissa menjawab karena mereka berpikir out of the box, dangdut bagi mereka adalah musik yang unik yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Memang, kata Rissa, banyak juga yang merasa gugup namun akhirnya mau mencoba menyanyikannya. Mereka hanya bernyanyi dan having fun, ada beberapa yang mengerti arti dari lirik yang mereka nyanyikan tetapi ada pula yang tidak mengerti. “Hanya bernyanyi dan mereka peduli karena cinta bernyanyi.” tutur Rissa

Selain unik, kedekatan hubungan antara dangdut dengan irama latin menurut Rissa cukup dekat “Jadi cocok juga, ditambah lagi disana ada reggae town yang tidak jauh berbeda dengan dangdut” bilang Rissa. Dia juga menambahkan waktu membuat dengan penyanyi disana ada kendala gendang dan suling, namun jika diajari mereka dapat bermain dengan bagus, para musisi yang terlibat dari Amerika semua dan bisa dibilang dangdut ini adalah dangdut ala bule.

“Kita mulai dengan yang ada dulu tetapi jika ada kerjasama dengan Indonesia pasti akan lebih baik kedepannya. Kami ini memulainya belum ada sponsorship, tetapi jika tidak diwujudkan siapa yang akan memulainya. Mudah-mudahan Indonesia bisa mendukung supaya bisa maju bersama-sama. Saya cinta Indonesia dan ini menjadi hal yang sangat luar biasa, bagi saya dimana ada niat pasti akan ada jalan” pungkas Rissa. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?66136

Untuk melihat artikel Sana-Sini lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
____________________________________________

Supported by :

Hosana

Kabaristore150x100-2