KabariNews – Kisah presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno memang tiada duanya. Dari sepak terjang politik sebelum atau pun sesudahnya menjadi presiden, kisah cinta dengan banyak wanita, sampai masa keterpurukan setelah lengser dari jabatannya. Tak terhitung lagi sudah berapa banyak buku yang mengulas tentang sang proklamator dari berbagai sudut pandang.

Namun diantara banyak cerita, ada satu kisah tentang Sukarno yang pernah bertemu dengan superstar beken asal negeri Paman Sam yang tak lain dan bukan adalah seorang artis cantik bernama Maryln Monroe.

Konon, Sukarno dan Norma Jean aka Maryln Monroe bertemu, malah berkencan. Tak ada yang mengetahui pasti. Tetapi, seperti dikutip dari buku Sabrina Maharani, Marilyn Monroe: biografi singkat 1926 – 1962, Robert Slatzer teman baik Maryln pernah berkata “They had spent an evening together”. Sukarno pernah mengaku bahwa Maryln memang menelponnya dan menawarkan sebuah pertemuan khusus diantara mereka berdua. Tetapi pertemuan itu tidak pernah terjadi seperti diharapkan Maryln.

Pertemuan antara Sukarno dan Maryln terjadi ketika Maryln melakukan syuting film Bus Stop (1956). Pertemuan mereka bisa terwujud atas jasa dari seorang bernama Joshua Logan. Maryln sedang sibuk syuting ketika Sukarno tiba di lokasi dan bertemu dengan sekira 200 pekerja film disana. Malam harinya ketika Sukarno di Hollywood, Eric Johnston, Presiden Motion Picture Association of America (MPAA) mengadakan pesta untuk menghormati Sukarno dan rombongannya di The Beverly Hills Hotel, Hollywood.

Sebenarnya, Maryln tidak dijadwalkan datang ke pesta itu apalagi diundang. Tetapi, Joshua membujuknya, “Aku ingin kau menemui sahabatku nanti malam”. Tanpa ragu, Maryln mengiyakan permintaan Joshua. Akhirnya Maryln datang ke pesta itu dengan mengenakan gaun gelap berlehar panjang. Seketika kehadirannya itu membuat atmosfer pesta menjadi lebih hidup. Bahkan beberapa aktor ternama sudah hadir terlebih dahulu, termasuk Gregory Peck, Ronald Reagen, dan tokoh lainnya.

Momen itu tidak disia-siakan oleh para fotografer AS dan Indonesia. Maryln dengan basa-basi mengatakan bahwa ia menyesal tak diundang ke pesta itu. Sukarno dalam kesempatan yang sama berkata dengan nada diplomatis, “Tujuan saya datang ke Amerika antara lain untuk menemui Maryln”. Kekagumannya dapat dimengerti karena Sukarno sering menonton film-film Hollywood di Istana.

“Anda orang yang penting dan sangat terkenal di Indonesia” puji Sukarno. Sebaliknya Maryln yang kurang begitu mengenal Sukarno sebelumnya lalu menyapa dengan sebutan “Prince Sukarno”.

Joseph Logan seperti dikutip dari buku Goddess The Secret Life of Maryln Monroe itu berkomentar “ Aku kira mereka membuat kencan untuk bertemu lagi setelah pesta”. Namun pengakuan Joseph itu sulit dilacak dan diterima. Setelah bertemu dengan Maryln, Sukarno harus mengikuti jadwal kunjungan yang melelahkan. Setelah dari Hollywood, Sukarno terbang ke Kanada dan beberapa negara di Eropa

Setahun setelah pertemuan itu, Maryln kaget ketika mendengar Sukarno selamat dari Peristiwa Cikini 1957. Ketika mendengar  berita itu, Maryln berkata kepada Arthur Miller, dramawan Broadway yang kemudian menjadi suami ketiga Maryln, bahwa dia ingin “menyelamatkan” Sukarno dengan menyediakan sebuah rumah di AS. Joseph Smith, bekas agen CIA mengatakan, “Memang ada usaha untuk mempertemukan Sukarno dan Maryln Monroe”. Benarkah? (1009).