Berangkat dari pengalaman bekerja di dunia tambang dan pemberdayaan masyarakat, Lingkan Sherylin Siburian membangun Tenun Darla, sebuah brand kain tenun yang lahir dari kecintaannya pada budaya dan masyarakat pedalaman Indonesia.
“Saya pernah bekerja di tambang, tapi hati saya tertambat saat melihat langsung kehidupan masyarakat pedalaman Indonesia Timur. Dari sana saya merasa harus kembali, bukan ke pekerjaan lama, tapi lewat cara lain yaitu tenun,” ujar Lingkan.
Didirikan pada tahun 2021, Tenun Darla bukan sekadar label fashion, melainkan sebuah gerakan sosial berbasis socio-preneurship. Lingkan bekerja sama dengan para penenun di daerah yang belum tersentuh pasar besar, khususnya di wilayah seperti NTT, Sumba, Toraja, Baduy, Palembang, Padang, dan Sumatera Utara.
“Saya membeli langsung dari penenunnya dengan harga yang mereka tetapkan. Lalu saat produk turunannya laku, saya kembalikan sebagian ke yayasan yang menaungi para penenun untuk mendukung perputaran modal mereka. Sampai sekarang, saya sudah bermitra dengan dua yayasan di Sumba,” jelas Lingkan.
Tenun Darla juga membawa misi besar: menjaga warisan tenun Indonesia dari ancaman kepunahan. “Banyak daerah sudah kehilangan tenunnya. Saya ingin agar tenun bisa naik kelas jadi brand luxury khas Indonesia. Karena tenun bukan hanya kain, tapi punya nilai yang tak dimiliki budaya luar,” tambahnya.
Produk Tenun Darla kini tak hanya sebatas bahan mentah. Brand ini telah berkembang ke berbagai produk turunan seperti busana, tas, aksesoris, hingga barang rumah tangga seperti tatakan gelas—semuanya berbasis tenun. Penjualan bahan mentah hanya dilakukan secara offline, seperti saat pameran.
Dampak positif dari kegiatan ini terasa langsung dalam hal brand awareness. Tenun Darla aktif mengikuti berbagai pameran dan menyisipkan nilai-nilai SDGs (Sustainable Development Goals) dalam setiap kegiatannya. Mulai dari pemberdayaan ekonomi lokal, pelestarian lingkungan, hingga kontribusi pendidikan masyarakat tenun.
“Tenun Darla mendukung pembangunan berkelanjutan, karena dari awal kami memang ingin ini bukan hanya bisnis, tapi gerakan sosial yang membawa dampak,” kata Lingkan.
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Tenun Darla juga menghadirkan produk dengan sentuhan modern agar dapat diterima oleh anak muda. Misalnya, tas dan aksesoris dengan aksen tenun yang dijual dengan harga lebih terjangkau. “Kami ingin semua lapisan masyarakat bisa merasakan dan mencintai tenun,” katanya.
Hingga kini, Tenun Darla belum pernah menerima tanggapan negatif dari pasar. Sebaliknya, permintaan terus datang melalui repeat order. Tahun ini, Lingkan menargetkan menjelajahi wilayah Buton untuk memperluas kemitraan serta mengedukasi generasi muda tentang nilai dan kekayaan tenun Indonesia.
Sumber Foto: Istimewa
Baca Juga:
- Tenun Darla, Wujud Cinta Lingkan Sherylin pada Budaya dan Pemberdayaan
- Ribuan Penonton Tentukan Perwakilan Indonesia untuk Ikut di World Final di Los Angeles, AS
- Awali Hari dengan Protein: 7 Alasan Sarapan Kaya Protein Bisa Ubah Hidup Anda
- RAN dan Panggung Nostalgianya di Java Jazz Festival 2025
- Kembali ke Panggung Java Jazz Festival 2025, Jacob Collier Tetap Memukau