Dunia kopi tidak asing lagi Almira Marcelani. Wanita cantik yang satu ini merupakan AST (coffee diploma) dan Q Arabica Grader dan kopi seperti tidak bisa dilepaskan dari hidup dan kesehariannya. Bicara soal kopi, Almira tentu fasih menjelaskan.

Seperti saat KABARI menanyakan soal perkembangan industri kopi di Indonesia saat ini. Dirinya menjawab industri kopi di Indonesia sudah jauh berkembang. Namun jika dibandingkan dengan industri kopi di luar negeri, diakui Almira ada beberapa hal yang ketinggalan tetapi jika dilihat dari sisi industrinya, industri kopi di Indonesia cukup tumbuh dan berkembang.

“Kita lihat saja banyaknya warung-warung dan coffee shop yang menyebar di seluruh pelosok Indonesia. Nenek moyang kita atau para pendahulu kita di Indonesia sudah minum kopi. Kopi ini menjadi salah satu komoditas yang dikonsumsi oleh rakyat Indonesia dari dulu,” katanya.

Lebih lanjut Almira mengatakan, pemerintah Indonesia cukup menaruh perhatian besar terhadap industri kopi baik dari segi produktivitas, kualitas, distribusi, bagaimana bersaing dengan industri kopi di luar negeri dan lainnya. Namun patut diperhatikan industri ini tidak akan bisa jalan dari sektor hulu dan hilir jika tidak memiliki lisensi yang sama dengan pemerintah.

“Perlu kita lihat bagaimana para pelaku industri kopi punya kesadaran untuk memahami bahasa yang sama secara global seperti bahasa yang sama untuk grading misalnya. Selain juga harus merasa bangga dengan kopi kita sendiri, bangga dengan ciri khasnya dan bisa dinikmati dengan cara kita,” tuturnya.

Dan Industri kopi ini cukup terganggu akibat pandemi, terutama di tahun awal mewabahnya pandemi. Kendati sempat terdistorsi, produktivitas industri kopi di Indonesia perlahan tumbuh. Kebutuhan kopi semakin meningkat, ditambah adanya Brasil sebagai negara top produsen kopi yang mengalami gagal panen, tentunya negara itu mencari kopi untuk mereka penuhi di setiap negara tujuan eksport-nya. Momentum bagi Indonesia untuk mendongkrak eksport kopi ke luar negeri.

“Kalau di luar negeri memang ada standar specialty. Di negara demand itu membuat standar karena ingin membeli dan menikmati seusai dengan standarnya. Kalau di dalam negeri sedikit berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan negara luar. Tetapi bukan berarti kopi kita tidak bisa bersaing dengan negara lainnya, hanya caranya bagaimana kita menilai kopi kita itu perlu diperbaiki sekaligus benahi yang sifatnya struktural,” tuturnya.

Lantas mengapa kopi memiliki ciri khasnya masing-masing?

Almira menjelaskan perbedaan itu terletak di karakteristik yang dimiliki oleh setiap kopi. “Kita tidak usah membandingkan kopi Indonesia dengan kopi negara lainnya. Di Indonesia saja, antara kopi dari daerah satu dengan daerah lainnya itu berbeda. Seperti kopi dari Jawa barat dengan kopi Bali saja berbeda.”

Jika mencoba melihat perbedaan secara murni dari kopinya kita pasti akan menemukan karakter yang berbeda dari setiap daerah. Perbedaan dari genetik kopi juga membawa karakter yang berbeda. Pun dengan lingkungannya dan praktek agrikultur juga mempengaruhi karakteristiknya. 

Selengkapnya Klik Video Berikut Ini :