Fenty Hartianty adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki segudang aktifitas berkreasi membuat sepatu dan tas bermotif batik.

Tas batik dan tas kulit telah banyak menjamur dipasaran, namun pemilik kina and jane ini mampu mengkombinasikan batik ke dalam produknya yaitu tas kulit dan sepatu. Ibu dua orang anak ini sudah puluhan tahun menggeluti dunia kerajinan sepatu dan tas dengan motif batik yang unik.

Bermula dari dirinya menyukai batik, ia mulai membuat sepatu dan tas kulit batik, Fenti biasa ia disapa berkisah bagaimana mengembangkan kegemarannya dengan batik hingga mendirikan usaha kerajinan ini. “Ide awalnya dari mulai sepatu, jadi saya membuat sepatu batik dimulai dari tahun 2008 kemudian setelah 5 tahun terakhir ini saya menggeluti tas kulit dengan ornamen batik, kemudian setelah itu fashion, karena saya memang suka batik, terutama batik Indonesia, dan saya ingin membuat batik Indonesia dikenal di seluruh dunia,” terang Fenti saat wawancara bersama Kabari di Perumahan Duta Harapan, Jalan Duta Graha 9 blok E6, Bekasi.

Selain itu, menurut Fenty, tas kulit batik ini bersifat segmented, untuk meluaskan pasarnya ia meyakinkan kepada masyarakat akan kecintaannya kepada batik dengan mengikuti pameran-pameran khusus Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan juga melibatkan sosial media sebagai target pasarnya.
“Target market saat ini sudah mulai luas karena orang yang suka batik mulai lebih banyak apalagi ditambah dengan media sosisal jadi lebih luas lagi target pasarnya,” imbuhnya.

Menurut dia, kecintaannya terhadap batik, Fenty berusaha menampilkan sesuatu yang beda melalui motif-motif batik yang dikombinasikan ke dalam produknya.

“Respons konsumen cukup baik terutama pada saat mereka melihat orang menggunakan teknik batik untuk diaplikasikan ke sebuah produk, mulai dari bahan ditempel kemudian ada beberapa motif batik tahap-tahapan seperti misalnya melalui rotan diaplikasikan batik, dan ini saya mengaplikasikannya di kulit, jadi luar biasa sampai sekarang bisa diterima dengan baik dan terutama untuk kalangan yang memang suka dengan batik,” kata Fenty.

Produk yang dipasarkan tak hanya berkembang di dalam negeri saja, diakui dia, produknya bahkan sudah dilirik buyers dari luar negeri seperti Malaysia dan ke depan produk ini juga direncanakan akan ekspor.
Bagi kebanyakan orang menjalankan usaha tentu akan menemukan sebuah tantangan, begitupun dengan Fenty. Usaha yang ia rintis ini memiliki kendala pada wkatu proses produksi.

“Kita punya kendala dari mulai produksi, kadang-kadang kita berjalan dengan waktu, kebetulan yang saya buat ini adalah bentuk yang tidak bisa cepat. Untuk dapat menghasilkan produksi dengan cepat kita kembali ke SDM nya, untuk mengontrol kualitas kita harus betul-betul menyiapkan banyak orang karena apabila salah ya harus bongkar semua karena ini memang handmade, kendalanya tidak bisa selesai produksi dalam 1 minggu,” ujarnya.

Banyaknya para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mengembangkan kreatifitasnya, kini UMKM di tanah air semakin berkembang, seiring dengan perkembangan usaha tersebut, Fenti berharap UMKM di Indonesia semakin maju.

“UMKM Indonesia semakin maju karena kebetulan pemerintah dan terutama para BUMN juga sangat mendukung kita, dengan adanya binaan UMKM yang berada di bawah BUMN itu sendiri. Jadi maju terus UMKM Indonesia,” pungkasnya.