Erika Ardianto, seorang desainer fashion yang dikenal dengan karyanya yang inovatif, berkolaborasi dengan Kebaya Funky Community dalam Kebaya Week 2024.

Acara ini menjadi ajang untuk memperkenalkan lima koleksi kebaya yang unik, memadukan kain tradisional Indonesia dengan kain-kain organik bertema Yummy Kebaya.

Erika mengungkapkan, “Tema Yummy Kebaya ini terinspirasi dari makanan khas Indonesia seperti Putu Mayang, Soto Betawi, dan Sate Ayam. Kami ingin menghadirkan kebaya yang bisa dikenakan dalam keseharian, tetap nyaman, dan stylish.”

Dalam koleksinya, Erika tidak hanya menampilkan kebaya tradisional, tetapi juga dress casual, rok, dan celana 7/8.

Setiap busana dipadukan dengan tas dan aksesori dari Arra Jewelry yang menggunakan kain wastra Indonesia, dikreasikan menjadi anting, kalung, dan gelang.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kebaya bisa bertransformasi menjadi pakaian yang versatile dan dapat digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari,” tambahnya.

Erika memiliki pandangan yang kuat tentang pentingnya melestarikan kebaya sebagai bagian dari budaya Indonesia.

“Kebaya adalah busana nasional wanita Indonesia dan menjadi kebanggaan kita. Dengan adanya Hari Kebaya Nasional, ini adalah kesempatan untuk menggaungkan semangat ini kepada generasi muda, agar kebaya tetap digunakan dalam keseharian mereka,” ujarnya.

Garis rancang yang ditampilkan Erika kali ini adalah perpaduan antara gaya kontemporer, sedikit artsy, dan kuat.

“Kami menggunakan tas dari Yummy Craft dengan print yang terinspirasi dari Putu Mayang, Soto Betawi, dan Sate Ayam. Warna, siluet, dan inspirasi dari produk Yummy Craft menjadi ciri khas dari koleksi kami kali ini,” jelas Erika.

Ini menunjukkan betapa kreatifnya Erika dalam menggabungkan elemen tradisional dengan sentuhan modern yang membuat setiap koleksi terlihat unik dan menarik.

Melalui koleksinya di Kebaya Week 2024, Erika ingin menyampaikan bahwa kebaya bukan hanya untuk acara formal, tetapi juga bisa menjadi pilihan busana sehari-hari yang nyaman.

“Kebaya saat ini sudah bertransformasi menjadi berbagai bentuk yang bisa dipilih dan digunakan dalam keseharian. Ini bukan hanya untuk acara formal, tetapi juga bisa menjadi koleksi yang digunakan dalam setiap aktivitas,” kata Erika.

Berkarir di dunia fahion sejak 2016

Perjalanan karir Erika di dunia fashion dimulai sejak tahun 2016.

 “Dulunya saya adalah fashion editor dan kemudian menjadi konsultan. Sejak SMA saya sudah tertarik dengan dunia fashion, dan kebetulan sekolahnya juga di bidang fashion dan desain. Saya berkarir sebagai media people dan kemudian mendirikan brand sendiri,” ungkap Erika.

Brand Boldsession yang didirikannya menggunakan kain Ulos dan Batik Jakarta sebagai ciri khas.

Erika menjelaskan, “Boldsession menggunakan kain Ulos dan Batik Jakarta karena setiap jenis kain wastra Indonesia memiliki sifat dan sejarah masing-masing.”

Erika memiliki kedekatan dengan budaya Batak yang membuatnya tertarik menggunakan kain Ulos.

“Keluarga saya dekat dengan keluarga Batak, dan saya tertarik dengan sejarah serta filosofi kain Ulos. Sedangkan Batik Jakarta, saya gunakan karena kebanggaan saya sebagai warga Jakarta, dan motifnya yang sekarang semakin unik,” jelas Erika.

Filosofi ini tercermin dalam setiap desain yang dibuat oleh Boldsession, membuatnya memiliki karakter yang kuat dan cerita yang mendalam.

Untuk strategi pemasaran, Boldsession menyasar usia 25 hingga 50 tahun dengan penjualan offline dan online.

“Kami melakukan penjualan offline lebih banyak melalui gathering secara personal dan pop up booth store di beberapa department store. Selain itu, kami juga hadir di Tokopedia dan Shopee. Pada bulan Agustus nanti, kami akan masuk di Sarinah Indonesia,” kata Erika.

Ini menunjukkan bahwa Boldsession berupaya untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan memperluas pasar mereka.

Erika berharap melalui karyanya, kain Ulos dan Batik Jakarta bisa terus digunakan dan tidak punah di lekang zaman.

“Saya berharap karya saya dengan brand Boldsession ini bisa memberikan kesempatan kepada Ulos dan Batik Jakarta untuk digunakan sebagai busana keseharian para perempuan Indonesia, terutama generasi muda,” tutup Erika. 

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 203

Simak wawancara Kabari bersama Erika Ardianto dibawah ini