Erna Juliana memulai usaha Butik Zamira tahun 2008. Saat ini telah berubah nama menjadi Zamira Griya Cantik. “Waktu itu belum membuat baju desain sendiri. Saya masih kerjasama dengan teman desainer dari Bandung. Saya juga membeli dari Pasar Tanah Abang,” kata Erna kepada KABARI.
Seiring dengan berjalannya waktu, melihat animo masyarakat dan keinginan untuk belajar membuat Erna memutuskan belajar tentang fashion di PAPMI Yogyakarta Fashion School. “Alhamdulillah saat lulus, saya mendapat predikat untuk murid teladan 3, untuk baju kerja. Bahkan waktu itu desainnya dilombakan di Jogja Fashion Week yang digelar di Jogja Expo Center,” terang Erna.
Dengan belajar khusus tentang fashion, membuat Erna yakin bahwa fashion adalah passionnya.
“Kain tradisional dari Cilacap maupun Jawa Tengah itu juga sangat oke dan keren, ini yang mendorong saya ingin memajukan fashion agar lebih berkembang lagi,” tukas Erna.
Produk Zamira Griya Cantik adalah baju ready to wear dengan menggunakan material kain tenun Jawa Tengah dan batik khas Cilacap. “Jadi produk kami, ada tunik, jaket juga outer yang saya combine antara tenun, batik dan lurik,” kata Erna. Harga produknya dimulai dari 500k. “Karena kita menggunakan batik cap dan batik tulis, jadi harganya cukup tinggi. Seiring waktu, saya berharap harga produk yang kami jual bisa terjangkau ke berbagai lapisan masyarakat,” lanjutnya
Erna mengakui bahwa persaingan dalam bisnis fashion sangat ketat. Namun, menurut Erna tidak perlu takut. Karena kompetitor selalu ada di mana-mana. Yang utama adalah tonjolkan keunggulannya. “Produk kami menggunakan material dari kearifan lokal, juga inovatif dan variatif dalam desain,” kata Erna bangga.
Karena keunggulan tersebut, produk buatan Erna telah dipesan dari Jepang hingga Amerika. “Produk kami menggunakan wastra Nusantara. Jadi ada konsumen dari Jepang yang memesan baju. Ada juga dari Amerika. Alhamdulillah. Kemarin kami kirim ke Amerika untuk dikenakan satu keluarga. Kita bikin outer yang kekinian dan modis dengan menggunakan kain wastra Nusantara,” tuturnya.
Meski usaha yang ditekuni telah berjalan 16 tahun, namun Erna tetap rutin mempromosikan usahanya. “Teknik marketing yang sudah dijalani selama ini dengan menggunakan media sosial. Kami juga rutin mengikuti pameran baik di dalam maupun luar kota, seperti di Makassar dan Banjarmasin,” ungkap Erna.
Tak hanya itu, untuk memperkenalkan brand usahanya, Erna rutin mengikuti berbagai fashion show. Mulai dari Jogja Fashion Week, Jogja Fashion Festival, Semarang Fashion Trend, dan Banyumas Fashion Festival. “Saat fashion show, baju-baju kita tidak hanya dipakai oleh para model dari Indonesia saja tapi juga modelnya dari mancanegara. Jadi berharapnya, kain wastra Nusantara yang kami perkenalkan ini bisa digunakan oleh Gen Z dengan desain yang kekinian,” imbuh Erna.
“Saya rasa strategi marketing kami memang belum maksimal, ke depannya saya berharap bisa bekerjasama dengan para content creator, terutama dengan Gen Z. Sehingga marketingnya bisa lebih luas lagi jangkauannya,” sambung Erna.
Bagi Erna, tantangan terbesar dalam menjalankan Zamira Griya Cantik adalah kompetitor yang semakin banyak, yang berani menjual dengan harga murah. Selain itu, saat pandemi Covid-19, banyak usaha fashion yang gulur tikar. “Alhamdulillah kami sebagai UMKM di Kabupaten Cilacap bisa bertahan sampai sekarang,” ucapnya.
Sebagai pelaku UMKM, Erna berharap agar sesama pelaku usaha bersatu dan berkolaborasi. “Alhamdulillah keinginan saya membuat Cilacap Fashion Festival terwujud,” kata Erna.
Erna memiliki mimpi besar bagi Cilacap. Erna berharap, Cilacap sebagai bagian dari kota di Jawa Tengah bisa memberi kontribusi nyata dalam memperkenalkan wastra khas Cilacap. “Kain– kain kita bagus, saya ingin menggerakan teman-teman bersatu dan berkolaborasi untuk mengembangkan potensi wastra yang ada di Cilacap. Jadi karya – karya kita lebih dikenal di masyarkat. Alhamdulillah saya ikut tergabung dengan Indonesian Fashion Chamber di Semarang. Kita diskusi dengan teman–teman satu komunitas dengan teman – teman fashion designer untuk pengembangan dari desain – desain fashion kita,” pungkas Erna.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 206