Judith Bramanti, seorang mahasiswa di Sekolah Tinggi Inter Studi, tengah meniti jalan sebagai fashionpreneur muda yang berbakat. Dengan tekad kuat dan kecintaannya terhadap dunia fashion, Judith tidak hanya ingin menciptakan karya, tetapi juga berkomitmen melestarikan wastra Nusantara.
Ketertarikan Judith pada dunia fashion bukanlah hal yang terjadi secara kebetulan.
Ia mengungkapkan bahwa keluarganya memiliki latar belakang di bidang ini, sehingga sejak kecil ia sudah akrab dengan keindahan dan nilai seni yang terkandung dalam fashion.
“Dari kecil, saya sudah melihat betapa indahnya dunia fashion. Itu yang membuat saya ingin terjun ke dalamnya,” ungkap Judith.
Selain itu, ia melihat potensi besar industri fashion di Indonesia, yang semakin berkembang dan menarik perhatian dunia.
Judith telah menciptakan berbagai koleksi fashion yang terinspirasi dari kekayaan budaya Indonesia. Salah satu koleksinya adalah koleksi yang terinspirasi dari motif batik banji. Dalam koleksi ini, ia menampilkan keindahan strata-strata batik di masa lalu dalam balutan busana muslim yang anggun.
Karyanya juga terlihat dalam acara IN2MF 2024, di mana ia mengusung tema hutan bakau Semarang dan bekerja sama dengan pembatik lokal.
Selain itu, Judith berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi YOU C 1000 dengan koleksi bertema Halmahera yang memadukan kain tenun khas Maluku Utara.
“Melalui setiap koleksi, saya ingin menyampaikan cerita dan filosofi dari wastra Indonesia,” ujarnya.
Selain fokus pada koleksi pribadinya, Judith juga menjadi desainer utama untuk Raditha, sebuah brand muslim wear yang mengusung konsep smart modest.
Produk-produk Raditha mencakup abaya, tunik, mukena, hijab instan, hingga sajadah. Tidak hanya itu, Raditha juga menawarkan produk handmade yang memadukan elemen bordir dan kreasi seni lainnya, dengan pilihan warna dari earth tone hingga warna cerah yang menarik.
Judith menjelaskan Raditha mengedepankan fleksibilitas desain.
“Baju-baju muslim kami bisa dipakai oleh teman-teman non-hijab sekalipun karena mudah di-mix and match,” jelasnya. Menyambut bulan puasa, Raditha juga tengah mempersiapkan hampers menarik, termasuk mukena travel dengan desain eksklusif.
Raditha memanfaatkan pendekatan personal dan digital untuk memperkenalkan produknya. Mulai dari pemasaran mulut ke mulut hingga memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, Tokopedia, dan Shopee, Judith terus berusaha memperluas jangkauan pasar.
Sebagai mahasiswa yang juga aktif mengembangkan bisnis, Judith mengakui bahwa membagi waktu tidaklah mudah.
Namun, ia bersyukur karena ilmu yang didapat di bangku kuliah sering kali menginspirasi desainnya.
“Kuliah di bidang fashion membantu saya menciptakan desain yang sesuai dengan identitas dan seni yang ingin saya tampilkan,” ungkapnya.
Selain itu, Judith juga bekerja sebagai asisten desainer di Sita Soetanto, yang memberinya pengalaman berharga di industri fashion.
Judith memiliki visi besar untuk masa depannya. Ia berharap dapat memperkenalkan brand Judith Bramanti sebagai merek yang memahami filosofi wastra Nusantara dan menjadikannya inspirasi dalam desain modern.
Tidak hanya itu, ia ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi agar ilmunya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sementara itu, untuk Raditha, Judith berharap brand ini dapat diterima lebih luas sebagai modest fashion yang inovatif namun tetap mengedepankan nilai tradisional.
“Kami ingin menciptakan sesuatu yang sesuai dengan pakem budaya, tetapi tetap modern dan relevan,” tuturnya.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 208
Simak wawacara Kabari bersama Judith Bramanti dibawah ini.