Seperti diketahui, nama KPK itu identik dengan lembaga negara yang kerjaannya memberantas korupsi di Indonesia. Namun ternyata ada KPK lain yang tugasnya bukan memberantas korupsi, melainkan rasa lapar! Ya! KPK yang dimaksud adalah KPK yang artinya itu Kantin Pak Karim. Tugas utamanya mengenyangkan perut siapa saja yang lapar.

KPK-pak Karim sudah duluan ada sebelum lembaga rasuah itu berdiri. Sudah eksis sejak tahun 1980-an di Gedung Arthaloka, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Kata Pak Karim, manajemen gedung menamakan kantin ini sebagai kantin murah meriah Pak Karim. Murah, karena harga makanan yang dijajakan ramah di kantong. Dahulu tidak ada bayar sewa. Tahun 1996, setelah ada bayar sewa kantin pindah lokasi ke tempat yang strategis.

Pindah lokasi berujung cuan. Animo pembeli semakin tinggi. Satu hari bisa berkuintal beras habis, start mulai pukul 7 pagi hingga 16.00 WIB. KPK menyediakan beragam menu makanan, mulai dari Soto Daging, Soto Ayam, Sate, Gado-gado, Nasi Goreng dan lainnya. Dalam perkembangan, kantin lalu pindah ke belakang gedung. Sedikit berkurang pendapatan, tetapi tidak masalah. Pelanggan yang lapar masih mencari makanan di kantin KPK.

Sekarang, KPK dikelola juga oleh anak pak Karim, Asih Dewi Karim. Di tangan Asih KPK mulai me-rebranding. “Saya punya kebanggaan tersendiri atas usaha bapak. Ada panggilan hati untuk membesarkan KPK. Sudah terbilang sukses versi bapak, dari kaki lima sampai punya kantin. Sebagai anak, ada dorongan untuk membuat lebih KPK,” tuturnya kepada KABARI.

Mulai 2016, Asih me-rebranding KPK. Kantin murah meriah diubah menjadi Kantin Pak Karim. Namanya memang mirip dengan instansi Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), tapi KPK ini memberantas rasa lapar. KPK lalu going digital, merambah Instagram (IG), facebook, dan masuk dalam jajaran makanan lainnya di GoFood dan GrabFood.

“Pelanggan bapak banyak yang kaget kok sekarang ada di Internet? Otomatis Bapak jadi semakin terkenal. Saya tidak mau brand ini hanya kantin saja tanpa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.”

Kini, makanan bisa pesan dari jauh dan KPK tidak mentok di gedung Arthaloka saja. Pelanggan dapat mengetahui update menu-menu jika lihat sosial media dan tidak harus datang ke kantinnya langsung.

Menu KPK tetap makanan Indonesia dengan rasa rumahan. Sejak 2017, KPK mulai menciptakan menu baru, rice bowl sego campur. Isiannya lengkap dan harganya tidak mahal. Sego campur KPK diklaim berbeda dengan nasi campur lainnya karena di dalamnya ada urap, telur, ikan cabe ijo, teri kentang dan lainnya.

Nah, berhubung masih pandemi, jualan di sosial media menjadi cara yang harus KPK tempuh. Menjaga kesehatan bapak dan ibu adalah yang utama, kata Asih. Tidak masalah kantin terkadang buka – tutup dan kurang produktif.

“Jadi kita manfaatkan sosial media untuk tetap ada dan melayani pelanggan. Apalagi sekarang setiap Jumat kita ada sedekah bagi-bagi makanan di jalan. KPK tidak ambil keuntungan sepeser pun dari kegiatan ini. Karena bapak pikir memberi seseorang yang membutuhkan itu sangat luar biasa.”

Selengkapnya Klik Video Berikut Ini :