Sebagai asli orang Jakarta, R. Emma Damayanti memiliki kecintaan mendalam terhadap kotanya. Ia merasa bahwa tanggung jawab untuk mengembangkan fashion khas DKI Jakarta berada di tangan warganya sendiri.
“Kebetulan saya ini kelahiran Jakarta, saya asli orang Jakarta, jadi bagi saya siapa lagi yang bisa mengembangkan fashion khas DKI Jakarta,” ujar Emma.
Meskipun usianya tidak lagi muda, semangatnya untuk terus membuat desain-desain yang merefleksikan keindahan Jakarta tidak pernah surut.
Emma memilih nama “Rumah Betawi” untuk brand-nya karena desain-desainnya terinspirasi dari budaya Betawi. “Saya menamakan desain saya ini Rumah Betawi karena saya mendesain seluruh khas DKI Jakarta,” jelasnya. Koleksi ini mencakup kebaya encim dan batik Betawi, yang semuanya mencerminkan keunikan dan kekayaan budaya Jakarta.
Emma menuturkan bahwa hobinya yang besar terhadap desain dan cintanya kepada Jakarta menjadi alasan utama ia membuka usaha fashion ini.
“Alasan saya itu memang hobi, hobi banget coret mencoret,” katanya. Desain-desainnya adalah wujud cinta Emma terhadap kota kelahirannya, di mana ia menuangkan seluruh ide kreatifnya untuk mempromosikan budaya Jakarta.
Setiap desain Emma memiliki filosofi yang berkaitan erat dengan budaya Betawi. Ia mengungkapkan, “Saya ini tidak jauh-jauh merancang tentang DKI Jakarta.” Misalnya, motif kembang kaca piring yang sering digunakan dalam desainnya. “Kembang kaca piring itu dari zaman nenek moyang saya dulu sangat diagung-agungkan,” tuturnya. Selain itu, Emma juga terinspirasi oleh penari topeng blantek, sebuah seni tradisional khas Jakarta.
Keunikan rancangan Emma terletak pada filosofi budaya Jakarta dan penggunaan warna-warna yang berani.
“Setiap desain saya itu pasti berbau filosofi tentang Jakarta,” jelasnya. Ia membandingkan desainnya dengan batik Solo yang lebih kalem, sementara desainnya sendiri mencolok dengan warna-warni yang cetar. Selain itu, semua koleksinya adalah limited edition, memastikan bahwa setiap busana adalah unik dan tidak ada yang sama.
Emma sangat selektif dalam memilih bahan untuk setiap rancangannya. “Batik yang saya buat adalah bahan katun primisima yang super,” katanya. Ia juga menggunakan sutra untuk memenuhi permintaan khusus dari pelanggan yang menginginkan kebaya atau batik dari bahan tersebut.
Sejak memulai usahanya pada tahun 2010, Emma mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dan jaringan pertemanan. Ia juga aktif mengikuti berbagai pameran, baik di dalam maupun luar negeri, dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Dinas UKM DKI.
“Alhamdulillah sudah ke berbagai negara,” ungkapnya. Produk-produk Rumah Betawi juga tersedia di Sarinah Thamrin lantai 1.
Emma merasa bersyukur karena usahanya terus berkembang. “Kalau perkembangan usaha namanya fashion wanita itu tidak ada habisnya,” tuturnya. Menurutnya, kebaya adalah busana yang selalu dibutuhkan, sehingga permintaan selalu ada dan meningkat.
Emma bercita-cita untuk memiliki gerai di bandara agar dunia dapat mengenal keindahan desain khas Jakarta. “Saya punya cita-cita suatu hari punya gerai di Bandara biar seluruh dunia tahu bahwa Jakarta itu mempunyai ciri khas desain yang sangat cantik,” harapnya.
Ia juga ingin menginspirasi anak muda Jakarta untuk mengembangkan fashion design, melanjutkan upayanya dalam melestarikan budaya Betawi.
Emma menawarkan desain limited edition yang memastikan setiap kebaya adalah unik. Jika ada pelanggan yang ingin desain serupa dengan yang lain, ia akan membuat variasi pada detail tertentu. “Jadi memang semua ini saya buat limited edition,” jelasnya.
Proses pembuatan batik Betawi yang dikerjakan Emma menggunakan teknik tulis colet, yang memakan waktu cukup lama. Untuk batik semi tulis, prosesnya bisa memakan waktu sekitar satu minggu, sedangkan batik tulis penuh bisa mencapai satu bulan.
“Kalau untuk kebaya, prosesnya satu kebaya bisa sekitar 2 minggu atau 1 bulan tergantung banyaknya bunga,” tuturnya. Kebaya yang dibuat Emma memiliki bordir tangan yang halus, bukan bordir mesin besar, menambah nilai eksklusif pada setiap rancangannya.
Dengan dedikasi dan cintanya terhadap budaya Betawi, R. Emma Damayanti terus berkarya melalui Rumah Betawi, memperkenalkan keindahan Jakarta ke kancah dunia fashion.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 201
Simak wawancara Kabari bersama R. Emma Damayanti dibawah ini