Di tengah persaingan ketat industri kecantikan, brand lokal RoseMary justru hadir dengan pendekatan berbeda: kualitas tinggi dengan harga terjangkau. Brand yang dibangun oleh Lie Antonius ini mulai memperkenalkan produk-produknya secara aktif dalam beberapa bulan terakhir, meski sebenarnya sudah dirintis sejak dua tahun lalu.

“Kami baru mulai genjot pemasaran karena ingin memastikan semua produk yang kami luncurkan benar-benar sempurna,” ujar Lie Antonius, Owner RoseMary. Meski brand-nya terbilang baru, pabrik yang memproduksi produk-produk tersebut telah berdiri selama 40 tahun sejak era ayahnya.

Salah satu kekuatan RoseMary adalah inovasi dalam konsep hybrid—menggabungkan fungsi kosmetik dengan manfaat perawatan kulit. Misalnya, produk lipstick RoseMary tidak hanya memberi warna, tetapi juga mengandung vitamin E dan UV filter. Begitu juga dengan lip serum dan moisturizer yang diformulasikan untuk merawat, bukan sekadar mempercantik.

Produk andalan RoseMary, seperti lipstick dengan harga hanya Rp13.500 dan produk penghilang bau badan seharga maksimal Rp39.000, kini mulai mendapat perhatian pasar. “Kami ingin menciptakan barang bagus dengan harga yang bisa dijangkau masyarakat luas. Murah bukan berarti murahan,” tegas Lie.

Menariknya, strategi pemasaran RoseMary tidak mengandalkan iklan besar-besaran. Lie justru percaya kekuatan promosi dari mulut ke mulut yang didukung kualitas produk lebih ampuh menciptakan pelanggan setia.

“Ada dua pilihan: iklan besar tapi kualitas turun, atau iklan minimal tapi kualitas maksimal. Saya pilih yang kedua. Saya dan keluarga pakai semua produk kami sendiri, jadi kami tahu ini aman dan layak,” jelasnya.

Saat ini, produk RoseMary telah tersebar di 17 provinsi lewat sistem distribusi offline. Sementara untuk pasar online, brand ini mulai aktif melalui akun resmi RoseMary Official.id dan jaringan reseller.

Meski brand-brand besar mendominasi pasar, Lie tak gentar. Fokusnya adalah menjaga mutu dan kepercayaan konsumen. “Kalau kualitas dijaga dan harga tetap masuk akal, saya yakin orang akan kembali beli. Kuncinya adalah kepercayaan.”

Ke depan, Lie punya mimpi besar untuk membawa RoseMary menjadi perusahaan terbuka (Tbk) dan menembus pasar multinasional. “Tapi untuk sekarang, fokus kami adalah memperluas penyebaran karena bagi kami, kecantikan itu tidak harus mahal,” pungkasnya.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 215

Simak wawancara Kabari bersama Lie Antonius dibawah ini