Ketika seni tradisional bertemu dengan kemewahan, lahirlah produk unik yang memancarkan keindahan serta kualitas tinggi. Inilah yang diwujudkan oleh Zante, sebuah brand tas yang menggabungkan anyaman khas Nusantara dengan kulit eksotik.
Di balik kesuksesan Zante, ada sosok Susy Darmayanti, sang founder yang berangkat dari kecintaan terhadap tas dan keinginan untuk mengeksplorasi warisan budaya Indonesia.
Dari Hobi Menjadi Bisnis
Berawal dari hobi mengoleksi tas, Susy mulai berpikir untuk menciptakan sendiri koleksi pribadinya. Namun, seiring waktu, muncul gagasan untuk mengembangkan hobinya menjadi bisnis yang lebih serius. “Saya mulai serius berbisnis tas sekitar tiga tahun lalu. Awalnya, saya hanya membuat untuk koleksi pribadi, tetapi kemudian saya tertarik untuk berinovasi,” ungkapnya.
Dalam perjalanannya, Susy menyadari bahwa anyaman Indonesia memiliki potensi besar. “Saya melihat banyak brand besar mulai memanfaatkan anyaman, padahal Indonesia memiliki kekayaan anyaman yang luar biasa. Dari situ, saya mulai mengeksplorasi dan mengombinasikannya dengan kulit eksotik,” tambahnya.
Produk Zante memadukan anyaman khas dari berbagai daerah dengan kulit eksotik berkualitas tinggi. Beberapa koleksi yang telah dibuat antara lain, Tas kombinasi rotan Jawa dan kulit biawak, Tas dengan anyaman Kalimantan, kulit biawak, dan kulit domba, Tas full leather dari kulit biawak dan kulit sapi, Dompet dari kulit biawak dan python, Tas dari kulit coco Himalaya, yang saat ini sedang populer
Semua produk Zante dibuat dengan detail tinggi dan sentuhan eksklusif, sehingga memiliki ciri khas tersendiri.
Dalam menjalankan bisnis ini, Susy menghadapi tantangan utama dalam mendapatkan bahan baku anyaman. “Kulit eksotik relatif mudah saya dapatkan karena sudah memiliki mitra penyamak yang handal. Namun, anyaman lebih menantang. Banyak pengrajin yang selama ini hanya fokus ekspor, sehingga harga cukup tinggi,” jelasnya.
Meskipun begitu, Susy tetap berkomitmen untuk mempertahankan kualitas. “Kami terus mengeksplorasi berbagai jenis anyaman dan mencari cara terbaik untuk mengombinasikannya dengan kulit eksotik agar menghasilkan produk yang nyaman dan berkualitas tinggi.”
Pasar Lokal hingga Internasional
Zante saat ini lebih banyak dijual di Indonesia, tetapi sudah mulai merambah pasar luar negeri. “Akhir tahun lalu, kami mendapat kesempatan masuk ke galeri di Busan, Korea Selatan. Kami juga menerima pesanan dari Jepang, meskipun lebih bersifat custom,” ujarnya.
Salah satu keunggulan utama Zante adalah seluruh produknya dibuat secara handmade. “Dari bahan baku hingga proses produksi, semua dilakukan dengan tangan. Karena itu, setiap tas memiliki karakter unik dan tidak ada yang benar-benar sama,” kata Susy.
Ia pun menegaskan Zante mengusung tagline ‘one of a kind charm’, yang menandakan keunikan setiap produknya. “Kulit eksotik memiliki corak alami yang berbeda-beda, begitu juga dengan anyaman yang dikerjakan pengrajin. Hal ini menjadikan setiap tas Zante benar-benar eksklusif.”
Dalam memasarkan produknya, Susy masih mengandalkan metode konvensional melalui rekomendasi pelanggan setia dan sistem pemesanan khusus untuk produk high-end. “Kami juga sedang mengembangkan website agar bisa melayani pembelian online,” tambahnya.
Ke depan, Susy berharap Zante bisa menjadi brand tas eksklusif bertaraf internasional. “Kami ingin terus berkembang dan berkontribusi dalam memperkenalkan anyaman Indonesia ke kancah dunia. Yang penting, kami harus tetap konsisten dalam menjaga kualitas dan terus berinovasi.”
Zante pun telah meraih berbagai penghargaan yang menjadi bukti kualitasnya. “Kami memenangkan kompetisi Asta Kriya dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta meraih dua penghargaan dari Dekranas. Ini semakin memotivasi kami untuk terus berkarya dan menghadirkan produk terbaik.”
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 210
Simak wawancara Kabari Susy Darmayanti dibawah ini.