Kesepian adalah keadaan emosi kompleks yang ditandai dengan isolasi, keterputusan, dan kurangnya koneksi sosial yang berarti. Hal ini dapat mempengaruhi individu dari semua lapisan masyarakat.

Seseorang bisa mengalami kesepian karena berbagai alasan seperti kehilangan orang yang dicintai atau mengalami pengucilan sosial. Faktor-faktor seperti isolasi yang disebabkan oleh pandemi telah memperburuk masalah global ini dan menimbulkan ancaman besar terhadap kesejahteraan mental dan fisik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kesepian sebagai masalah kesehatan global, dan Ahli Bedah Umum AS, Dr. Vivek Murthy menyatakan bahwa kesepian sama berbahayanya dengan merokok 15 batang sehari.

WHO telah membentuk Komisi Hubungan Sosial, yang membahas perlunya mencegah kesepian karena dampaknya yang mengkhawatirkan terhadap kesehatan. Komisi ini bertujuan untuk mengangkat kesepian sebagai prioritas kesehatan masyarakat global, dan mengusulkan agenda global mengenai hubungan sosial.

Diketuai bersama oleh Dr. Vivek Murthy dan Chido Mpemba, komisi ini berupaya menunjukkan bagaimana koneksi dan hubungan pribadi dapat meningkatkan kesejahteraan individu dan komunitas.

Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan konsekuensi seriusnya, dengan menyatakan, “Tingginya tingkat isolasi sosial dan kesepian di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan. Orang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan masih banyak lagi.”

Dalam salah satu laporannya yang berjudul ‘Epidemi Kesepian dan Isolasi Kita’, Dr. Vivek Murthy, ahli bedah umum AS menulis, “Dampak kematian akibat terputusnya hubungan sosial serupa dengan yang disebabkan oleh merokok hingga 15 batang sehari.”

Chido Mpemba, Utusan Pemuda Uni Afrika juga menyoroti sifat universal dari kesepian, dengan mengatakan, “Kaum muda tidak kebal terhadap kesepian. Isolasi sosial dapat menyerang siapa saja, berapa pun usianya, dan di mana pun.”
Kesepian dikaitkan dengan risiko demensia 50% lebih tinggi dan risiko penyakit arteri koroner atau stroke 30% lebih tinggi pada orang lanjut usia. Hal ini juga berdampak pada kehidupan remaja dimana 5% hingga 15% remaja mengalami kesepian. Di Afrika, 12,7% remaja bergulat dengan kesepian, dibandingkan dengan 5,3% di Eropa.

Tips Mengatasi Kesepian

Apa yang Anda rasakan adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan saat menghadapi kesepian. Menemukan solusi terhadap sesuatu itu sulit jika tidak tahu apa yang sedang dihadapi.

Luangkan waktu untuk bersantai dan melakukan apa yang terbaik yang Anda bisa. Mengalihkan fokus dari rasa kesepian benar-benar dapat membantu merasa lebih baik. Anda dapat mencoba hobi atau upaya baru untuk mencapai tujuan Anda.

Kurangnya koneksi sosial seringkali mengakibatkan kesepian. Temui orang-orang baru dan bangun hubungan.

Merawat diri sendiri sangatlah penting. Prioritaskan makan makanan yang seimbang untuk pikiran dan tubuh. Makanlah banyak karbohidrat kompleks, asam lemak, dan sayuran berdaun hijau untuk menjaga suasana hati tetap bahagia. Sementara itu, sebaiknya hindari makanan pemicu depresi dan kecemasan seperti gula olahan dan lemak trans.

Sumber foto: Bob Price / Pexels.com

Baca Juga: