Berawal dari hanya satu karyawan di dapur rumah. Dijual dari mulut ke mulut. Kini Peyek Nyai tumbuh dan berkembang. Menghasilkan cuan yang lumayan sekaligus menciptakan lapangan kerja.

Suatu hari Yessi Calissa mengingat bisnis peyeknya ini didirikannya pada akhir 2018. Asal muasalnya, karena di rumahnya sering membuat rempeyek. Yessi berpikir peyek atau rempeyek ini adalah makanan tradisional Indonesia. Makanan yang perlu dibanggakan karena enak rasanya dan bisa dimakan dengan apa saja.

“Jadinya  saya membesarkan usaha Peyek Nyai ini dengan tujuan agar tradisi makan peyek tidak hilang di generasi-generasi yang baru, bahkan ingin memperkenalkan makanan khas Indonesia ke mancanegara. Mengharumkan nama Indonesia dengan membesarkan tradisi makan rempeyek,” tuturnya kepada KABARI.

Yessi Calissa

Yessi mengakui dirinya tidak memiliki latar belakang di bidang Food & Beverage. Namun kuliah di University of California, Los Angeles (UCLA) jurusan ekonomi dan akutansi sedikit banyak membantu dirinya untuk mengerti konsep bisnis secara umum.  Ia lalu memberanikan diri membuka usahaa restoran, coffee shop, dan akhirnya belajar tentang  dunia Food & Beverage.

Peyek Nyai dimulai dari rumah dengan modal yang sedikit. Hal itu lantaran, Yessi menggunakan keperluan yang sudah ada di rumah, jadi hanya membeli bahan-bahan saja. Dengan dibantu asisten rumah tangga (ART), Yessi melayani pesanan pelanggan. Mulai dari menerima pesanan, membuat peyek, mengemas hingga mengirim peyek ke lokasi pelanggan.

Lambat laun dengan promosi dari mulut ke mulut. Orderan semakin banyak, Peyek Nyai kemudian pindah ke tempat produksi yang lebih besar, berikut dengan timnya yang semakin bertambah jumlahnya.

“Sejauh ini respon pasar sangat bagus. Karena memang awalnya buka pre order ke teman-teman saja dari rumah. Ternyata pada ketagihan, bahkan merekomendasikan ke orang lain yang membuat orderannya semakin banyak. Peyek Nyai bahkan sudah terdengar oleh orang yang diluar negeri yang kangen makanan Indonesia,” tutur Yessi.

Peyek Nyai dari yang berawal hanya menawarkan varian original, sekarang sudah tersedia beragam varian. Mulai dari  Peyek Kacang Tanah, Peyek Teri Medan, Peyek Udang Rebon, Peyek Teri Cabai Rawit, Peyek Kedelai Hitam, Peyek Kacang Hijau. Peyek Nyai bukan hanya menjual peyek saja, tetapi  juga menjual kacang-kacangan dan sambal.

Yessi Calissa mengatakan untuk harga Peyek Nyai memang terbilang lebih tinggi dibandingkan peyek pada umumnya. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Yessi menggunakan bahan bermutu prima untuk memproduksi peyek yang berkualitas.  

Nah, mengingat siapapun bisa membuat peyek, tak mudah baginya menjalani bisnis peyek. Ia pun melakukan beberapa strategi.  

Yessi Calissa

Pertama, gencar melakukan branding karena branding adalah yang membedakan Peyek Nyai dengan brand lain.  Kedua adalah kualitas yang harus selalu terjaga, dan selalu menepati janji ke customer, sesuai yang diiklankan yaitu sebagai peyek yang mempunyai rasa enak, proses pembuatan yang bersih, dan kualitas terjamin.  Ketiga selalu inovasi, dari segi produk maupun segi penyampaian ke customer.

“Karena walaupun makanan tradisional, kita harus selalu up to date dengan perkembangan pasar. Maksudnya produk dari segi varian rasa, kemasan, dan harga. Kita harus tahu keinginan pasar kita, dan menciptakan produk yang cocok dengan targetnya,” kata Yessi.

Terlepas dari halang rintang, Yessi dengan bisnisnya berhasil menghidupi banyak karyawan. Artinya menciptakan lapangan kerja. Yang selalu menjadi motivasi dirinya adalah setiap tanggal gajian. Ketika tanggal tersebut, karyawan Yessi bisa mendapat nafkah untuk biaya sekolah, biaya anak, atau bahkan biaya hidup mereka sehari-hari.

Perihal rencana ke depan, Peyek Nyai masih akan fokus jualan secara online dan supply ke toko oleh, supermarket, dan reseller.  Peyek Nyai rencana akan merambah ke offline store agar customer dapat mendapatkan pengalaman langsung dari tim Peyek Nyai.  

“Saya ingin membesarkan nama Peyek Nyai sebagai rempeyek nomor 1 di Indonesia. Jadi kalau orang mau makan rempeyek, selalu ingatnya Peyek Nyai,”pungkas Yessi Calissa.

Artikel ini dapat dilihat di Majalah Digital Kabari Edisi 185

Simak video pilihan Kabari dibawah ini