KabariNews - Konon, pada abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di Kesultanan Palembang-Darussalam. Ada seorang pedagang keturunan Tionghoa yang berjualan sejenis makanan terbuat dari campuran sagu dan ikan Belida. Warga Palembang memanggilnya ‘Apek’ sebutan orang Palembang untuk lelaki tua Tionghoa. Konon pula, akhirnya nama makanan yang dijual itu pun disebut sebagai ‘Apek-apek’ dan sekarang dikenal dengan Pempek-Pempek. Dilihat dari sejarahnya pembuatannnya, Pempek diolah k...
Read more