Dalam catatan rekor MURI yang KABARI telusuri sangat sedikit drummer wanita Indonesia yang pernah memecahkan rekor. Sejauh ini hanya ada nama-nama seperti Aisya Soraya Zahira, Jeane Phialsa dan Bunga Bangsa.

Uniknya, ketiga meraih rekor MURI di usia yang masih muda. Tentu menjadi prestasi tersendiri bagi mereka khususnya, dan Indonesia umumnya karena memiliki talenta yang luar biasa dalam dunia musik.

Bagi Bunga Bangsa, capaian MURI yang diperolehnya menjadi semacam kebanggaan tersendiri, terlebih dia berhasil meraih rekor itu saat usianya muda dan menjadi trigger Bunga untuk memberikan karya yang terbaik bagi bangsa.

Monica Kezia Bunga Keinanti atau Bunga Bangsa adalah drummer progressive rock perempuan asal Kota Semarang. Ketertarikannya pada alat musik “gebuk” ini muncul saat dirinya masih kecil. Bunga kecil termasuk anak yang tidak bisa diam alias aktif.

“Kecilan saya orangnya itu sangat aktif, suka mukul-mukul sesuatu, meja sendok, dan lainnya. Orang tua kemudian mengarahlan saya ke arah yang lebih produktif, kebetulan zaman itu ada Indonesia mencari bakat. Saya lihat drummer cilik wanita dengan genre rock yg bernama JP Millenix. Saya jadi suka dan tertarik instrumen drum” kata Bunga.

Dalam batinnya ada keinginan untuk ikut dalam ajang itu. Bunga sebelumnya sudah ikut kursus musik termasuk drum sewaktu masih di Salatiga. Dari membaca partitur, dasar-dasar bermain alat musik dan lainnya. “Lama-kelamaan jadi makin senang saja bermain drum. Di saat yang sama saya juga sempat kursus selain drum juga tetapi yang bertahan hanya drum saja,” tuturnya.

Singkat cerita, keinginannya menjadi drummer professional semakin menjadi manakala drummer favoritnya, Rizki 13 menjadi mentornya dalam bermain drum. Bisa dibilang menjadi salah satu titik balik Bunga Bangsa untuk lebih mantap menjadi musisi yang ditunjukkan dengan skill bermain drum yang semakin meningkat dari hari ke hari.

Dari sana Bunga juga  mulai menyukai genre metal dan menentukan untuk memilih genre tersebut sebagai passionnya berkarya dalam instrumen drum.

“Waktu kelas 1 SD itu saya sudah suka musik bergenre apa saja. Waktu  SMA, saya musik metal , Merasa tertantang juga dengan teknik-teknik bermain drum metal. Buat saya musik metal bukan hanya sebuah genre musik atau sebuah style bermain musik.Tetapi lebih dari itu, lewat musik metal saya menemukan jati dirinya,” ucap Bunga.

Orang tua Bunga selalu mendukung apa yang disukai oleh anak perempuannya dan memberi komitmen dengan pilihan tersebut selagi itu positif. Tumbuh dengan dukungan penuh cinta dan tantanan dari kedua orang tua dan kakaknya, Bunga tidak pernah berhenti untuk berkembang, Bunga kemudian memberanikan diri membuat single dengan konsep cross culture.

3 Single

Sepanjang karir bermusiknya, Bunga Bangsa telah merilis tiga single. Single pertamanya berjudul Panggrantesing Jagad (Kesedihan Bumi) di tahun 2020. Panggrantesing Jagad ini merupakan single cross culture antara progresif metal dan etnis jawa. Single ini mengangkat tema kerusakan alam yang disebabkan oleh ulah manusia.

Sementara single kedua berjudul Prahara Rusaking Jagad (Kejadian Rusaknya Bumi) di tahun 2022. Prahara Rusaking Jagad  bercerita tentang peristiwa rusakny abumi akibat ulah manuysia yang memanfatakan bumi secara berlebihan dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi dan golongan tanpa memikirkan dampak panjang terhadap keberlangsugngan seluruh mahkluk higupo di bumi.

Di tahun 2023, Bunga Merilis single ke 3 sekaligus sequel dari runtutan cerita tentang Rusaknya Bumi dan seisinya. Single ke 3 ini berjudul Rurah (Rusak). Bunga menjelaskan Rurah bercerita tentang Egosentris manusia yang terjadi belakangan ini.

Manusia mulai hanya memikirkan keinginan dirinya sendiri, mereka tega melakukan segalanya, dengan cara apapun untuk memenuhi hasrat nafsunya yang tidak pernah tercukupi. Sehingga pada akhirnya tanpa sadar merusak semua yang ada disekitarnya bahkan menghancurkan dirinya sendiri. Inilah cikal bakal yang menjadikan Manusia memiliki “Ideologi Sampah”.

Sebagai Musisi muda yang memiliki visi untuk melestarikan budaya Indonesia, komposisi Lagu Rurah merupakan cross culture dari musik Gamelan Banyuwangi dan Ritme Latin Percussion. Dalam karya ini, Bunga berkolaborasi dengan Komunitas Musik Tradisional Banyuwangi dan Komunitas Perkusi USBP (United States of Bandung Percussion).

“ Disini saya ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dari karya yang sebelumnya, saya tidak lagi bermain Drum Set, melainkan bermain perkusi menggunakan ragam barang yang sudah tidak terpakai (sampah),” tuturnya.

Kendati demikian Bunga tetap meramu komposisinya dalam balutan khas musik Progressive yang memiliki multi birama serta sinkopasi yang unik dalam karyanya. Rudimental Drag serta Flam tersusun menarik melengkapi aksentuasi ritmik sesuai dengan kebutuhan Komposisi dan Karakter karyanya. Susunan Notasi Tradisional pun dipikirkan secara apik oleh seluruh tim gamelan dan sindennya.

“Semoga karya ini bisa mewarnai khasanah Musik Indonesia dan menjadi pengingat bahwa ke Egoisan Manusia dapat membuat Rusaknya Hukum Alam. Semoga lagu ini juga menjadi Inspirasi bagi anak muda untuk tidak melupakan Kebudayaan Indonesia,” kata Bunga.

Rekor MURI

Selain merilis single, dalam perjalanan sebagai Drummer Bunga sudah mencapai banyak sekali prestasi.  Yang paling mentereng saat dia memecahkan rekor Muri sebagai “Remaja Perempuan Penabuh Drum Terlama” (22 Jam) di tahun 2021. Bunga memecahkan rekor MURI karena memainkan drum selama 22 jam. Pemecahan rekor ini dilakukan di Gedung De Majestic, Bandung, Jawa Barat pada 3-4 April 2021 lalu.

“MURI ini timingnya pas saat saya mau promo single. Eh ada pandemi. Saya jadi tidak terlalu aktif beda saat sebelum pandemi. Mau ngapain ya yang ingin dikerjain. Ndilalah-nya orang tua juga mendukung pemecahan rekor ini sekaligus jadi ajang buat penggalalan dana juga anak-anak yatim piatu,” kata Buna.

Untuk memecahkan rekor, Bunga memukul drum selama dua hari, di mana dia bermain selama beberapa sesi agar ada jeda waktu istirahat. Bunga memainkan banyak lagu dengan penuh  tantangan. Salah satu tantangannya adalah dia harus merasa nyaman dan konsentrasi supaya tetap ingat lagunya. Lagu yang dipilihnya cukup beragam dari genre rock sampai metal.

Acara pemecahan rekor tersebut juga diikuti oleh 1400 anak yatim di Mizan Amanah seluruh Indonesia. Mereka hadir buat memberi dukungan ke Bunga Bangsa untuk memainkan drum. Tentu saja, mereka semua berpartisipasi secara virtual melalui aplikasi zoom karena pandemi yang belum usai.

Bunga berhasil menggalang donasi sebesar 2.2 Miliar yang seluruhnya diberikan kepada 1400 Anak Yatim di seluruh Indonesia melalui Yayasan Mizan Amanah. Seluruh hasil donasi dan lelang akan diberikan 100 persen ke anak-anak yatim melalui Yayasan Mizan Amanah.

Pengalaman luar biasa ini sangat berkesan baginya. Untuk mempersiapkan diri, gadis berambut hitam panjang ini sebelumnya berlatih rata-rata enam jam untuk setiap latihan. Namun, mendekati hari-H, Bunga memperbanyak latihan menjadi 8 jam sehari.

Sebelum memecahkan rekor MURI, segudang prestasi lain juga telah berhasil diraih Bunga. antara lain, Popular Champion Hit Like A Girl 2019. Juara 1 Fantasia Drum Competition Tingkat Nasional 2018. Juara 1 Drum Competition “Hari Koperasi” se- Jateng 2017. Best Drummer UNS National Band Competition 2016. Grand Finalist Hammer Drum Competition Tingkat Nasional 2018. Grand Finalist Drummer for “Abimanyu Project” @BoyolaliRock Festival 2019. “Hit Like A Girl adalah sebuah kompetisi drum internasional yang diperuntukkan bagi drummer wanita, diikuti oleh ratusan peserta dari sekitar 30 lebih negara.

Artikel ini dapat dilihat di Majalah Digital Kabari Edisi 190

Baca juga: