Menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) merupakan bagian dari mimpi Ivanna Zakiyah sejak SMA.

Ia berhasil lolos pada pilihan pertama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2014, di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. “Aku ingin jadi guru, jadi sejak kelas sepuluh sudah tahu ingin kuliah jurusan apa,” katanya.

Ivanna mengaku selama menjadi mahasiswa Unila, setiap kelas yang ia ikuti sangat membantunya belajar lebih banyak tentang metode mengajar dengan baik.

Namun, momen paling berkesan baginya yakni saat menjalani program Pre-Service Student Teacher Exchange in Southeast Asia atau yang dikenal dengan SEA Teacher ke Filipina pada tahun 2018 silam.

Program yang berlangsung selama satu bulan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat kelas bahasa Inggris di Filipina, serta mempelajari sistem pembelajaran dan budaya Filipina.

Ketertarikan Ivanna pada dunia pendidikan tak berhenti di sana. Ia bersama teman sejawatnya menginisiasi ide mendirikan kursus bahasa Inggris @withenglish.id. Lembaga kursus ini bertujuan memenuhi kebutuhan belajar bahasa Inggris yang efektif dan menyenangkan bagi orang Indonesia, khususnya di Lampung.

“Dari ide ini aku berharap dapat membantu lebih banyak orang meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris untuk segala usia dan latar belakang,” ujarnya.

Perempuan dengan motto hidup “never stop learning” ini juga sekarang sedang menjalani program Fulbright Foreign Language Teaching Assistant (FLTA), di Harvard University.

Awalnya, ia mendengar program FLTA dari teman, sosial media, dan pameran EducationUSA di Jakarta, yang kemudian memotivasinya untuk mendaftarkan diri.

“Program ini sesuai latar belajar aku sebagai guru bahasa dan aku ingin merasakan mengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Amerika Serikat,” katanya.

Persiapan dilakukan selama tiga bulan, dimulai dari menyiapkan TOEFL ITP, tiga esai, surat rekomendasi, dan berbagai dokumen pelengkap lain.

Setelah itu Ivanna harus melalui tahap wawancara, tes TEOFL IBT di Jakarta yang biayanya ditanggung pihak Fullbright, dilanjutkan pencocokan kampus, orientasi pra-keberangkatan, pengurusan visa, hingga akhirnya ia berangkat Agustus 2023.

Menjalani program FLTA merupakan pengalaman berharga bagi Ivanna. Ia berkesempatan mengajar mahasiswa asing yang ternyata sangat antusias terhadap pengetahuan ilmu budaya Indonesia.

Tentu hal ini membuat Ivanna menjadi semakin semangat mengajar dan membuatnya tumbuh menjadi pengajar yang lebih baik setiap harinya.

Selama menjadi pengajar bahasa Indonesia di Harvard, ia aktif mengajak mahasiswa berdiskusi tentang budaya Indonesia dan menghadiri acara-acara Indonesia, seperti Indo Food Festival di Boston.

Lingkungan di Harvard dinilainya sangat profesional serta banyak kegiatan kampus yang berfokus pada pengambangan diri dengan pendekatan yang interaktif dan berfokus pada diskusi.

Ivanna mengatakan, program FLTA telah memberi kontribusi berharga dalam perkembangan kariernya, terutama dalam bidang pendidikan dan bahasa, serta perluasan jaringan internasional.

“Selain itu, aku mendapat kesempatan untuk mengaudit kelas di Harvard, yang membantu aku mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan di masa depan,” tambahnya.

Ivanna juga berencana untuk terus berkontribusi dalam bidang pendidikan dan bahasa dengan mengembangkan lebih banyak program pendidikan bahasa atau proyek yang mendukung perkembangan kemampuan berbahasa lewat WITH English atau universitas di Indonesia.

Ia berpesan kepada para mahasiswa yang memiliki cita-cita untuk mengejar karier atau mencari pengalaman belajar di luar negeri untuk terus bersemangat mengejar mimpi dan jangan ragu mencari peluang.

“Setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri. Tugas kita adalah menemukan keunikan tersebut dan mengomunikasikannya dengan baik dalam esai motivasi,” pungkasnya.

Sumber foto:unila.ac.id

Baca Juga