Kain tenun ulos, warisan budaya masyarakat Batak yang memiliki makna mendalam, kini menghadapi tantangan dalam hal pelestarian dan pengakuan di tengah modernitas.
Melihat kondisi tersebut, Renny Katrina Manurung mendirikan Dameulos, sebuah brand yang berfokus pada pelestarian kain tenun ulos melalui inovasi fashion modern. Renny menjelaskan bahwa Dameulos lahir dari keresahan terhadap rendahnya nilai jual kain tenun ulos, terutama di Lembah Silindung, yang dulunya merupakan salah satu pusat penghasil tenun terbesar. Namun, seiring berjalannya waktu, sejarah tersebut perlahan memudar.
“Kami mendirikan Dameulos untuk menjawab permasalahan harga yang tidak sebanding dengan nilai karya tenun ulos. Hal ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan para penenun, yang sebagian besar adalah perempuan,” jelas Renny.
Dameulos pun berkomitmen untuk melestarikan dan mengembalikan nilai dari tenun ulos asli dengan mereproduksi motif-motif lama yang sudah jarang ditemui. Selain itu, mereka juga memperjuangkan harga yang layak bagi para penenun, agar profesi ini tetap bisa memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para pengrajin.
Pelestarian dan Inovasi Fashion
Dalam upaya melestarikan ulos, Dameulos tak hanya berkutat pada produksi kain tradisional, tetapi juga menghadirkan produk turunan berupa pakaian ready to wear. Melalui kolaborasi dengan desainer lokal, Dameulos berhasil memperkenalkan kain ulos dengan gaya yang lebih modern dan fashionable, yang dapat dikenakan sehari-hari oleh kalangan urban.
“Kami juga aktif melakukan edukasi mengenai penggunaan ulos melalui sosial media, agar semakin banyak orang memahami bahwa kain tradisional bisa dipakai dalam berbagai kesempatan,” tambahnya.
Namun, bukan tanpa tantangan. Menurut Renny, salah satu hambatan utama yang dihadapi Dameulos adalah mengedukasi masyarakat mengenai jenis ulos yang dapat diolah menjadi produk fashion dan yang tidak. Hal ini penting agar tetap menjaga keberlanjutan tenun, dengan memastikan tidak ada limbah yang terbuang dan semua material dimanfaatkan secara maksimal dalam konsep zero waste.
Keaslian dan kualitas kain ulos yang diproduksi menjadi fokus utama Dameulos. Saat ini, brand ini bekerja sama dengan lebih dari 200 artisan ulos, yang dibina dan diawasi secara langsung dalam proses pengerjaannya.
“Kami menggunakan benang yang kami suplai sendiri, termasuk benang dengan pewarna alami yang diproduksi di workshop kami,” jelas Renny. Setiap tahap produksi diawasi dengan ketat oleh tim quality control untuk memastikan kain yang dijual memenuhi standar kualitas tinggi.
Menembus Pasar Nasional dan Internasional
Dameulos memiliki visi jangka panjang untuk mempromosikan kain ulos di pasar nasional maupun internasional. “Kami aktif membangun komunikasi dengan komunitas pecinta wastra nusantara serta komunitas di pameran nasional dan internasional,” ungkap Renny. Selain itu, mereka juga berkolaborasi dengan akademisi di universitas baik dalam maupun luar negeri untuk memperkenalkan ulos sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia.
Dukungan terhadap para pengrajin lokal menjadi salah satu prioritas Dameulos. Brand ini tak hanya menjadi wadah bagi para penenun untuk menyalurkan hasil karyanya, tetapi juga memberikan edukasi mengenai teknik bertenun yang berkualitas, pemilihan benang, hingga filosofi di balik setiap motif ulos. “Kami membangun komunitas yang solid untuk memastikan setiap pengrajin memahami standar kualitas yang tinggi, agar kain yang dihasilkan tidak hanya indah, tetapi juga sarat makna,” tambah Renny.
Kehadiran Dameulos di pasar fashion telah mendapat sambutan hangat. Koleksi yang menggabungkan motif ulos tradisional dengan sentuhan warna modern berhasil menarik perhatian konsumen. “Kunjungan ke Galeri Dameulos terus meningkat, begitu pula dengan jumlah customer baru yang semakin bertambah,” ujar Renny. Ini menunjukkan bahwa kain tradisional seperti ulos masih memiliki daya tarik yang kuat di tengah masyarakat, asalkan dikemas dengan inovasi yang relevan dengan tren fashion saat ini.
Di tengah persaingan yang semakin ketat di industri fashion, Dameulos tetap konsisten dengan visi yang diusungnya, yaitu menghidupkan kembali motif ulos lama dan memberdayakan perempuan. Dameulos juga menjadi sumber literasi tentang filosofi setiap motif ulos, yang menambah nilai lebih bagi brand ini dibandingkan dengan kompetitor lainnya.
“Konsistensi dalam menghadirkan produk yang berkualitas dan sarat makna, menjadi kekuatan kami dalam bersaing,” ujar Renny.
Selain fokus pada fashion, Dameulos juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi komunitas pengrajin ulos. Dengan stabilitas harga yang terjamin, para penenun kini bisa menjalani kehidupan yang lebih layak.
“Banyak dari mereka yang sekarang bisa menyekolahkan anak, membeli tanah, bahkan membangun rumah dari penghasilan yang didapat dari tenun,” jelas Renny.
Ke depan, Dameulos berencana untuk terus memperluas koleksi produk dan berkolaborasi dengan lebih banyak desainer, baik lokal maupun internasional. Renny berharap, kain ulos semakin dikenal dan diterima oleh masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.
Sumber Foto: Istimewa
Baca Juga:
- Pala Papua Dulu Diabaikan, Kini Diburu Industri Parfum Dunia Berkat Perempuan Adat
- BD dan RSK Dharmais Perkuat Upaya Perluasan Skrining Kanker Serviks di Indonesia
- Pertama di Indonesia! K-Juice Booster Hadirkan Mesin Jus Otomatis di Neo Soho Mall
- dr. Widya Rahayu Arini Putri Ajak Perempuan Indonesia Teruskan Semangat Kartini
- Anime Festival Asia Akan Hadir Kembali di Jakarta