Awal tahun ini Yayasan Blessindo Harapan Mandiri (YBHM) meluncurkan House of Hope (HOH) di Jln. Lamping No. 16 Sukajadi Bandung. HOH lahir dari kerinduan hati Irene Ridjab selaku founder untuk dapat menjadi jembatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Melalui HOH, anak berkebutuhan khusus dan anak -anak kurang beruntung di Kota Bandung dan nantinya di Indonesia dapat dirangkul untuk bisa mandiri dan berdaya. Karena Irene percaya, Individu dengan kebutuhan khusus dapat berkarya melampaui batas apabila kita melengkapi dan membinanya dalam segi ketrampilan, bakat dan kepribadian sehingga mereka dapat mempunyai harapan dan kesempatan buat masa depan.

HOH pun menjadi tempat pelatihan (training center) bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK ) dan anak yang kurang beruntung, dimana mereka semua dilatih untuk dapat berkarya, berdaya dan mandiri. KABARI beberapa waktu lalu berkesempatan wawancara dengan Irene Ridjab mengenai House of Hope, berikut petikannya.

Latar belakang dari didirikannya House of Hope (HOH)?

Awalnya pada 2020 kami memulai usaha sosial di Indonesia, dengan nama Zoleka yang bergerak di bidang produksi retail (B2C). Waktu berlalu dan pada 2021 Zoleka berdedikasi untuk memberdayakan kelompok marginal, seperti anak berkebutuhan khusus (ABK) dan narapidana dimana kami melibatkan mereka dalam pembuatan produk dengan menuangkan hasil karya para ABK ke dalam produk Zoleka seperti jaket, kaos dan totebag.

Hingga pada 2022, lahir Yayasan Blessindo Harapan Mandiri yang didirikan untuk berfokus pada kelompok marginal, kelompok yang kurang mampu serta individu berkebutuhan khusus.

Kami melihat bahwa terdapat kebutuhan yang mendesak untuk para individu berkebutuhan khusus ini, akhirnya dibentuk House of Hope pada 2023, dimana House of Hope menjadi pusat pelatihan dan rumah pemberdayaan untuk individu berkebutuhan khusus. House of Hope didirikan sebagai jembatan menuju dunia kerja bagi individu berkebutuhan khusus (usia 18+).

Didukung Yayasan Blessindo Harapan Mandiri, kami melatih mereka untuk memaksimalkan potensinya dan bisa bersaing di dunia kerja sesungguhnya. Di House of Hope, kami percaya akan kesetaraan. Harapan kami mereka bisa bangga dengan diri mereka, keluarga maupun masyarakat dimana telah mengambil bagian didalam kesempatan untuk bisa berdaya, berkarya dan mandiri .

Visi dan misi HOH?

Visi kami adalah menjadi yayasan yang unggul, berperan secara aktif, dan konsisten dalam memberdayakan individu berkebutuhan khusus dan kurang mampu di Indonesia.
Misi kami adalah :

1.Memfasilitasi individu berkebutuhan khusus dan kurang mampu dalam mengembangkan potensi mereka,
2.Menciptakan lingkungan yang positif dan menyenangkan dengan tim yang peduli dan bersemangat,
3.Menghubungkan individu berkebutuhan khusus dengan masyarakat melalui marketplace dan platform lainnya,
4.Mendukung setiap individu dalam mencapai impian dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Bagaimana dengan kegiatan-kegiatan dari House of Hope?

Kami melakukan pelatihan untuk para individu berkebutuhan khusus dimulai dari segi motorik mereka dengan memberikan pelatihan melipat box kemasan, paperbag, box pena, men-QC pakaian, dan termasuk men-steam dan mengemas pakaian tersebut, dimana semua itu merupakan orderan dari mitra-mitra yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih.

Selain itu, kami mengajarkan manajemen perilaku kepada mereka tentang bagaimana bersikap seperti cara duduk yang baik saat proses pelatihan, bagaimana mereka harus melakukan absen dengan scan sidik jari secara rutin, disiplin, tanggung jawab, membangun kepercayaan diri dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perilaku mereka, hal ini didampingi oleh para pakar Psikolog untuk memastikan kebutuhan psikis dari pada individu berkebutuhan khusus ini terpenuhi.

Hingga kami pun memberikan pengalaman pada bagian sosial dengan melakukan study tour serta kunjungan ke tempat-tempat umum seperti yang sudah kami lakukan yaitu study ke Fairy Garden, study industry ke PT. Eigerindo Multi Produk Industri, kunjungan ke Panti Jompo Nazareth, serta tampil di berbagai acara seperti pada “Oetomo Bersama Rakyat” yang diselenggarakan oleh Oetomo Hospital, dan acara Hari Anak Nasional yang diselenggarakan oleh Bumi Disabilitas.

Selain pelatihan tersebut, terdapat juga kelas Art Therapy dimana kami berkolaborasi dengan Zumenart, sebuah badan yang memberikan kelas menggambar dari Surabaya, dimana peserta House of Hope yang belum cukup umur akan dilatih dari segi keterampilan seni nya dalam kelas ini.

Bahkan di Bulan September lalu kami meluncurkan buku “Konser Musik” yang merupakan hasil kolaborasi dengan Zumenart dan penulis, Arie Saptadjie. Dalam buku ini, anak-anak berkebutuhan khusus dari House of Hope menjadi illustrator dari buku ini. Peluncuran Buku Cerita “Konser Musik” diadakan di Museum Konperensi Asia Afrika Bandung pada tanggal 23 Sep 2023.

Kedepannya, kami sedang merencanakan untuk membuka pelatihan di bidang Food and Beverage, Cleaning Service, membuka lebih banyak kerja sama dan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan, serta bekerjasama dengan Rumah Sakit untuk bisa memberikan pelayanan Kesehatan dan Terapi kepada para individu berkebutuhan khusus ini secara maksimal.

Lantas target apa yang ingin diraih oleh House of Hope?

Untuk jangka pendek, kami ingin terus merapihkan system dan prosedur untuk dapat menemukan langkah yang tepat dan optimal tentang bagaimana para individu berkebutuhan khusus ini pada akhirnya bisa bersaing ke dunia kerja secara profesional dan bisa menjadi contoh walaupun mereka memiliki keterbatasan tetapi mereka mempunyai hak dan kemampuan yang sama untuk berkarya dan berdaya.

Untuk jangka panjangnya, tentunya kami berharap House of Hope dapat menjadi proyek percontohan yang dapat memotivasi masyarakat untuk mendukung individu berkebutuhan khusus untuk berkarya.

Kami ingin menciptakan kesadaran yang lebih besar lagi sehingga dapat muncul “house of hope” lainnya di Indonesia yang menjadi motor/penghubung IBK dengan masyarakat dan berharap dapat merubah stigma negatif tentang individu kebetuhan khusus melalui pembuktian yang sudah kita kerjakan.

Oh iya seperti diketahui juga Anda juga pendiri dari Zoleka, mungkin bisa dikatakan HOH ini merupakan perpanjangan dari Zoleka-kah?

Sebenarnya Zoleka sudah hadir dari 2016 memproduksi jaket dan aksesoris kendaraan roda 2 di Indonesia. Pada tahun 2018 terjadi perubahan komposisi kepemilikan perusahaan yang mengakibatkan perubahan besar pada hampir seluruh elemen perusahaan.

Oleh sebab itu, selain mengubah konsep produk, Zoleka juga tergerak untuk melakukan program sosial. Tahun 2020 kami merubah konsep dengan memadukan bisnis dan prinsip-prinsip kebaikan dengan tujuan memberikan dampak positif bagi banyak orang.

Memasuki 2021, Zoleka berdedikasi untuk memberdayakan kelompok marjinal, seperti anak berkebutuhan khusus (ABK) dan narapidana. Pada 2022, lahirlah Yayasan Blessindo Harapan Mandiri yang didirikan untuk berfokus pada kelompok marjinal, masyarakat yang kurang mampu dan individu berkebutuhan khusus. Hingga dibentuklah House of Hope sendiri pada 2023 karena melihat kebutuhan yang mendesak terhadap para individu berkebutuhan khusus ini.

Bisa dibilang, iya. House of Hope merupakan perpanjangan dari Zoleka karena awal mula perjalanan kami membentuk House of Hope bermula dari perjalanan Zoleka. Tanpa adanya Zoleka, tidak akan ada House of Hope yang sekarang karena begitu panjang proses yang kami lalui untuk akhirnya fokus kami mengkerucut dan benar-benar berfokus untuk memberdayakan para individu berkebutuhan khusus ini melalui House of Hope.

Baik Zoleka dan HOH banyak berkegiatan sosial, dampak perubahan apa yang anda ingin sampaikan melalui Zoleka dan HOH?

Kami ingin memberikan dampak sosial yang lebih maksimal terhadap kaum marginal dan para individu berkebutuhan khusus ini agar semakin banyak pihak yang mau memberdayakan dan memberikan mereka kesempatan untuk bisa berkarya dan memaksimalkan potensinya serta kemandirian.

Kami juga ingin merubah stigma masyarakat yang selama ini selalu memandang sebelah mata kepada para individu berkebutuhan khusus ini dengan memberikan pembuktian bahwa mereka mampu dan mereka bisa untuk berkarya, berdaya dan mandiri.

Apa yang didapat dalam memberikan berkat kebaikan?

Yang didapatkan, tentunya adalah pembelajaran untuk diri saya sendiri untuk menghargai semua ciptaan Tuhan, termasuk orang yang dianggap kurang beruntung atau tidak mampu. Jauh dalam lubuk hati saya, saya percaya bahwa setiap orang dengan kondisi apapun memiliki potensi untuk bisa menebarkan manfaat, setidaknya untuk diri mereka sendiri dan juga masyarakat sekitarnya.

Dengan hadirnya House of Hope, orang-orang yang dianggap tidak mampu dan dipandang sebelah mata ini mendapatkan kesempatan dan harapan untuk dapat berkarya, berproduktif dan berdaya.

Selain itu, ada kepuasan tersendiri bagi saya karena dapat menjalankan tugas ini. Saya percaya bahwa semua ciptaan Tuhan itu sempurna, termasuk para individu berkebutuhan khusus ini. Didalam kekurangan atau ketidaksempurnaan pasti selalu ada kelebihan. Bagaimana kita mencari dan menyadari setiap kelebihan dari setiap diri kita.

Artikel ini dapat dibaca juga di Majalah Digital Kabari Edisi 193

Baca Juga: