Sekolah Darurat Kartini bersama Chou Ta Kuan Foundation Taiwan dan sejumlah mitra internasional meluncurkan lima buku inspiratif dalam agenda bertajuk The Love Across the Seas – Sending Love to Indonesia 2025, yang berlangsung di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta.
Peluncuran ini merupakan hasil kolaborasi antara Sekolah Darurat Kartini, Chou Ta Kuan Foundation Taiwan, Beijing Changier Education Foundation, PT. Metropolitan Land, Tbk., PT. Medikaloka Hermina, dan Museum Kebangkitan Nasional. Lima buku yang diluncurkan, antara lain Saya Masih Punya Satu Kaki (terjemahan buku I Still Have One Leg karya Chou Ta Kuan yang ditulis ulang oleh Yulie Feizal), Nania Bermain Sepeda, Pesawat Kertas Aji, Bermain di Museum Kebangkitan Nasional (semuanya karya Yulie Feizal), serta Coplit karya Ibu Guru Kembar.
Buku Saya Masih Punya Satu Kaki menjadi sorotan utama. Buku ini merupakan kumpulan puisi penuh emosi dari seorang anak penyintas kanker tulang yang kehilangan kakinya, Chou Ta Kuan. “Saya mencoba menyelami perasaan Chou Ta Kuan, bagaimana ia melihat dunia dalam keterbatasannya, tapi tetap penuh semangat,” ujar Yulie Feizal yang menulis ulang buku ini dalam bahasa Indonesia.
Acara ini juga menjadi momentum penuh makna bagi Ibu Guru Kembar, penerima penghargaan 27th Global Love of Life Medal 2024 dari CTK Foundation. Selama 10 hari di Taiwan, beliau berbagi inspirasi di sekolah, universitas, dan rumah sakit sebagai bentuk misi kemanusiaan global.
“Misi kemanusiaan ini menyentuh hati kami karena cinta kasih memang bisa menjadi jembatan antarbangsa. Sama seperti yang dilakukan para pemuda STOVIA di masa lalu,” ungkap Bp. M. Khozin, M.Hum., dari Museum Kebangkitan Nasional yang menyambut para tamu kehormatan dengan penuh antusias.
Tak hanya peluncuran buku, acara ini turut menandai langkah awal pendirian “Sekolah Darurat Kartini Internasional” melalui program Maternal Love Academy dari Beijing Changier Education Foundation. Ms. Zhang Yin Jun, pendiri yayasan tersebut, menyerahkan plakat secara simbolis kepada Ibu Guru Kembar, didukung oleh CEO PT. Metropolitan Land, Tbk., Bp. Ir. Nanda Widya, yang akan menyediakan lahan dan bangunan.
Suasana semakin hangat dengan penampilan spesial dari siswa Sekolah Darurat Kartini yang mempersembahkan angklung serta tari tradisional Yamko Rambe Yamko dan Tari Payung. Salah satu siswanya, Alvin, anak berkebutuhan khusus yang gemar melukis, turut memamerkan hasil karyanya yang menyentuh hati para tamu undangan.
Hadir pula seniman multi-disabilitas dari Taiwan, Mr. Chiu Sheng Kai, yang memainkan saksofon dengan penuh penghayatan. Meskipun pernah menjalani 50 operasi dan menderita penyakit langka, ia menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berkarya dan berbagi.
Acara ini menjadi pengingat bahwa cinta kasih sejatinya tidak mengenal batas geografis, usia, maupun latar belakang. Melalui peluncuran buku dan inisiatif pendidikan, para tokoh dan organisasi dari Indonesia, Taiwan, dan Tiongkok bersatu menyuarakan kepedulian, keberanian, dan harapan demi masa depan generasi muda yang lebih baik.
“Membaca kisah Chou Ta Kuan dan melihat semangat anak-anak kita, kita belajar bahwa perjuangan dan kasih sayang bisa diterjemahkan menjadi karya yang mengubah dunia,” ujar Ibu Guru Kembar menutup sambutannya.
Sumber Foto: Istimewa
Baca Juga:
- Model Muda Indonesia Britney Davanya Manese: Semangat Kartini Harus Terus Menginspirasi Generasi Muda untuk Terus Belajar dan Berkarya
- Lebih Dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah
- CoComelon Sing A-Long Live Hadir di Indonesia
- Peluncuran OREO SPACE DUNK, Biskuit Favorit Indonesia
- FURE: Kreasi Mahasiswa Surabaya yang Ubah Tutup Botol Plastik Jadi Furnitur Estetik dan Bernilai Ekonomi