Sebagai salah satu helatan seni rupa kontemporer berskala besar di Indonesia, kehadiran ARTJOG setiap tahunnya tentu dinanti oleh banyak kalangan—tidak hanya para pegiat seni tapi juga publik dalam lingkup lokal maupun internasional.

Pertama kali lahir dengan label Jogja Art Fair atau JAF pada 2008 dan berganti menjadi ARTJOG pada 2010, perhelatan ini konsisten berevolusi dari segi gagasan dan bentuk hingga saat ini.

Selama bertahun-tahun, ARTJOG telah membuktikan kontribusinya bagi ekosistem seni rupa Indonesia. Sepanjang periode pelaksanaannya, puluhan pameran dan kegiatan seni dan budaya lainnya ikut diselenggarakan oleh ruang-ruang independen, galeri-galeri, dan komunitas seni di Yogyakarta dan kota-kota lain di sekitarnya.

Selain itu, ARTJOG telah menjadi katalisator dalam mengembangkan aspek pariwisata berbasis seni. Tak kalah penting, ARTJOG telah mengemas sebuah perhelatan seni rupa kontemporer menjadi tontonan yang populer sekaligus sarana pendidikan bagi khalayak luas.

Dalam perjalanannya, ARTJOG berkomitmen menghadirkan sebuah peristiwa seni yang lebih inklusif. Semangat ini diwujudkan dalam rancangan festival hingga pelaksanaan program-programnya. Sejak tahun 2022, ARTJOG telah melibatkan anak-anak dan teman difabel tidak hanya sebagai pengunjung, tapi juga partisipan pameran dan program lainnya.

Penyempurnaan gagasan keterlibatan teman difabel kemudian diwujudkan dengan menghadirkan Pusat Layanan Disabilitas (PLD), bekerja sama dengan Komunitas Ba(wa)yang, pada pelaksanaan berikutnya. Harapannya ARTJOG dapat menjadi medium dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang disabilitas, serta mempromosikan kesetaraan dan penerimaan terhadap keragaman individu.

Pada 2023 lalu, ARTJOG menggandeng Hendro Wiyanto, kurator dan penulis berbasis di Jakarta, menjadi anggota tim kurator hingga tahun 2025 mendatang. Hendro menghadirkan ‘Motif’ bukan sebagai tema pameran, melainkan sebuah penawaran bagi para seniman untuk ditafsirkan, di mana ARTJOG akan memadukan ide-ide pola karya para seniman, sekaligus mengajak mereka mengungkapkan maksud dan motivasi di balik karya-karyanya.

Setelah Motif: Lamaran di tahun lalu, kini ARTJOG mengangkat tajuk Motif: Ramalan pada penyelenggaraannya di bulan Juni mendatang; mengajak seniman berkelindan di antara pengetahuan sejarah masa lalu dan ‘ramalan’ atas masa depan yang selalu penuh kemungkinan, mengimajinasikan peristiwa dan ‘sejarah’ masa depan.

ARTJOG Motif: Ramalan akan diselenggarakan pada 28 Juni-1 September 2024 di Jogja National Museum, Yogyakarta. Menyambung keberlanjutan dari gelaran sebelumnya, ARTJOG kembali menghadirkan program-program pendukung seperti Young Artist Award, ARTJOG Kids, performa•ARTJOG, Exhibition Tour, Meet the Artist, Artcare, serta Jogja Art Weeks.

Mengawali helatan utamanya, ARTJOG mengadakan Road to ARTJOG 2024 – Performa Kinestetik untuk menyapa publik dan rekan-rekan, kali ini khususnya bagi yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Agenda ini menghadirkan presentasi karya dari Zulfian Amrullah, seorang arsitek, perupa, dan pengarah artistik.

Setelah banyak berkarya dengan bentuk dan fungsi kursi, kali ini Zulfian mengeksplorasi berbagai persepsi indrawi, pengadeganan, dan gerakan, sekaligus bereksperimen terhadap peluang narasi yang terus dibangun dari sebuah peristiwa seni. Dialog atas pengalaman tubuh dalam karya instalasi masif ini juga akan diperkuat lewat pertunjukan tari yang dibawakan oleh Siska Aprisia, penari dan koreografer asal Sumatera Barat yang sudah kerap berkolaborasi lintas disiplin.

Road to ARTJOG 2024 – Performa Kinestetik akan berlangsung mulai 20 hingga 30 April 2024 di Galeri Salihara, Jakarta Selatan. Dengan membeli tiket pameran Performa Kinestetik, pengunjung sekaligus akan mendapatkan tiket mengunjungi ARTJOG 2024 secara cuma-cuma. Informasi harga tiket dan cara berkunjung dapat diakses melalui media sosial dan website ARTJOG atau langsung kunjungi tiket.salihara.org.

Sumber foto: Raka Bachtiar

Baca Juga: