Noffa Fauziah awalnya adalah ibu rumah tangga. Berkegiatan seperti ibu rumah tangga lainnya. Berhubung tempat tinggal di Perumnas Kelender, Jakarta Timur. Noffa sering berolahraga di wilayah Banjir Kanal Timur (BKT). Suatu waktu, dia melihat air di sungai itu berbuih dan berbusa seperti tumpukan kapas.

Terpintaslah dalam pikirannya soal ramah lingkungan. Tapi apa yang ramah lingkungan? Noffa menjatuhkan pilihan kepada sebuah sabun. Sabun yang tidak menciptakan limbah dan berdampak kepada lingkungan.

Noffa  bergabung di dalam Jakpreneur oleh Dinas Perindustrian DKI Jakarta.  Di sana, Noffa mendapat pelatihan dan belajar memproduksi sabun-sabun pembersih yang ramah lingkungan. Ia memilih untuk mempelajari hal tersebut dan mengembangkannya menjadi sebuah usaha.

“Kebetulan juga saya melihat kebutuhan akan sabun pembersih itu banyak digunakan oleh masyarakat. Hampir setahun trial and error sampai ke riset pasar  dan di Agustus 2019 barulah mulai berproduksi Rinof,” kata Noffa kepada KABARI.

Sabun Rinof adalah sabun yang low busa atau memiliki kadar busa yang rendah serta rendah bahan kimia. Selain juga tidak menggunakan bahan pengawet dan  soda api. Selain tanpa pengawet, Noffa mengungkapkan jika pewarna yang digunakan untuk produk Rinof adalah pewarna food grade.  

“Kita menggunakan pewarna food grade atau pewarna makanan. Jadi bahan bakunya lebih cenderung ke sesuatu yang alami,” ungkap Noffa yang menambahkan sabun Rinof juga tidak membuat alergi di kulit alias  bebas alergi.

Bukan hanya soal proses produksi, lebih jauh Noffa menjelaskan, dirinya turut memperhatikan keamanan produk pascaproduksi. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan sabunnya tidak dibuang di sembarang tempat. Air limbahnya mengalir di daerah-daerah pembuangan dan selokan. Artinya tidak merusak ekosistem yang memiliki atau menaungi kehidupan.

Nah, sekarang “pekerjaan rumah” Noffa adalah bagaimana caranya merubah mindset dari ibu-ibu rumah tangga soal sabun yang ramah lingkungan. Menurutnya bersih tidak selalu identik dengan busanya yang banyak.

 “Di luar negeri,  banyak sabun yang tidak banyak busa tetapi dapat membuat bersih. Mereka peduli dengan lingkungan,” katanya.

Noffa  menjelaskan sabun Rinof  sudah mendapatkan sertifikasi Halal, izin dari Dinas Kesehatan, dan terdaftar di HAKI. Rinof sekarang berusaha ingin naik kelas dan masuk ke pasar bebas.

Sebagai sebuah produk UMKM unggulan yang ingin masuk pasar bebas, Rinof  berhasil mendapatkan penghargaan di UMKM Award 2022 dari BRI untuk kategori Newcomer.

Sejauh ini Rinof menyasar market B2B dengan target perkantoran, industri rumah makan, resto dan sekolah-sekolah. Ia menyampaikan bahwa target  mereka selanjutnya adalah untuk melakukan ekspor.

“Semoga Rinof dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Bisa masuk ke eskport dan ke dinas-dinas dan instansi pemerintah,” pungkasnya.

Baca Juga: