Maya Nabila, seorang mahasiswi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai lulusan doktor termuda dari jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB.

Dengan prestasi gemilangnya, Maya berhasil menyelesaikan program doktor dan memperoleh gelar tersebut pada usia yang masih muda, 24 tahun.

Perjalanan Maya dalam mengejar gelar doktor tidaklah mudah. Dengan prinsip tanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai dan dipilih, Maya menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Namun, berkat ketekunan, dedikasi, dan dukungan dari berbagai pihak, ia berhasil melewati setiap hambatan dengan sukses.

Dalam proses pendidikannya, Maya juga menjadi salah satu awardee beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul), yang semakin memperkuat perjalanannya menuju kesuksesan.

Meskipun menghadapi masa-masa sulit, seperti mengalami burnout dan berbagai kendala selama masa perkuliahan, Maya tidak pernah menyerah dan selalu mencari solusi terbaik untuk setiap masalah yang dihadapinya.

“Kalau lagi burnout, aku berhenti sejenak untuk beristirahat, jika dipaksakan hasilnya tidak akan maksimal,” ujarnya.

Selama perjalanannya, Maya juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan akademis dan profesional, termasuk menjadi panitia dan moderator dalam konferensi nasional maupun internasional, serta menjadi asisten dosen yang membantu dalam penelitian dan pengajaran di kampus. Maya berkesempatan untuk melakukan student exchange selama empat bulan di Technical University of Košice, Slovakia.

Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuannya, tetapi juga memperluas jaringan dan keterampilannya dalam berkomunikasi dan bekerja dalam tim.

Maya juga berbagi beberapa tips yang telah membantunya meraih kesuksesan, termasuk memiliki motivasi yang kuat, fokus pada tujuan, mencari lingkungan yang suportif, dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.

Untuk rencana masa depannya, Maya tidak terbatas pada menjadi seorang dosen, tetapi terbuka terhadap semua kesempatan yang datang, dengan tekad untuk terus belajar dan berkembang.

“Aku senang belajar dan mengajar, tapi tetap terbuka untuk semua pekerjaan yang berkaitan dengan ilmu yang kumiliki,” ungkapnya.

Sebagai seorang perempuan, Maya memberikan pesan inspiratif kepada sesama mahasiswa, terutama kepada para perempuan, untuk tidak takut mengejar pendidikan setinggi mungkin dan selalu berusaha meningkatkan nilai-nilai diri.

Baginya, menjadi perempuan berpendidikan tinggi adalah sebuah kebanggaan dan kekuatan, yang akan membawa dampak positif bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

“Walaupun banyak yang bilang kalau perempuan tidak perlu sekolah tinggi bila ujungnya hanya mengurus rumah. Perempuan berpendidikan tinggi itu keren karena anaknya akan dididik oleh orang yang luar biasa,” pungkasnya.

Dengan semangat, ketekunan, dan tekad yang kuat, Maya Nabila telah membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih prestasi gemilang. Ia telah menjadi teladan bagi generasi muda untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian dan cita-cita mereka.

Sumber foto:itb.ac.id

Baca Juga: