Dewi Damayanthi adalah seorang penggiat Ecoprint. Ecoprint dapat diartikan sebagai teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada kain. Melalui ecoprint Dewi  dapat berkreasi membuat produk yang ramah lingkungan.

Alasannya Dewi memilih cara ecoprint lantaran ditahun 2017, ia melihat ecoprint ini masih jarang sekali dan tertarik karena semua yang digunakan menggunakan bahan- bahan alami yang tidak berbahaya.

Sebelumnya, Dewi sudah mengenal pewarna alam itu melalui batik lasem karena tahun 2007 itu kebetulan dirinya berbisnis batik dari Pekalongan, Lasem, Solo, Jogja, batik – batik Nusantara.

 “Tapi setelah saya melihat ecoprint ini saya lebih tertarik dikarenakan enggunakan motif daun diatas kain, jadi bener – bener beda,” tutur Dewi kepada KABARI.

Ecoprint diamcil dari kata Eco yang istilahnya ramah sedangkan print itu mencetak jadi pencetakan yang ramah lingkungan. Dari daun  diambil taninnya kemudian dicetak diatas lembar kainnya dan itu yang dimaksud dengan ecoprint.

Dewi menjelaskan untuk proses pembuatannya itu ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama ada securing setelah securing kita mordan baru bisa menata daun diatas lembar kain. Setelah itu kain digulung dan kukus selama 2 jam. Setelah kukusan diangkat daun – daun sudah dipisahkan, lalu kain ecoprint itu  diangin – anginkan paling sedikit itu 7 hari. Setelah 7 hari baru diberikan penguncian warna atau fiksasi setelah itu baru bisa dipasarkan.

Produk yang sudah dibuat Dewi dari pengembangan dari ecoprint ini selain pashmina juga ada baju, tas, sepatu sampai ke home décor semuanya itu bisa diaplikasikan melalui kain ecoprint ini.

Untuk saat ini pemasaran produk  ecoprint Dewi masih di dalam negeri. Dewi harapkan mendapat peluang untuk bisa tembus pasar luar negeri, karena produk ecoprint mempunyai keistimewaan yaitu menggunakan bahan pewarna alam dengan daun – daun ini sehingga  tidak ada kesamaan, selain juga dibuat dengan handmade.

Untuk sistem pemasaran Dewi rajin ikut pameran ke pameran alih-alih berharap kedepannya dapat ikut pameran yang besar di luar negeri.  Pasalnya, Dewi punya angan-angan produk ecoprint dapat dikenal luas sampai luar negeri.

 “  Untuk mereka yang sudah membuat ecoprint bisa menampilkan karya – karya mereka di luar negeri dengan membawa identitas daun – daun yang ditanam di Indonesia,” pungkasnya.

Artikel ini dapat dilihat di Majalah Digital Kabari Edisi 189

Baca Juga: