Pada tahun 2023, Jumarni Fare mendirikan Bumi Wastra Nusantara dengan tujuan melestarikan dan mempopulerkan kain tradisional Indonesia, terutama dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berawal dari kecintaannya terhadap kain dan keahlian dalam desain, Jumarni memulai bisnis ini di masa pandemi 2020 dengan menjahit kain kiloan.

“Sebenarnya, Bumi Wastra Nusantara lahir dari kecintaan saya terhadap kain. Sebelum itu, saya sudah belajar desain. Pada 2020, saat pandemi, saya mulai menjahit kain kiloan. Awalnya bukan tenun, tapi ini membuat saya semakin penasaran. Saya ikut kursus fashion di Jakarta Selatan dan mulai menjual konveksi,” ujar Jumarni.

Melihat banyaknya saingan di bisnis konveksi, Jumarni memutuskan untuk fokus pada kain tradisional NTT yang jarang dieksplorasi. Hal ini membuka peluang besar baginya dan melahirkan Bumi Wastra Nusantara.

Bumi Wastra Nusantara berlokasi di Kopi in Town, Pasar Pagi Mangga Dua, dan menggabungkan unsur budaya dengan kuliner dan literasi. Pengunjung yang menikmati kopi bisa melihat beragam kain wastra sembari membaca literasi budaya.

“Salah satu alasan kami membuka Bumi Wastra Nusantara di sini adalah untuk meramaikan Pasar Pagi Mangga Dua dan lantai 4 yang banyak didatangi orang NTT,” ungkap Jumarni.

Saat ini, Bumi Wastra Nusantara menampilkan kain-kain dari NTT, namun Jumarni berencana memperluas koleksi dengan kain tradisional dari Sulawesi, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Koleksi dari Jawa Barat, seperti Cirebon, juga termasuk dalam rencana pengembangan.

Selain kain Nusantara, Bumi Wastra Nusantara juga menawarkan desain busana beragam, termasuk pakaian modern.

Bumi Wastra Nusantara juga aktif mengadakan berbagai kegiatan, salah satunya Lomba Kebaya pada Minggu, 28 Juli 2024, dengan tema “Culture Protector: Tradition and Modernity”.

Acara ini bertujuan mengedukasi generasi muda tentang kebaya dan kain wastra Nusantara serta mendorong mereka menghargai warisan budaya Indonesia.

“Kami ingin anak muda memahami apa itu kebaya dan bagaimana menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Jumarni.

Acara ini merupakan yang kedua setelah kesuksesan acara serupa pada bulan Juni lalu. Selain lomba, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi mengenai sejarah dan filosofi kebaya, dengan harapan menarik minat generasi muda terhadap pakaian tradisional ini.***

Sumber foto: istimewa

Baca Juga: