Perempuan kelahiran 79 tahun yang lalu bernama Susanna ini begitu identik dengan toko roti legendaris, Bogor Permai (Boper). Boper ini seperti diketahui menjadi salah satu spot di Bogor yang wajib dikunjungi oleh para pencinta kuliner, karena bisa menemukan ragam makanan enak di sana.

Usia Susanna boleh saja menua tetapi semangatnya masih menggelora. Susanna masih aktif membuat kue-kue basah dengan permainan rasa, tekstur serta resep kekinian.

Sejak remaja tahun 1962, ia tumbuh di tengah aktivitas resto dengan keragaman makanan mulai mulai dari kue basah, roti, pempek es sekoteng, ice cream, sampai makanan lainnya. Kala itu, setiap pulang sekolah ia bantu ibunya bikin risoles, ice cream, dan kue-kue basah lainnya khas Jawa Barat.

“Saya memang hidup di lingkungan Boper sejak 1962, tidak lepas dari dunia bakery, bikin kue sambil bantu Ibu saya. Rasa ingin tahu yang tinggi, saya sering terdorong mau mempelajari hal-hal baru. Sejak kecil, remaja sampai usia sekarang, aktivitas saya terdiri dari catering/kuliner, bakery, garmen, salon (hair stylist and beautician). Tapi (kegiatan) yang mendalam dan meresap benar, (yakni) salon. Saya buka Salon sejak 1965,” kata Susanna.

Sampai sekarang, ada beberapa perusahaan masih kenal dengan Susanna dan Bopernya. Ia adalah generasi kedua (pendiri Boper), dan sudah beberapa bulan diminta supply catering untuk BSH (Bogor Senior Hospital, Jl. Raya Tajur).

“Sejak beberapa puluh tahun yang lalu, para pensiunan (rumah sakit Mitra Kemayoran, Indocement) masih kenal saya dengan Boper,” tutur pemilik nama Tionghoa Poei An Nio.

Susanna dulu juga dipercaya supply catering dan buka kantin untuk para expatriate di Guest House pabrik Indocement di Cibinong (1994 – 1999). Waktu itu, para expatriate dari Jerman, Denmark, Jepang bekerja di pabrik Indocement sebagai tenaga ahli.

Tata Ras dan Fashion

Susanna bisa dibilang multitalenta dan punya segudang aktivitas. Karena multitalenta, ia juga sempat tangani fashion, terutama untuk sosialita dan ibu-ibu pejabat era tahun 1980 an.

Sampai sekarang, ia masih simpan beberapa perlengkapan untuk seni fashion. Ruang untuk salon Susanna di Jl. Sawojajar Bogor juga masih buka, walaupun pelanggannya sudah jauh berkurang. Bahkan beberapa pelanggan sudah meninggal.

Kalangan ibu-ibu pejabat tinggi sampai wanita muda berusia 25 – 35 tahun, berstatus ekonomi sosial menengah ke atas sudah sangat akrab dengan salon Susanna. Tahun 1963, ia lulus SMA Regina Pacis Bogor, lanjut kursus (tata rambut) di Coiffure, dengan orang Belanda.

Tahun 1964, ia sempat kuliah di fakultas hukum UKI (Universitas Kristen Indonesia) Jakarta, tapi tidak dilanjut karena sibuk dengan aktivitas hair stylist and beautician. Usaha tata rias Susanna melegenda di Bogor dan sekitarnya karena sudah berlangsung sejak tahun 1965.

Tahun 1965-1966, Susanna berusaha upgrading (kegiatan tata rias) dengan membuka salon di Bogor Permai (toko roti). Ia mulai dengan satu kaca dan terus bertambah. Sejak ikut kursus di Coiffure tahun 1964, secara basic terus berlanjut sampai tahun 1965.

“Sambil terus meningkatkan skill (tata rias, kecantikan), saya sudah buka salon. ibu Hartini Soekarno (istri keempat Presiden RI Soekarno; September 1924 – Maret 2002), para istri bupati sampai sekarang masih datang ke salon saya,” kata Susanna.

Perjalanan panjang menjadi seorang penata rambut adalah rentetan kegiatan usaha yang saling berkaitan. Ia sempat sekolah di Pivot Point, Vidal Sassoon, Martha tilaar kosmetika.

Selain kerja keras dan ketekunan, kedua orang tuanya dulu terus mendorong. Apalagi ia seorang anak perempuan, yang diharapkan tidak bekerja di luar rumah terlalu lama.

“Saya buka sekolahan Pivot Point Academy beauty school tahun 1989 – 1992, pusatnya di Jakarta. Sejak itu saya semakin tahu dan mengenal berbagai konsep (tata rambut, kecantikan). Saya mengerjakan sesuatu bukan tanpa dasar, tapi dengan konsep,” kata Susanna.

Bagi dirinya, antara bakery, stylist, beautician, fashion, catering (kuliner) sama-sama menuntut inovatif, kreatif. Bakery dan kuliner ia memadukan rasa asin, pedas, gurih, legit dan lain sebagainya.

“Kalau hairstylist, saya selalu passion untuk mengubah penampilan para wanita untuk sederhana bersahaja tapi enak dilihat. Sebagai hairstylist, saya selalu mau membuat orang berpenampilan rapi terutama bagaimana menata dan merawat rambutnya,” pungkas Susanna.

Sumber foto: Istimewa

Baca Juga: