Poppy Christine, pendiri Nam Home Studio di Tasikmalaya, berhasil memberikan inovasi kebugaran baru dengan mengombinasikan olahraga trampoline dan tarian, yang kini dikenal sebagai trampoline dance.
Konsep unik ini telah berkembang pesat dan menarik perhatian banyak pecinta olahraga dari berbagai daerah di Indonesia.
Sejak mendirikan home studio-nya pada 2018, Poppy sempat mengalami kesulitan bersaing dengan sanggar-sanggar olahraga lain yang sudah lebih dulu populer dengan kelas zumba dan aerobik. Dengan latar belakang yang beragam, mulai dari aerobik, bela diri, wushu, muaythai, hingga belly dance, ia mulai mencari konsep olahraga yang unik dan belum berkembang di Indonesia.
Pada 2019, melalui YouTube, Poppy menemukan olahraga trampoline yang banyak dipraktikkan di rumah-rumah di Eropa.
Melihat potensinya, ia mulai merancang kelas dengan 11 alat trampoline dan gerakan yang ia pelajari dari video. Namun, kelas ini tidak bertahan lama karena peserta merasa cepat lelah dan bosan dengan gerakan yang monoton.
Tidak menyerah, Poppy berpikir ulang untuk mengemas olahraga trampoline agar lebih menarik. Ia kemudian mengombinasikan trampoline dengan unsur tarian, menciptakan koreografi yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga menantang. Konsep trampoline dance ini segera mendapat respons positif dari para peserta.
Mereka semakin antusias mengikuti latihan dan bahkan membagikan pengalaman mereka di media sosial, yang membuat olahraga ini semakin dikenal luas.
Untuk mengembangkan trampoline dance lebih lanjut, Poppy mendalami berbagai gerakan secara online, termasuk dari Singapura. Ia merancang sendiri susunan gerakan, teknik menghafal, serta cara menyinkronkan dengan musik yang dipilih.
Demi melindungi karyanya, ia mendaftarkan koreografi dan metode pelatihannya ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), menjadikannya sebagai salah satu pelopor pelatihan instruktur trampoline dance fitness di Indonesia.
Kini, olahraga ini tidak hanya berkembang di Tasikmalaya, tetapi juga merambah ke berbagai kota di Indonesia. Bahkan, peserta dari Papua dan Singkawang datang langsung ke Tasikmalaya untuk mengikuti pelatihan. Selain itu, bagi yang ingin belajar namun tidak bisa hadir langsung, tersedia pelatihan dasar secara daring melalui Zoom.
Poppy juga telah menyusun metode latihan yang sistematis, membagi gerakan ke dalam tiga level: dasar, menengah, dan lanjutan, dengan total 70 gerakan.
Dengan semakin banyaknya peminat, trampoline dance kini bukan sekadar olahraga, tetapi juga menjadi salah satu alternatif aktivitas kebugaran yang menghibur dan menyehatkan.
Sumber Foto: Istimewa
Baca Juga:
- Rimigy Rihasalay: Semangat Kartini Hidup dalam Setiap Rancangan dan Langkah Perempuan Indonesia
- Perempuan dalam Industri Konstruksi sebagai Wujudkan Semangat Kartini Modern
- Lady Vien: Semangat Kartini Hidup dalam Perempuan Masa Kini yang Mandiri, Tangguh, dan Menginspirasi
- Mengenal Kampung Joglo Tanjung Lesung, Oase Budaya Jawa di Tanah Banten
- Hadirkan Kembali Acara “Dazzle Your Day with Prilly Latuconsina” di Botani Square Bogor, The Palace Jeweler Adakan Fan Meeting, Games, hingga Challenge Seru