Ecoprint adalah teknik pewarnaan dan pencetakan kain dengan menggunakan bahan alami seperti daun, bunga, dan batang. Teknik ini semakin populer karena ramah lingkungan dan menghasilkan motif yang unik dan tidak terduga.

Ulupi Hastuti dari House of Pipie adalah salah satu pelaku usaha dengan Ecoprint. Dia mengatakan bahwa Ecoprint memiliki banyak potensi, baik dari segi ekonomi kreatif maupun pelestarian lingkungan. Ulupi paham benar dengan Ecoprint.

Wanita dengan latar belakang Teknik Sipil dan masih aktif menjalankan pekerjaan Kontraktor-nya di HEKSA dan kesibukannya sebagai Wakil Ketua Umum di DPP IWAPI & Waketum KICI (Komunitas Ibu Cerdas Indonesia), masih sempat berkarya dengan teknik Ecoprint ini.

Penulis dari buku Senandung Rona & Dedaunan pada Busana Cantik,  Ulupi Hastuti pada satu kesempatan menyempatkan waktu untuk berbincang panjang lebar dengan KABARI mengenai Ecoprint. Berikut petikan wawawancara Kabari bersama Ulupi.

Bagaimana perkembangan fashion ecoprint di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir?

Perkembangannya sangat menggembirakan dan progress kemajuannya sangat signifikan. Mengingat sekarang kepedulian terhadap lingkungan dan harapan pemerintah untuk jalankan Green Economy sehingga teknik seni olah kain Ecoprint yang Ecofriendly ini sangat relevan.

Apa saja tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan fashion ecoprint di Indonesia?

Tantangannya diperlukan niat dan ketekunan ekstra, mengingat proses pembuatannya memerlukan tahapan yang cukup banyak tidak instant sehingga makan waktu untuk menekuninya.

Apa saja jenis daun dan bahan lain yang commonly digunakan dalam ecoprint di Indonesia?

Daun-daun yang bisa dipakai adalah daun yang mengandung tanin, semacam zat daun / bunga yg bisa ter patroon/ cetak ketika di aplikasikan ke media yang akan di proses Ecoprint contohnya daun Jati , kalpataru, Lanang, Jarak kepyar, Jarak wulung, ketapang , ketepeng, Eucalyptus, Jenitri, kenikir dan lainnya.

Bagaimana proses pembuatan ecoprint pada kain?

Ecoprint pada kain harus dipilih kain yang tidak ada unsur polyester. Harus serat alam baik yang botani seperti dari kapas jenis cotton maupun hewani dari ulat sutra yaitu aneka bahan sutra. Terus diawali dengan proses scouring, Mordan dulu untuk mudahkan memasukkan unsur pewarnaan alam seperti Indigo, secang, tingi , tegeran, mahoni, dan lainnya. Selanjutnya di proses pengaplikasian daun ditata sesuai design, diatas kain utama dan ditutup dengan kain blanket celup sesuai dengan teknik yang dipilih.

Setelah disteam selama 2 jaman baru dianginkan untuk proses oksidasi memaksimalkan warna beberapa hari. Untuk teknik dasar yang konvensional diperlukan fiksasi untuk mengikat / memfix-kan warna agar tidak luntur dan siap di jahit atau dipasarkan.

Apa saja teknik ecoprint yang berbeda dan apa ciri khasnya?

Yang membedakan teknik Ecoprint bermacam-macam seperti dari media yang mau di Ecoprint seperti di kain yang di steam kukus beda dengan dikulit yang direbus, demikian juga di kertas, keramik dan lainnya.

Dari macam tekniknya selain yang tadi di steam/ kukus dan rebus adalagi yang disebut teknik Ecoprint pounding yaitu daun yang telah ditata diatas kain kemudian dipukul-pukul dengan palu setelah dilapisi plastik. Teknik ini jarang saya pakai karena menurut saya dengan memukul itu melukai serat kain yang mengakibatkan koyak / rusak teksturnya.

Bagaimana cara merawat pakaian ecoprint agar tahan lama?

Merawat wastra Ecoprint sebaiknya dicuci dengan hand wash tidak dengan washing machine dan tidak dengan detergen yang kuat cukup dengan sabun lerak atau sabun cair yang soft saja. Menjemurnya tidak di matahari langsung ,  dibawah atap atau canopy / cukup dianginkan , untuk sutra cepat sekali kering. Untuk setrika sebaiknya di setrika uap, jika setrika biasa sebaiknya dialasi selembar kain agar tidak panas langsung. Dengan demikian warna yang dari celupan warna alam dan pola daunnya lebih awet.

Bagaimana dampak fashion ecoprint terhadap ekonomi kreatif di Indonesia?

Dampak terhadap ekonomi kreatif sangat besar karena banyak orang yang lebih menghargai karya hand made dengan proses yang relatif rumit dibanding dengan printing. Dan Ecoprint bisa dilakukan oleh pelaku usaha dengan berbagai segmentasi terutama para UMKM dari rumah saja, sehingga bisa menjadi sumber daya pelakunya terutama para perempuan untuk menambah income sehingga berdampak pada ekonomi kreatif yang menjanjikan

Apa saja peluang bisnis dalam fashion ecoprint di Indonesia?

Peluang bisnis bisa di banyak sektor mulai dari perambah daun dan bahan-bahan alam yang bisa dijual ke para ecoprinter. Dari pelaku ecoprinter bisa menjual karya nya dengan keuntungan yang signifikan dari bahan kainnya, yang dijadikan busana, scarf , element interior seperti sarung bantal, taplak meja, gorden bahkan bed cover dan lainnya. Juga bahan-bahan lain dari kulit bisa jadi tas , dompet, sepatu, sandal , sabuk dan lainnya. Serta keramik bisa di mug dan tumbler dan lainnya.

Bagaimana cara meningkatkan daya saing produk fashion ecoprint Indonesia di pasar global?

Meningkatkan daya saing dengan go public karya baik melalui medsos, media elektronik maupun cetak , penyelenggaraan pameran, bazzar dan fashion show dengan karya-karya yang unik berciri khas yang out of the box tidak seperti kebanyakan hingga dilirik oleh peminat di pasar global.

Apakah ada program atau komunitas yang mendukung pengembangan fashion ecoprint di Indonesia?

Program dari organisasi atau Komunitas Perempuan biasanya mengapresiasi aktifitas para Ecoprinter yang tidak sekedar bisnis fashion yang berbahan printing. Sehingga sering diberikan ruang untuk ajang pamer karya baik bazzar maupun fashion show dan talk show. Untuk Komunitas Khusus Ecoprint ada AEPI ( Asosiasi Ecoprint Indonesia) yang baru didirikan tahun 2020 yang mewadahi para ecoprinter di seluruh Indonesia yang sudah berjumlah 1500 an

Bagaimana fashion ecoprint dapat membantu melestarikan budaya dan tradisi lokal di Indonesia?

Untuk saya di House of Pipie by Ulupi, bisa membuat busana-busana sentuhan tradisional seperti setelan kebaya kutu baru atau kebaya modern lainnya yang syukur diapresiasi dan di enakan oleh para pengurus Kebaya Fondation dan juga yayasan Busana Nusantara di hari Bumi

Apa saja pesan dan nilai yang ingin disampaikan melalui fashion ecoprint?

Pesan dan nilai yang ingin disampaikan adalah cintai bumi Indonesia dengan menggunakan bahan baku dari kain , pewarna alam maupun pola nya yg bersifat non chemical, natural alam semua sehingga seluruhnya Ecofriendly dan bisa menyelamatkan bumi kita. Karena tidak menjadi penyumbang sesuatu yang merusak bumi kita. Karena daun yang dipakai proses ecoprint pun bisa menjadi humus.

Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fashion ecoprint di Indonesia?

Memang tidak mudah menyadarkannya tapi terus harus diupayakan mengingat ini termasuk green flation, dimana harga produk jadi tidak murah karena proses yang tidak instan, namun terus mengingatkan atau mempengaruhi para konsumen maupun produsen bahwa ecoprint itu produk handmade yang bernilai seni tinggi dan bisa meningkatkan pride seseorang karena mengenakan produk mahal dan menjadi seorang sosok pecinta / sadar akan penyelamatan lingkungan, bumi kita.

Apa saja tren dan inovasi terbaru dalam fashion ecoprint di Indonesia?

Tren dan inovasi terbaru dari tekniknya antara lain mengkombinasikan teknik tie-dye / Shibori / Jumputan / sasirangan dengan teknik Ecoprint. Juga berbagai teknik mordanting serta berbagai macam jenis kain yang di kombinasikan serta mixing warna alamnya. Untuk fashionnya juga bisa mengkombinasikan wastra Indonesia yang lain seperti tenun, batik dan Lurik yang di Ecoprint setempat hingga mendapatkan perpaduan yang cantik.

Bagaimana cara memastikan fashion ecoprint di Indonesia tetap berkelanjutan dan ramah lingkungan?

Caranya dengan terus mengedukasi para produsen dan konsumen untuk terus berkarya maupun memakai Ecoprint dengan segala inovasinya serta memberikan pemahaman bahwa bahan-bahan yang di pakai adalah yang Ecofriendly dengan penjelasan yang bisa menyelamatkan bumi.

Sumber foto: istimewa

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 198

Baca Juga: