Ajang Miss Equality World 2024 yang berlangsung pada 17 Oktober 2024 di Bangkok, Thailand, menjadi panggung bagi perempuan dari berbagai latar belakang untuk menyuarakan pesan kesetaraan dan keberagaman.

Salah satu kontestan dari Indonesia yang berpartisipasi dalam event tersebut adalah Karina Samira, wakil dari Indonesia. Dalam wawancara bersama Kabari, Karina berbagi perjalanan dan pandangannya seputar kompetisi ini.

Bagi Karina, Miss Equality World adalah lebih dari sekadar kompetisi kecantikan. “Motivasi utama saya adalah untuk membawa pesan tentang pentingnya kesetaraan, khususnya bagi komunitas trans,” ujarnya.

Sebagai individu yang pernah menghadapi berbagai tantangan, Karina ingin menjadi simbol harapan dan representasi positif bagi semua orang, terlepas dari identitas gender atau latar belakang mereka.

Menjelang kompetisi, Karina mempersiapkan dirinya secara holistik. Dari segi fisik, ia rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran.

 “Saya juga mengasah keterampilan berbicara di depan umum agar dapat menyampaikan pesan dengan percaya diri,” tambahnya. Dukungan dari orang-orang terdekat serta refleksi diri menjadi kunci kekuatan mentalnya.

Karina bertekad menggunakan ajang ini untuk menginspirasi generasi muda, khususnya komunitas trans, agar percaya diri dalam mengejar impian.

“Dengan menghargai diri kita, kita mampu memaksimalkan potensi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ungkapnya penuh semangat.

Perjalanan Karina ke Miss Equality World bukan tanpa hambatan. “Tantangan terbesar adalah menghadapi stigma dan ekspektasi masyarakat,” tuturnya. Namun, ia memilih untuk tetap teguh pada nilai-nilainya dan menunjukkan integritas dalam setiap langkah.

Menurut Karina, ajang ini adalah platform edukasi yang strategis. “Ini bukan sekadar kontes kecantikan, tetapi panggung untuk menampilkan keberagaman dan menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi luar biasa untuk berkontribusi,” jelasnya.

Andai Jika terpilih sebagai pemenang, Karina berencana memulai inisiatif pemberdayaan komunitas trans melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan.

“Saya juga ingin bekerja sama dengan organisasi pendukung kesetaraan untuk menciptakan peluang dan mendorong perubahan kebijakan yang inklusif,” katanya dengan optimisme.

Sumber Foto: Istimewa

Baca Juga: