Tidak ada yang menyangka bahwa Rika, yang dulu memulai kariernya sebagai customer service di sebuah klinik, akan menjadi seorang konsultan bedah plastik.

Karier yang awalnya dirintis tanpa sengaja ini kini telah dijalaninya selama delapan tahun, penuh dengan berbagai pengalaman suka dan duka.

Perjalanan panjang ini telah membentuk Rika menjadi seorang profesional yang tidak hanya memahami aspek teknis dari bedah plastik, tetapi juga memiliki keterampilan komunikasi dan empati yang luar biasa.

Perjalanan Rika di dunia bedah plastik dimulai secara kebetulan. Sebagai seorang customer service, ia bertugas melayani dan menjawab pertanyaan pasien.

Namun, rasa ingin tahu dan ketertarikannya terhadap dunia bedah plastik semakin besar seiring berjalannya waktu. Rika mulai belajar tentang pemasaran dan prosedur bedah plastik dari para ahli di klinik tersebut.

Semangat belajar yang tinggi dan dedikasi yang kuat akhirnya membawa Rika ke posisi konsultan bedah plastik. Peran ini menuntutnya untuk tidak hanya memiliki pengetahuan medis yang mumpuni, tetapi juga kemampuan untuk memahami dan mendukung pasien dalam perjalanan mereka menuju perubahan fisik.

Ada banyak hal yang membuat Rika merasa bahagia dalam menjalani profesinya. Salah satunya adalah kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, baik itu rekan kerja maupun pasien.

Rika merasa bahwa melalui profesinya ini, ia bisa memperluas jaringan pertemanan dan belajar dari berbagai orang yang memiliki keahlian dan pengalaman luas di bidangnya. Setiap hari memberikan pelajaran baru dan memperkaya wawasannya.

Selain itu, kebahagiaan terbesar Rika datang dari melihat pasiennya merasa puas dengan hasil operasi. Setiap senyum bahagia dan rasa percaya diri yang meningkat dari pasien adalah penghargaan tersendiri.

Mengetahui bahwa ia telah membantu seseorang mencapai impian mereka dan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri adalah pencapaian yang membuat segala usaha dan kerja keras terasa sangat berharga.

Namun, profesi sebagai konsultan bedah plastik juga memiliki tantangan dan kesulitan yang tidak bisa dihindari. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Rika adalah menjadi penengah dalam konflik yang melibatkan pasien dan keluarganya.

Rika menceritakan sebuah pengalaman di mana seorang pasien wanita melakukan operasi bedah plastik tanpa sepengetahuan suaminya. Ketika sang suami mengetahui hal tersebut, terjadi pertengkaran hebat yang berujung pada pengusiran sang istri dari rumah.

Dalam situasi ini, Rika harus berperan sebagai mediator. Ia mendatangi rumah pasien tersebut, memberikan penjelasan, dan mencoba menenangkan kedua belah pihak. Dengan kesabaran, Rika menemani pasien tersebut hingga tengah malam, menunggu di pos satpam sampai akhirnya sang suami mau menerima kembali istrinya.

Pengalaman ini menunjukkan bahwa peran seorang konsultan bedah plastik tidak hanya terbatas pada urusan medis, tetapi juga melibatkan penyelesaian konflik dan memberikan dukungan emosional.

Tantangan lainnya adalah menghadapi pasien yang tidak patuh pada aturan pasca operasi.

Rika menceritakan kisah seorang pasien yang nekat berenang beberapa hari setelah operasi. Tindakan nekat ini menyebabkan infeksi serius dan pasien tersebut harus masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD).

Situasi seperti ini tidak hanya membahayakan kesehatan pasien, tetapi juga memberikan Rika perasaan untuk merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan pasiennya.

Kedisiplinan dan kepatuhan pasien terhadap instruksi pasca operasi sangat penting untuk kesuksesan dan keselamatan prosedur bedah. Namun, tidak semua pasien memahami atau mengindahkan peringatan tersebut. Ketika hal-hal buruk terjadi, Rika sering kali harus memberikan penjelasan yang kadang-kadang bisa menguras energi dan emosinya.

Sumber foto: Istimewa

Baca Juga: