Pemilihan presiden (pemilu) Amerika Serikat sebentar lagi akan digelar. Demi menjadi orang nomor satu di AS banyak cara dilakukan untuk menjatuhkan lawan. Barack Obama yang saat ini masih menjabat sebagai presiden AS dan akan mencalonkan diri lagi pun tidak luput dari serangan rivalnya Mitt Romney dari Partai Republik.

Serangan terhadap Obama ini uniknya diangkat ke dalam sebuah film, dan dalam waktu dekat ini film dokumenter berjudul ‘2016’ akan segera diluncurkan. Film tersebut bercerita tentang keburukan yang akan terjadi bila Obama terpilih lagi dan menjabat sebagai presiden

Film digarap oleh orang-orang professional yang pernah melahirnya film Schindler’s dan Jurassic Park, mereka berupaya mengangkat kisah nyata yang menampilkan adik tiri Obama, George Hussein Obama yang menetap di Kenya.  Salah satu misi dari film ini adalah ingin menunjukan gambaran kontras antara Obama dengan adik tirinya, dimana dalam kenyataannya Obama tinggal di Gedung Putih dengan kekuasaan dan kemewahan, sedangkan adik tirinya tinggal di perkampungan kumuh di Nairobi, Kenya.

Tim sukses Partai Republik ingin masyarakat bisa menilai dari gambaran tersebut, bahwa Obama tidak bisa mengurus negara, karena untuk mengurus keluarganya saja ia tidak mampu. Kenapa George tidak bisa hidup layak seperti keluarga presiden umumnya, sementara Obama punya segalanya dan berkuasa.

Namun sayangnya, rencana ingin menjatuhkan Obama melalui George tidak berjalan mulus. Meskipun hanya saudara tiri, George menolak menjelek-jelekan Obama. Penolakan itu terlontar saat DInesh D’Souza mewawancarai George dan meminta pendapatnya tentang Obama dan bisa terlibat dalam pemuatan film tersebut, tapi George justu menjawab dengan ungkapan yang tidak menyudutkan Obama.

“Apakah Anda merasa tidak diperhatikan oleh Obama?” tanyanya. Dengan polos George menjawab, Obama punya keluarga sendiri yang harus diperhatikan. “Saya sudah besar dan saya bisa menolong diri saya sendiri” papar George.

Pernyataan George membuat pewawancara tidak puas, karena ia menginginkan jawaban Obama telah mentelantarkannya. Tidak kehilangan akal ia terus menanyai George dan mengarahkan ia untuk mengeluarkan pernyataan yang bisa menyudutkan Obama. “Obama pernah menyatakan bahwa dia adalah penjaga saudara-saudaranya dan Anda adalah saudaranya. Apakah Anda termasuk yang dijaga Obama?”.

Tapi dengan santai dan tidak menjawab pertanyaan, “Tanyakan saja dengan yang bersangkutan. Dia punya banyak masalah yang harus diselesaikan.”

Tak mau menyerah begitu saja, karena momen ini dianggap sebagai salah satu serangan yang bisa menjatuhkan Obama. “Ya dia mengurus dunia tapi tidak mengurus keluarga (George dan saudara-saudaranya)?” tanyannya lagi.  Tapi dengan enteng George menjawab “Dia (Obama) mengurus dunia dan tentu saja mengurus saya karena saya bagian dari dunia,” paparnya.

Bisa dibilang usaha tim pembuat film nyaris gagal karena tidak bisa mengarahkan George untuk menguatkan misi film dokumenter yang ingin menampilkan sisi lain kehidupan keluarga Obama yang serba kekurangan.

Sekali lagi tim sukses Partai Republik harus menyadari bahwa mereka salah besar, pasalnya George memang tinggal di gubuk di perkampungan kumuh, tapi itu bukan karena dia miskin, melainkan ia ingin membaktikan dirinya membantu orang-orang miksin, dan ini adalah pilihan hidupnya.

George memang bukan dari keluarga kaya, hidupnya sederhana. Tak banyak orang tahu, buku karyanya yang berjudul ‘Homeland’ sempat popular di Kenya. Ia memang pernah memiliki masa lalu buruk dan sempat menjadi pecandu narkoba, namun akhirnya ia sadar dan memilih jalan hidupnya untuk membantu kaum miskin agar keluar dari kemiskinan, terutama anak-anak dengan mengajarkan bagaimana menghadapi tantangan hidup.

“Kakak saya telah menjadi pemimpin di negeri paling berpengaruh di dunia ini. Di sini, di Kenya, nasib saya menjadi seorang pemimpin di antara orang-orang paling miskin di Bumi, mereka yang tinggal di perkampungan kumuh,” tulis George dalam bukunya.

George dan Obama memiliki ayah yang sama yakni Obama (senior) namun berbeda ibu. George lahir di Kenya dari istri keempat ayahnya dan Obama lahir di AS dari istri keduanya. Hubungan keluarga itulah yang menjadikan George kerap disapa dengan sebutan candaan ‘Mister President!’. (1001)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?47904

Untuk melihat artikel Amerika / National lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :