Dr. Taruna Ikrar, MD, PhD
(University of California, School of Medicine, Irvine, USA)

Penyakit
diabetes sering ditandai dengan kondisi dimana tubuh tidak memproduksi
cukup insulin, hormon yang diproduksi di pankreas. Insulin memungkinkan
sel untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi. Pada
penderita diabetes, tubuhnya gagal merespon dengan benar akan fungsi
insulin, sehingga tubuh tidak membuat cukup insulin, atau bahkan
keduanya. Hal ini menyebabkan glukosa menumpuk di dalam darah, dan
sering menyebabkan berbagai komplikasi. (Gambar 1: Mekanisme Kerja
Insulin Pada Penderita Diabetes).

Tahun 2000 menurut WHO,
setidaknya 171 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, atau
2,8% dari populasi. Diperkirakan pada tahun 2030, jumlah ini akan
hampir 2 kali lipat.

The American Diabetes Association
tahun 2009 melaporkan 23.6 juta anak-anak dan orang dewasa di AS hidup
dengan diabetes. Sementara sekitar 17,9 juta lainnya telah didiagnosa
dengan diabetes, dan hampir satu dari empat juta penderita diabetes
tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit.

Jenis Diabetes

Tipe
1: Hasil dari kegagalan tubuh untuk memproduksi insulin. Diperkirakan
5-10% penduduk dunia terdiagnosa tipe ini. Saat ini hampir semua orang
dengan diabetes tipe 1 harus mendapatkan pengobatan dengan suntikan
insulin.

Tipe 2: Resistensi insulin, suatu kondisi di mana
sel gagal menggunakan insulin dengan benar, kadang-kadang
dikombinasikan dengan kekurangan insulin relatif.

Selain
kedua tipe diatas, masih dibedakan lagi berdasarkan kasus yang
mendahuluinya. Contohnya: Gestational diabetes: yang dialami oleh Ibu
hamil yang tidak pernah menderita diabetes sebelumnya, tetapi yang
mempunyai gula darah tinggi (glukosa) selama kehamilan dikatakan telah
gestational diabetes.

[NPI Float=”none”]/Media/0/jpg/2009/10/57874118-f2b7-e114-6e35eed740cdb756.jpg[/NPI]

Contoh lainnya termasuk diabetes
bawaan, karena cacat genetik sekresi insulin, dimana diabetes dipicu
oleh steroid dosis tinggi hormon Glukokortikoid, dan beberapa bentuk monogenic diabetes.

Gejala
umum: cepat terasa lelah, selalu merasa haus, selalu merasa lapar,
sehingga sedikit-sedikit mau makan. Sering kencing dan merasa tidak
kuat, kadang disertai perasaan mual dan muntah, nyeri-nyeri disekujur
tubuh. (Gambar 2: Gejala-gejala dasar penyakit diabetes).

Penyakit
Diabetes menjadi berbahaya karena bisa berkomplikasi atau menyebabkan
beberapa penyakit sekunder yang lebih berbahaya dibanding penyakit
Diabetes itu sendiri.

[NPI Float=”none”]/Media/0/jpg/2009/10/57878a8a-b64e-3089-3c3dbbd10abb49f3.jpg[/NPI]

Komplikasi serius jangka panjang
meliputi: komplikasi penyakit jantung, gagal ginjal kronis, kerusakan
retina yang dapat menyebabkan kebutaan, beberapa jenis kerusakan saraf,
dan mikrovaskuler kerusakan, yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi
dan kesulitan penyembuhan luka. Selanjutnya dapat menyebabkan gangren,
bahkan berakibat sampai amputasi. (Gambar 3: Beberapa Komplikasi
Penyakit Diabetes)

Perawatan memadai serta melakukan
peningkatan gaya hidup dengan tidak merokok dan menjaga berat badan,
dapat memperbaiki profil dan menurunkan risiko dari berbagai komplikasi
kronis.

Karakteristik Penyakit Diabetes dan Pengobatannya

Diabetes
mellitus tipe 1 ditandai oleh tidak berfungsinya sel beta dari pulau
Langerhans di pankreas yang menyebabkan kekurangan insulin.
Tipe
ini dapat mempengaruhi anak-anak atau orang dewasa, tetapi secara
tradisional disebut “juvenile diabetes” karena mewakili mayoritas kasus
diabetes pada anak-anak.

Pengobatan utama diabetes tipe 1,
adalah melalui penyuntikan insulin yang disertai pemantauan glukosa
darah. Pengobatan juga disertai dengan pengaturan gaya hidup berupa
diet dan olahraga.

Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan
oleh resistensi insulin atau berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin, yang disertai dengan berkurangnya sekresi insulin jika
dibandingkan dengan kadar normal. Respon ini disebabkan oleh kerusakan
jaringan tubuh terhadap insulin atau menurunnya reseptor insulin di
membran sel. Diabetes tipe 2 adalah jenis yang paling umum.

Pada
tahap awalnya kelainan utama adalah berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin, yang ditandai dengan peningkatan kadar insulin dalam darah.
Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatasi dengan berbagai obat-obatan
yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi
produksi glukosa oleh hati.

Ada beberapa teori yang
menyebutkan penyebab diabetes tipe 2. Central obesitas diketahui
sebagai faktor predisposisi individu untuk resistensi insulin.
Kegemukan adalah faktor utama yang secara aktif mempengaruhi mensekresi
hormon yang disebut adipokines yang kemungkinan merusak toleransi
glukosa.

Kegemukan ditemukan pada sekitar 55% dari pasien
yang didiagnosis dengan diabetes tipe 2. Faktor-faktor lain termasuk
penuaan (sekitar 20% dari pasien usia lanjut di Amerika Utara mengidap
diabetes) dan sejarah keluarga.

Namun, komplikasi yang
berat dalam jangka panjang akibat diabetes tipe 2 telah diketahui,
termasuk gagal ginjal akibat diabetes nefropati, penyakit vaskular
(termasuk penyakit arteri koroner), kerusakan retina, hilangnya sensasi
atau rasa sakit, hingga gagal jantung.

Diabetes tipe 2
biasanya, pada tahap awal dapat diobati dengan meningkatkan aktivitas
fisik, mengurangi asupan karbohidrat, dan kehilangan berat badan. Ini
dapat mengembalikan sensitivitas insulin bahkan ketika berat badan yang
sederhana, misalnya sekitar 5 kg (10-15 lb) pada lemak perut.

Langkah
berikutnya, jika perlu perawatan dengan obat-obatan antidiabetic oral.
Sehingga produksi insulin dapat diatasi. Jadi obat oral (yang sering
digunakan dalam berbagai kombinasi) dapat digunakan untuk meningkatkan
produksi insulin contohnya: sulfonylureas.

Demikian pula untuk mengatur pelepasan glukosa yang tidak pantas oleh hati, metformin.

Menurut
sebuah studi, kelebihan berat badan pasien yang diobati dengan
metformin dibandingkan dengan makanan saja, sudah mengurangan risiko
32% untuk setiap diabetes endpoint, 42% kematian terkait diabetes dan
36% untuk semua penyebab kematian dan stroke.

Gestational
diabetes mellitus (GDM) mirip diabetes tipe 2 dalam beberapa hal.
Terjadi di sekitar 2% -5% dari seluruh kehamilan dan dapat menghilang
setelah melahirkan. Diabetes gestational sepenuhnya dapat diobati akan
tetapi harus berhati-hati dan perlu pengawasan medis selama kehamilan.
Sekitar 20% -50% dari perempuan yang terkena mengembangkan diabetes
tipe 2 di kemudian hari.

Meskipun mungkin bersifat
sementara, gestational diabetes yang tidak diobati bisa merusak
kesehatan janin atau ibu. Bahkan pada kasus yang parah, perinatal
kematian bisa terjadi, paling umum sebagai akibat perfusi plasenta yang
buruk akibat kerusakan pembuluh darah.

Pencegahan dan Penatalaksanaan Penyakit Diabetes

1.
Ada bukti memadai bahwa makan makanan yang rendah indeks glikemik
secara klinis akan membantu penyembuhan dan pencegahan penyakit diabetes,
maka disarankan untuk melakukan diet pada orang orang yang mempunyai
faktor risiko.

2. Bagi yang telah terdiagnosis, supaya
menghindari kemungkinan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang
yang berkaitan dengan diabetes. Ada peran yang sangat penting bagi
pasien adalah dukungan diet, latihan berpikir positif dan optimis,
pemantauan glukosa darah, dengan harapan agar kadar glukosa darah dalam
batas-batas yang dapat normal.

3. Pengontrolan diperlukan
untuk mengurangi risiko komplikasi jangka panjang. Hal ini secara
teoritis dapat dicapai dengan kombinasi diet, olah raga dan penurunan
berat badan (tipe 2), dilanjutkan pemberian berbagai obat diabetes oral
dan pemberian insulin jika telah memasuki tahap yang lebih berat
seperti pada Diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang sudah tidak mempan lagi
dengan pengobatan diabetic oral.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33844

Untuk melihat artikel Amerika / Kesehatan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :