Mungkin Anda pernah mengalami
hal ini. Terbangun pada pukul tiga dini hari karena suara dengkuran suami.
Lalu Anda menyentuh suami Anda yang kemudian berbalik badan dan
berhenti mendengkur. Tapi saat Anda mulai bisa istirahat, suara
dengkuran itu datang lagi. Duuh sekarang malah suara
dengkuran itu lebih keras disertai suara seperti mendengus, bersiul,
bahkan suara mengecap-ngecapkan bibir.

Menurut riset medis
Klinik Gangguan Tidur di Universitas Stanford, peristiwa seperti ini
banyak terjadi terhadap pasangan suami-istri dimana-mana dan bahkan
tidak jarang hal ini membuat para istri menjadi insomnia.

Apa
yang sebenarnya menyebabkan dengkuran? Ketika seseorang menghirup dan
menghembuskan nafas, jaringan lunak di bagian belakang kerongkongan
akan bergetar dan menciptakan simphoni malam. Dan kala ia menarik dan
menghembuskan nafas, jaringannya menggantung pada jalan tenggorokan.
Tekanan udara membuat jaringan berkibar-kibar seperti layar. Hasilnya?
Mendengkur.

Dibawah ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan mendengkur.

Tidur Terlentang

Beberapa
orang mendengkur hanya ketika mereka tidur terlentang, dan gaya berat
mungkin menjadi penyebabnya. Begitu seseorang memiringkan tubuh,
otot-otot dan jaringan tenggorokannya yang telah rileks langsung naik
ke atas menuju aliran udaranya. Khususnya, lidahnya ke belakang dan
menggetar melawan anak lidah yang terkulai dan langit-langit mulut
lemah.

Gangguan Hidung

Ketika mulut
seseorang tertutup dan hidungnya tersumbat, ia akan menarik nafas penuh
agar dapat bernafas. Ini meningkatkan tekanan negatif dalam saluran
udara yang dapat menarik bersama-sama semuanya sehingga jaringan
terkulai ke belakang tenggorokan.

Gangguan Tenggorokan

Amandel yang membesar dan adenoid
akan memperbesar jaringan dalam tengorokan seseorang dan dapat
menyebabkan mendengkur. Jika bagian lembut dari langit-langit mulut
terlalu panjang, ini dapat mempersempit terbukanya hidung menuju
tengorokan dan berkibar-kibar di dalam udara ketika seseorang bernafas
sehingga menimbulkan suara. Anak lidah yang terlalu panjang pun akan
memperburuk keadaan, karena akan menimbulkan suara yang semakin gaduh.

Mendengkur Karena Bertambahnya Usia

Beberapa
orang mulai mendengkur setelah mereka beranjak tua dan kehilangan
kelenturan otot-otot. Semakin tua usia, semakin longgar otot-otot dan
jaringan dalam saluran aliran udara bagian atas yang menyebabkan
timbulnya suara. Kendurnya otot pada lengan, kaki, atau dagu, mungkin
menyebabkan Anda putus asa. Untunglah pada kurun usia demikian
seseorang telah memasuki masa-masa yang arif.

Bertambahnya Berat Badan

Orang-orang
yang kelebihan berat badan cenderung menjadi pendengkur. Penjelasan
untuk itu sebenarnya sederhana, karena dalam tubuh mereka semakin
banyak lemak, tak terkecuali didalam tenggorokan mereka. Biasanya,
dengan bobot badan yang makin berat, mereka jadi semakin enggan
menggerakkan tubuhnya.

Obat-obat Penenang, Merokok, dan Kelelahan

Mendengkur
dapat pula mencapai kadar yang keterlaluan jika seseorang minum-minuman
keras yang berlebihan atau menelan obat-obatan penenang/tranquilizer,
atau antihistamin sebelum tidur. Obat-obat itu menekan sistem saraf dan
ia akan tidur dengan lelap, jaringan dan otot-otot akan sangat lemah
sehinga bergetar. Sama halnya dengan menyantap makanan dengan
berlebihan sebelum tidur, atau tidur akibat kelelahan setelah bekerja
keras sepanjang hari, dapat menyebabkan mendengkur. Sebab, semuanya
mengantarkan otot-otot dan jaringan teramat rileks.
Merokok,
meskipun bukan penyebab langsung mendengkur, tetapi dapat meningkatkan
dengkuran. Rokok menyebabkan iritasi hulu tengorokan bagian atas
sehingga selaput lendir mengembang, mengurangi jumlah udara yang masuk.

Penyembuhan

1. Jika Anda merasa kelebihan berat badan, cobalah untuk berdiet dan
berolah raga teratur. Ingatlah, ketika bobot Anda bertambah, setiap
bagian tubuh Anda dengan sendirinya akan membesar. Semakin menonjol
(lemak) di leher Anda, semakin terganggu saluran aliran udaranya.

2. 
Hindari makan banyak sebelum tidur. Cobalah makan sedikit beberapa jam
sebelum anda pergi tidur dan lihatlah jika hal ini dapat membantu
meredakan dengkuran Anda.

3. Pikirkan kembali tindakan Anda menelan
obat penenang atau obat tidur. Mungkin Anda berhasil mengatasi masalah
tetapi justru bisa meningkatkan volume dengkuran Anda. Sama halnya
dengan antihistamin, meskipun Anda membutuhkan obat ini untuk menghilangkan alergi, bersama-sama dengan obat lain, antihistamin
akan menekan sistem saraf pusat. Anda harus benar-benar menghindari
obat-obat penenang jika ada dugaan Anda mengalami episode berhenti
bernafas pada malam hari. Bagi orang yang menderita apnea, tertidur
sangat lelap yang berkombinasi dengan terbangun dan menahan dafas dapat
mematikan.

4. Merokok juga mengurangi berfungsinya sistem yang
berkaitan dengan tenggorokan, sehingga para pecandu rokok yang
menderita apnea lebih rentan bila oksigen di dalam tubuh mereka
menurun. Kondisi tubuh para pendengkur yang merokok kemungkinan jadi
lebih buruk dan tentu saja membahayakan kesehatan mereka. Maka,
berhentilah merokok!

5. Beberapa ahli berpendapat selaput lendir yang
kering akan mengembang dan menutup jalan lintasan udara. Dengan begitu,
mendinginkan ruang tidur dapat membantu mengurangi mengembangnya
selaput lendir dan menahan keluarnya suaranya.

6. Memiringkan seluruh
tubuh ke atas dengan menempatkan batu-bata atau beberapa buah buku yang
tipis di bawah tiang tempat tidur dapat membantu, terutama jika Anda
kelebihan berat badan. Memiringkan tubuh bermanfaat untuk menjaga
tekanan diafragma dan perut sehingga nafas menjadi lebih teratur.
Metode ini mencoba memperbaiki salah satu komponen yang dapat menambah
gangguan bernafas.

7. Jika Anda tergolong pendengkur yang tidur telentang, kemungkinan Anda dapat mencoba menggunakan sebuah cervical collar
—sebuah alat bagi orang yang lehernya keseleo. Teorinya adalah bahwa
mendengkur terjadi ketika dagu menempel pada dada sehingga mengganggu
saluran aliran udara. Mengangkat dagu merupakan jawaban untuk menjaga
batang tenggorokan tetap terbuka. Cara ini juga meregangkan leher
sehingga jaringan di dalamnya tidak lembek agar tidak bergetar. Sebelum
Anda mencobanya, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter untuk
memastikan bahwa menggunakan alat ini benar-benar aman bagi anda. (berbagai sumber)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33292

Untuk melihat Berita Indonesia / Kesehatan lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :