Dalam tempo dua bulan, Presiden Susilo BambangYudhyono telah melantik
trio pendekar hukum yang baru. Masing-masing Busyro Muqqodas sebagai
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Jenderal (Pol) Timur Pradopo sebagai
Kapolri, dan Basrief Arief sebagai Jaksa Agung.

Ketiganya dilantik setelah lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di DPR. Hanya jabatan ketua KPK yang diajukan oleh presiden dengan dua nama, selebihnya adalah calon tunggal.

Baik Timur, Basrief, maupun Busyro dikenal publik sebagai pribadi
yang kalem. Berbeda misalnya dengan Bambang Widjajanto calon ketua KPK yang tak terpilih. Bambang dikenal vokal dan berani. Maklum ia telah malang melintang di organisasi anti korupsi.

Ketiganya dihadapkan pada tugas yang boleh dibilang maha berat.
Memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Semua orang tahu korupsi
adalah persoalan kronis bangsa ini. Sudah demikian berurat berakar. Tapi
bukan tidak mungkin korupsi dapat diberantas.

Syaratnya ketiga pendekar hukum ini harus punya tekad dan kemauan
yang sama, serta bersinergi satu sama lain. Lupakan kepentingan korps
dan kepentingan elit tertentu jika sudah berahadapan dengan hukum.
Karena terbukti soal-soal demikian nyata-nyata mengganggu upaya
pemberantasan korupsi di negeri ini.

Akhirnya kita hanya bisa menunggu apakah mereka benar-benar seorang pendekar atau pecundang. Waktu akan menjawabnya.

Selamat bertugas!

Jenderal Polisi Timur Pradopo

Saat masih jadi Kapolres Jakarta Barat dan Pusat, Timur Pradopo dikenal
tegas, terutama kalau menghadapi aktivis penentang rezim Soeharto. Tapi
setelah pangkatnya makin tinggi dan usianya bertambah, Timur menjadi
tampak lebih dewasa.

Tak ada prestasi istimewa dari sosok Timur Pradopo. Bahkan ketika
perbendaharaan bintang di pundaknya menjadi empat dalam tempo singkat
justru memancing kontroversi. Sejauh ini Timur Pradopo dikenal bersih
meski namanya sempat dikaitkan dengan peristwa penembakan mahasiswa
Trisakti tahun 1998 saat ia menjabat Kapolres Jakarta Barat.

Nama: Drs Timur Pradopo
Pangkat/NRP : Jenderal/56010380
Jabatan terakhir: Kapolda Metro Jaya
Tempat Lahir : Jombang, 10 Januari 1956

Pendidikan :

AKABRI (AKPOL) 1978
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian 1989
Sekolah Calon Perwira Menengah POLRI 1996
Sekolah Calon Perwira Tinggi POLRI 2001

Karir :

Kapolres Metro Jakarta Barat
Kapolda Banten
Staf Ahli Bid Sospol Kapolri
Kapolda Jawa Barat
Kapolda Metro Jaya

Basrief Arief 

Publik tak banyak tahu tentang sosok pria kelahiran Tanjung Enim
Sumatera Selatan ini. Namun di lingkungan Kejaksaan, nama Basrief Arief
tidak asing. Yang bersangkutan pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan
Negeri (Kajari) Belawan, Sumatera Utara, Kajari Cibinong Jawa Barat,
lalu Kajari Jakarta Pusat. Setelah itu menjadi Asisten Pidana Umum
Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta dan pada akhirnya masuk di jajaran Gedung Bundar Kejaksaan Agung.

Sebetulnya setelah menjabat Wakil Jaksa Agung sampai tahun 2007,
Basrief sudah pensiun karena mengajukan pensiun dini meski masih ada
dua tahun masa fungsionalnya. Namun akhir November 2010 Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengangkatnya menjadi Jaksa Agung definitif
menggantikan Darmono, Pelaksana Tugas (Plt) Jaksa Agung.

Nama : Basrief Arief
Tempat Tanggal Lahir: Tanjung Enim, Sumatera Selatan, 23 Januari 1947
Jabatan Terakhir : Wakil Jaksa Agung

Pendidikan :

Magister Hukum Universitas Padjadjaran
Sarjana Hukum Universitas Andalas.
Sekolah Kejaksaan tahun 1967

Karir :

Kepala Kejaksaan Negeri Belawan, Sumatera Utara.
Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong,Jawa Barat,
Kepala Kejari Jakarta Pusat.
Staf Ahli Kejaksaan Agung R.I, Kepala Biro Umum,
Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta
Wakil Jaksa Agung pada tahun 2005 hingga pensiun Februari 2007.

Busyro Muqqodas


Kepribadian Busyro, memang banyak dipuji banyak kalangan. Dia sosok
yang sederhana, dan bersahaja. Namanya mulai menjulang saat terpilih
sebagai Ketua Komisi Yudisial (KY). Di lembaga pengawas kehakiman itu,
Busyro dikenal lantang.

Sebelum memimpin KY, Busyro adalah dosen aktif di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII), Yogyakarta. Satu kampus dengan Mahfud MD, ketua Mahkamah Konstitusi saat ini.

Sejak memimpin KY, namanya mulai dikenal. Terutama tatkala KY ngotot
ingin memeriksa Bagir Manan, yang saat itu menjabat sebagai Ketua
Mahkamah Agung, dalam kasus suap Probosutedjo, tahun 2006 lalu. Langkah
KY memburu Bagir, dianggap fenomenal.

Tetapi tatkala Busyro ikut mendaftar menjadi calon ketua KPK,
tak sedikit yang mencibir. Busyro dianggap sosok yang oportunis.
Pasalnya dia sudah menjabat ketua KY, tapi masih mau jadi ketua KPK.

Nama : Busyro Muqoddas
Lahir : Yogyakarta, 17 Juli 1952
Jabatan terakhir : Ketua Komisi Yudisial tahun 2005-2010

Pendidikan :

Sarjana Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1977.
S2 Hukum Universitas Gajah Mada 1995.
Sedang mengambil doktoral dengan judul disertasi “Kasus Komando Jihad
Ditinjau dari Prespektif dan Transparansi Kekuasaan Kehakiman”

Karier :

Direktur Pusat Konsultasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia
Pembantu rektor III, Faculty of Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (1986-1988),
Ketua Badan Etik IKADIN Yogyakarta (1998-2000)
ICM Yogyakarta (2000-2005)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36051

Untuk

melihat artikel Utama lainnya, Klik
di sini

Klik

di sini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon

beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported

by :