Di ranah mode Indonesia, nama Harry Darsono identik dengan adibusana. Koleksinya selalu berhasil menuai pujian dan decak kagum. Dalam empat puluh tahun dia berkarya, desainer bergelar PhD tersebut pun tampak tak pernah absen menggelar pertunjukkan.

Kali ini, pertunjukkan tersebut akan berlokasi di Berlin, Jerman. Harry mendapat undangan khusus dari Jakarta-Berlin Arts Festival (JBAF) yang akan digelar pada 25 Juni hingga 3 Juli 2011 mendatang. Harry sendiri, dalam konferensi pers yang dihelat di Museum Harry Darsono, Cilandak, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa dirinya akan mengangkat konsep fashion show musikal atau yang disebutnya Haute-Couture and Art to Wear Musical Show.

Ketua Panitia JBAF Martin Jankowski mengemukakan alasan terpilihnya Harry Darsono dalam pergelaran tahun ini karena karya-karya yang dibuat oleh Harry Darsono sangat unik dan berbeda. “Lewat karyanya, Harry Darsono menjembatani sisi tradisional dan modern, sekaligus membawa nafas barat dan timur. Dia juga bisa memadukan musik dan mode dalam cara yang unik dan berbeda,” ungkapnya.

“Kami tidak memiliki seniman multitalenta seperti Harry Darsono di Jerman, karena itu kami berharap Harry bisa datang dan berkontribusi dalam acara kami untuk memberikan sesuatu yang baru bagi warga Berlin,” tambah Jankowski. Dalam pergelaran JBAF, Harry Darsono dan tim dijadwalkan akan tampil di Berlin Concert Hall pada tanggal 30 Juni dan 1 Juli 2011, lalu pada 2 Juli 2011 di Schwangen Castle (Kastil Schwangen) yang terletak tidak begitu jauh dari kota Berlin.

Sementara, dalam pandangan Harry, Jakarta dan Berlin adalah dua kota yang sangat kontradiktif. Jakarta penuh dengan hiruk pikuk kegiatan masyarakatnya, sedangkan Berlin adalah kota yang sangat tenang. “Jakarta adalah kota yang unik, banyak yang bisa diangkat di sini, semua orang ada di sini dan saya yakin pertunjukkan ini bisa membuat mereka merasakan Jakarta di Kota Berlin,” katanya.

“Saya akan membawa hiruk pikuk Jakarta ke kota Berlin,” tambahnya, tegas. Tapi hiruk-pikuk yang dimaksud Harry bukanlah dalam bentuk chaos, melainkan keberagaman dan warna-warni wajah Jakarta yang dicitrakan secara ringan, bersahabat dan segar. Bagi desainer kelahiran 15 Maret 1950 itu, menampilkan Jakarta dalam bentuk yang lebih ramah perlu dilakukan untuk menepis gambaran atau citra Jakarta sebagai kota yang berat.

“Kota ini sudah sangat serius kondisinya, jangan kita hadapi dengan keseriusan juga tapi harus dilawan dengan keriangan,” ujarnya. Adapun karya yang akan ditampilkan adalah karya-karya art to wear yang baru dan karya karya monumental koleksi Museum Harry Darsono, seperti koleksi karya tahun 1970-an dan 1980-an.

Sementara karya-karya art to wear akan ditampilkan dalam bentuk Ballet Kontemporer yang akan dibawakan oleh Basilika Purwasabda, salah seseorang murid Harry Darsono. Sedangkan koleksi adibusana lainnya akan ditampilkan dalam sebuah pertunjukkan musical, dimana Harry Darsono sendiri akan tampil sebagai musisi yang memainkan piano, harpa dan terompet.

Dalam pertunjukkan tersebut juga akan tampil para seniman Tanah Air seperti Diani Sitompul, Inggrid Pattiasina,dan Abe Simson. Selanjutnya, tanggal 5 Juli, dari Berlin, pertunjukkan mode musikal Harry akan menuju Manchester, Bleinhem Palace di Oxford, kemudian London, dan Amsterdam.

Harry mengungkapkan bahwa kegiatannya mempromosikan Jakarta di Berlin juga mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Karena keberangkatannya ke Berlin itu juga dalam rangka memperingati HUT Kota Jakarta ke-484. “Pemerintah DKI juga ikut mendukung dengan menyediakan transportasi bagi kami,” tutupnya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36932

Untuk melihat artikel musik lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :