KabariNews – Dalam perjalanan waktu hingga 72 tahun Indonesia mengenyam alam kemerdekaan, Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) telah melakukan perannya sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan program-progran prioritas pembangunan yang menjadi progran setrategis nasional.

Dalam perannya BUMN telah memberikan kontribusi kepada negara di sektor laut, infrastruktur, ketahanan pangan, dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu di sektor literasi keuangan masyarakat dan akses permodalan untuk usaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Disektor keuangan inilah peran Perbakan BUMN sangat besar perannya hingga ke pelosok negeri.

Namun saat ini, yang harus menjadi perhatian adalah soal pemerataan. Demkian yang dikatakan Ahmad Bambang, Staff Khusus Menteri BUMN dalam paparannya saat acara “BUMN Hadir di Kampus” di gedung Olahraga Pertamina Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/10).

Selanjutnya Bambang mengatakan, debit ketimpangan dikota dan didesa antara yang kaya dan yang miskin majadi tantangan yang pertama bagi bangsa Indonesia. Hal ini, ditunjukan dengan Gini Rasio yang masih cukup tinggi. Kemudian tantangan yang kedua adalah di sektor energi dan pangan. Indonesia masih banyak melakukan impor energi dan pangan, bahkan garam pun kita masih impor.

“Masalah ketiga adalah infrastruktur dan industri dasar kita juga masih lemah”, jelas Bambang.

Ini ditunkjukan dengan indek infrasturktur Indonesia diantara negara-negara ASEAN, Indonesia menduduki urutan ke empat. Jauh dibawah negara Singapura, Malaysia, dan Brunai. Bahkan sampai saat ini, Indonesia masih dalam persaingan dengan Thailand.

“Jangan sampai berikutnya Indonesia tersusul oleh Vietnam”, ujar Bambang.

Tantangan keempat, dibidang akses layanan keuangan atau inklusi keuangan yang masih rendah. Dari sekian ratus juta penduduk Indonesia, hanya berapa persen yang memiliki akses ke bank, yang punya tabungan di bank atau akses ke bank.

Yang kelima, adalah sumber daya manusia. Indonesia memiliki populasi penduduk yang tinggi. Tentu saja didalamnya ada usia yang produktif atau tenaga kerja yang berusia muda. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Tetapi sangat disayangkan, tingkat produksivitas maupun pendidikannya masih rendah. Jadi tingkat kualitasnya masih dikisaran 0,684 persen. “Betapa kualitas tenaga kita jauh di bawah Singupara, Brunai, Malaysia dan sebagainya”, ungkapnya.

Dari tantagan tersebut, pemerintah memiliki program Nawacita. Nawa berarti sebilan dan cita yang berarti harapan. Yang kemudian memiliki arti nagara selalu hadir dan melajutkan kembali untuk melindung segenap bangsa Indonesia. Dengan tujuan Tri Sakti menuju Indonesia berdaulat secara politik, Indonesia yang mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.

Pemerintah sudah menghitung dan mempunyai cita-cita ketika 100 tahun usia  kemerdekaan Indonesia,, yang berarti di tahun 2045, Indonesia diharapkan memiliki PDB 29 ribu perkapita dan diharapkan menempatkan Indonesia di peringkat nomor lima di dunia.

Peringkat kualitas pendidikannya juga naik dari 431 jadi 520. Daya saing juga naik secara signifikan dari 30 menjadi 11, daya tarik investasi juga naik dari 40 ke 15, dan jumlah penduduk tentu saja naik sebesar 318 juta.

“Untuk mencapai tujuan program Nawacita, pemerintah memiliki prioritas program. Nah, disini peran dari BUMN harus dapat menjawab tantangan negara”, kata Bambang.

Kemudian Bambang menyebutkan progam prioritas yang pertama yaitu di sektor infrastruktur, untuk mengejar indek infrastruktur nasional supaya naik, daya saing juga naik untuk meningkatkan iklim investasi.

Selanjutnya, Sumber Daya Manusia. Disini Bambang memerikan contoh peran BUMN terhadap sektor sumber daya manusia seprti hadir di kampus untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Prioritas yang ketiga yaitu kesehatan, Ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kemudian yang ke empat koneksifitas, ke lima tata ruang, yang ke enam Kemneterian dan lembaga yang semakin baik, ke tujuh tata kelola yang menjadi baik, ke delapan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan terakhir reformasi agraria.

Pemerintah pada tahun 2015 kemarin juga telah memutuskan dana subsidi energi yang sifatnya konsumif dialihkan ke hal-hal yang produktif dan konsekuensinya dana subsidi disebar ke dalam proyek-proyek prioritas. Wilayah Timur Indonesia mendapat porsi yang tinggi dengan 13 proyek senilai Rp. 444 triluin.

Pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia di yakini akan mendorong Indonesia lebih cepat untuk mencapai tujuan sepanjang tidak ada turbelensi baik politik maupun disektor ekonomi.

Dari program prioritas pemerintah, BUMN telah memberikan kontribusinya sesuai dengan peran dan tugas serta bidang masing-masing BUMN yang disertai peran dari masyarakat dapat terlihat dari pencapaian selama tiga tahun terakhir.

Pencapaian itu bisa dilihat di tiga tahun ini, grafik angka kemiskinan semakin turun, tinggal 10,64 persen atau tinggal sekitar 821 ribu jiwa. Jumlah angka pengangguran juga turun terendah sepanjang sejarah 18 tahun terakhir. Rasio Gini yang merupakan indikator kesenjangan atau ketimpangan juga mengalami penurunan dari 0,414 persen 0,393 persen.

Bambang juga berharap  BUMN akan terus bisa menjawab tantangan-tantangan perkembangan negara di masa depan. “Kita akan berusaha terus menurunkan angka-angka tersebut”, pungkas Bambang. (Kabari 1003, foto 1003)