Sang Pencerah, adalah film garapan Hanung Bramantyo akan
menjadi tontonan wajib bagi Anda yang inginkan tontonan sarat makna.
Sebuah tontonan yang penuh nilai positif, nilai humanis, nilai
perjuangan seorang anak muda, nilai-nilai yang sangat sayang untuk
dilewatkan.

Sang Pencerah, adalah film garapan Hanung Bramantyo yang akan menjadi tontonan wajib bagi Anda yang menginginkan tontonan sarat makna. Sebuah tontonan yang penuh nilai positif, nilai humanis, nilai perjuangan seorang anak muda, nilai-nilai yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Sang Pencerah merupakan film yang mengangkat kisah tokoh besar yang hidup di tahun 1800-an, Ahmad Dahlan. Ya, tidak tanggung-tanggung memang yang dibuat oleh Hanung yang juga duduk sebagai penulis skenario. Tokoh pendiri Muhammadiyah itu coba dibuat oleh Hanung dalam bentuk layar lebar yang siap memberikan tontonan segar tahun ini.

Sang Pencerah menceritakan seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Muhammad Darwis (Ihsan Taroreh). Pemuda itu gelisah dengan lingkungannya yang melaksanakan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat. Untuk mendalami ajaran agama Islam, Darwis pun pergi ke Mekkah.

Sepulangnya dari Mekkah tahun 1888, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan (Lukman Sardi). Ia mendirikan sebuah langgar/surau dan mengawali pergerakannya dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman. Tindakannya itu serta merta mengundang kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) yang mengakibatkan surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat.

Cobaan Ahmad Dahlan dalam pergerakannya meluruskan syariat Islam pun tidak hanya sampai di situ. Dirinya juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo, bahkan dirinya disebut kafir.

Namun semangat Ahmad Dahlan tidak pernah surut. Bersama isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan terus berjuang. Sampai pada akhirnya ia membentuk organisasi  Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan jaman.

Meskipun film ini harus Anda nikmati dengan durasi 112 menit, Anda tidak perlu takut untuk merasa bosan di dalam bioskop. Anda akan dibuat ikut merasakan perjuangan Ahmad Dahlan dalam adegan demi adegan.

Apalagi tokoh besar Muhammadiyah itu diperankan seorang Lukman Sardi yang di sini semakin menunjukkan kualitas aktingnya yang semakin meningkat. Lukman berhasil menjaga kharismatik dan menggambarkan semangat perjuangan Ahmad Dahlan dengan baik. Kata sempurna sepertinya tidak berlebihan untuk aktor yang telah berperan dengan berbagai karakter ini.

Tidak luput juga akting dari para penyanyi yang mampu melirik perhatian mata penonton, Giring Nidji dan Ihsan Taroreh. Keduanya mampu membuktikan bahwa dirinya tidak hanya menang di atas panggung saja, namun dengan akting yang dipertontonkan dalam film ini oleh kedua penyanyi tersebut, nampaknya bisa mengawali diri mereka untuk berperan dalam film selanjutnya.

Terlepas dari para pemain, tentunya setting tempat yang menggambarkan tahun 1800-an juga menjadi nilai plus dari film produksi MVP Pictures ini. Yogyakarta yang dipilih sebagai lokasi, berhasil disulap Hanung menjadi sebuah perkampungan Yogyakarta pada tahun 1800-an. Ia mampu menghidupkan kembali suasana pada tahun tersebut dengan mereka-ulang bangunan Masjid Agung Kauman, wilayah Keraton, stasiun Lempuyangan,  bahkan sudut-sudut kota Yogyakarta dengan sangat realistis.

Sang Pencerah mulai tayang sejak 8 September 2010, sebuah tontonan yang siap memberikan inspirasi serta nilai-nilai positif.  (yayat)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?35623

Untuk melihat artikel Film lainnya, Klik di sini

Klik di sini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :