Satu Ekor Kambing besar & 50 Kilo Udang untuk Santapan Lebaran

Panggilan akrabnya Ibu Yuli. Anak-anak muda Indonesia di San Francisco menyapanya Tante Yuli. Wanita bernama asli Yulda Harsono dan telah berdomisili di Amerika Serikat selama 30 tahun ini boleh dibilang sebagai Ibu Ramadhan Indonesia di San Francisco Bay Area.

Tante Yuli sudah belasan tahun membuka rumahnya sebagai tempat berbuka puasa, bertarawih, bersahur, bahkan hanya sekedar berkumpul bagi kaum tua-muda Indonesia maupun non-Indonesia, Muslim dan Non-Muslim. Di Amerika ini istilahnya Open House. Bukan itu saja, tiap Sabtu malam pun di luar bulan puasa, beliau mengadakan pengajian dan makan-makan di rumahnya yang ditinggali bersama suaminya, Andre Harsono.

Wanita berdarah Padang ini tidak peduli dengan banyaknya waktu dan energi yang ia curahkan demi mengadakan acara kumpul-kumpul di rumahya. Bukan saja menjadi tuan rumah , tapi juga tukang masak. Walaupun potluck (patungan makanan), selalu saja si tante memasak berlebih untuk tamu yang berbuka puasa, bertarawih, dan makan malam.

“Setiap akhir pekan saya mengadakan acara kumpul-kumpul di bulan Ramadhan. Tujuannya untuk bersilaturrahmi, menjaga keakraban dengan teman-teman dan keluarga di Amerika, termasuk orang asing dan non-Muslim. Juga untuk mendekatkan diri dan mengingatkan kita pada Yang di Atas ,” ucap Tante Yuli yang hobi masak ini.

Pemilik putra tunggal ini menuturkan, “Saya senang sekali menjalankan ibadah puasa di Amerika. Meski jauh dari saudara-saudara. Tapi saya bisa menikmat puasa bersama orang-orang dari kalangan berbeda. Disini kita semua derajatnya sama dan bisa bersatu, itu menurut saya indah sekali.”

Wanita yang pernah membuka usaha restoran selama 11 tahun ini berujar, “Di hari Lebaran biasanya saya dan teman-teman bersholat Idul Fitri di Wisma Indonesia, itu sudah jadi tradisi kita. Sehabis itu saya mengadakan silaturrahmi dan makan-makan di rumah, siapa saja boleh datang. Kira-kira sekitar 200 sampai 300-an orang yang keluar masuk rumah saya setiap hari Lebaran.”

Wanita yang pernah beberapa kali menari tarian daerah untuk acara IndoDay di berbagai macam kota Amerika ini juga mengisahkan , “ Bayangkan beberapa banyak bahan yang saya harus siapkan untuk memasak sekian banyaknya tamu. Dibantu dengan teman-teman, saya biasanya memasak lontong, gulai kambing, sayur lodeh, dan kari udang. Saya pernah membeli satu ekor kambing yang sangat besar dan sekitar 25 pound atau 50-an kilo udang dan itu habis dalam sehari.”

Ketika ditanya apa perbedaan Lebaran di Amerika Serikat dengan Indonesia, Tante Yuli berkata, “Menurut saya perbedaan yang cukup jelas adalah kalau kita di Indonesia sehabis sholat Ied, kita pulang ke rumah orangtua atau sesepuh untuk makan-makan dan bersilaturrahmi. Akan tetapi kalau disini di tiap masjid, para staf mengadakan dan menyediakan acara santap makan siang bersama di aula masjid sebelum pulang kerumah masing-masing. Jadi kita bisa bersilaturrahmi dan saling memaafkan sesama jemaah yang benar-benar orang lain yang kita tidak kenal, sambil menikmati makanan. Saya pikir itu adalah hal yang sangat mulia dan menarik, dan patut kita terapkan di Indonesia juga.”