KabariNews – Sejumlah pakar media sosial mengatakan Facebook harus lebih proaktif jika jejaring sosial itu ingin jumlah penggunanya di Indonesia meningkat, di tengah persaingan ketat dari sejumlah jejaring sosial lainnya seperti Twitter.

Pada 2011 perusahaan riset Semiocast SAS melaporkan Jakarta adalah kota dengan pengguna situs mikroblog terbesar di Asia dan Indonesia sebagai negara dengan pengguna Twitter terbesar kelima di dunia.

Enda Nasution, ahli strategi media sosial mengatakan pada kantor berita Reuters bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan Facebook untuk melawan dominasi Twitter adalah dengan berkontribusi terhadap infrastruktur yang pada akhirnya akan menjaring lebih banyak pengguna. Ia mencontohkan inisiatif Google menolong perusahaan-perusahaan lokal mendaftarkan dan membuat situs web untuk meningkatkan aktivitas Internet.

Sementara itu, Facebook berencana menghubungkan dua miliar pengguna Internet di seluruh dunia. Hingga saat ini 845 juta pengguna Internet sudah memanfaatkan jejaring sosial ini dan 60% diantaranya berada di Asia. Menyatukan mereka semua akan menjadi tantangan berat.

Pemblokiran akses di Cina, sejumlah kasus pengadilan di India dan persaingan dari jejaring sosial lainnya menjadi dinding penghalang antara pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan lebih dari 700 juta pengguna Facebook.

Data terakhir Facebook menunjukkan jumlah pengguna mereka di Indonesia mencapai 40 juta orang, atau lebih dari 70 persen total pengguna Internet yaitu 48 juta jiwa. Juru bicara kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia, Gatot Dewabrata bahwa popularitas jejaring sosial antara lain didukung oleh besarnya pengguna telepon seluler di Indonesia yaitu 165 juta orang atau sepertiga dari total populasi.

“Tahun lalu tercatat lebih dari 20 juta orang Indonesia mengakses Internet melalui telepon seluler mereka,” kata Gatot.

Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring mengatakan penetrasi Internet di Indonesia diprediksi akan meningkat pesat dalam waktu dua tiga tahun mendatang dengan proyek Indonesia Connected yang akan diluncurkan tahun ini.

Tifatul juga mengemukakan bahwa pihaknya masih mendalami soal sensor bagi pengguna Twitter. Dia menganggap pemerintah tidak perlu buru-buru mengikuti kebijakan pemerintah seperti di China yang memblokir beberapa situs jejaring sosial. Sebelumnya ada ucapan dari pihaknya yang menyatakan bahwa pemerintah memberi jaminan bahwa konten Twitter di Indonesia tidak akan dilakukan penyensoran.

Selama ini pemerintah Indonesia hanya melarang konten-konten negatif yang mengganggu kepentingan publik. “Kami tidak akan melakukan penyensoran apabila konten yang dikeluarkan merupakan konten yang wajar dan tidak menyalahi undang-undang,” kata Gatot.