Kepolisian Republik Indonesia mengindikasikan pelaku peledakan bom Mega Kuningan yang terjadi di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton pada Jum’at, 17 Juli 2009 merupakan jaringan teroris yang dipimpin Noordin M Top.

Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Irjen Pol Ansyaad Mbai, menyatakan hal tersebut di Jakarta, Minggu, (19/07).

“Berdasarkan penyelidikan, temuan dilapangan,  serta modus operandinya, dalangnya adalah Nordin M Top. Tapi ini masih terus dianalisa dan diselidiki lebih dalam.” ujarnya.

Noordin M Top merupakan tersangka pelaku serangkaian bom dan kini menjadi buronan nomor wahid pemerintah Indonesia.   Berbeda dengan rekannya, Dr. Azhari,  yang lebih dulu berhasil ditewaskan oleh Polri di kota  Malang beberapa tahun lalu, Noordin M Top termasuk buronan licin, keberadaanya sempat beberapa kali dideteksi polisi tapi selalu berhasil lolos.

Menurut sebuah sumber di kepolisian, selama dalam persembunyiannya, Nordin terus membuat  jaringan baru yang lebih pragmatis dan ramping. Jaringan inilah yang kemudian diduga kuat menjadi pelaku pengeboman Mega Kuningan.

Dari sumber di kepolisian didapat keterangan, pelaku di kenal sebagai ‘Kelompok Cilacap’. Diperkirakan mereka berjumlah delapan orang dimana dua diantaranya sudah tewas  dalam peristiwa ini.

Beberapa bulan belakangan Polisi memang  memburu kelompok ini. Polisi telah menciduk beberapa tersangka teroris yang bermukim di Cilacap.

Pelaku Pengeboman Bunuh Diri Dua Orang

Seperti dilansir oleh penyidik Polri,  tersangka pelaku pengeboman terdiri dari dua orang. Satu orang di Hotel JW Marriot dan satu lagi di Ritz Carlton. Berdasarkan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) Polri  mengidentifikasi bahwa bom yang digunakan tergolong low  explosive, tapi daya hancurnya tetap kuat, apalagi jika diledakkan di dalam ruangan.

Dari Hotel JW Marriot, Polisi mendapat satu nama yang dicurigai menjadi pelaku.  Tersangka ini adalah penghuni kamar nomor 1808. Karena saat Polisi melakukan penyisiran, ditemukan sebuah bom yang masih aktif dikamar tersebut. Bom itu memiliki komponen yang mirip dengan bom yang meledak sebelumnya.

Polisi juga menemukan secangkir kopi tersisa yang masih hangat di kamar tersebut. Diduga pelaku sempat minum kopi sebelum melakukan aksinya.

Dari penyelidikan  daftar tamu, didapat keterangan bahwa penghuni kamar 1808 itu bernama Nudin Azis yang beralamat di sebuah kawasan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Tersangka chek in di hotel JW Marriot sejak tanggal 15 Juli.  Namun belakangan diketahui, nama dan alamat itu fiktif alias palsu.

Sementara pelaku pengeboman di hotel Ritz Carlton, sebelumnya polisi menduga pelakunya adalah wanita. Hal tersebut diketahui berdasarkan temuan bahwa satu dari  orang yang tewas hotel Ritz Carlton, adalah wanita dengan kondisi tubuh yang hancur.

Dugaan awal, wanita itu yang membawa bom,  namun kemudian diklarifikasi oleh Polisi. “Bisa saja kebetulan dia berada di dekat titik ledakan sehingga tubuhnya hancur, namun dari penyidikan, Pelaku bom bukan berjenis kelamin perempuan. Jenis kerusakan tubuh perempuan tidak seperti kerusakan khas pelaku bom bunuh diri,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarna, Minggu (19/7) pagi di Jakarta.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33433

Untuk melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :