KabariNews –  Di Indonesia banyak berdiri museum sebagai wahana untuk mengenal benda-benda bersejarah yang memiliki arti. Namun, ada satu museum yang mempunyai arti khusus dan menjadi museum pertama di Indonesia yang mengingatkan kita akan pentingnya kesehatan jiwa.

Adalah Museum Kesehatan Jiwa yang didirikan oleh Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada tanggal 23 Juni 2009 bertepatan saat ulang tahun RSJ Dr, Radjiman Wediodingongrat yang ke 107.

“Museum ini dinamakan Museum Kesehatan Jiwa RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Diridirikan bertepatan dengan ulang tahun RSJ yang ke 107”, ungkap Kasturi, Kepala Museum Kesehatan Jiwa.

Museum Kesehatan Jiwa didirikan tiada lain sebagai wahana untuk pembelajaran akan pentingnya kesehatan jiwa serta untuk mengenalkan sejarah teknologi kedokteran jiwa RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat kepada masyarakat.

“Kemudian untuk merangkaikan kembali berbagai kepingan kisah yang terserat dan untuk merekatkan kembali berbagai serpihan artefak yang terkoyak”, Kata pria asal Malang ini.

Pihak RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat mengklaim, Museum Kesehatan Jiwa adalah yang pertama kali yang didirikan di Indonesia sebagai ungkapan dan bentuk rasa syukur akan keberadaan RSJ sejak didirikannya pada tahun 1902 hingga usianya saat ini yang ke 115 tahun yang menjadi bagian penting sejarah kesehatan jiwa di Indonesia.

Berbagai macam benda bersejarah sebagai metode terapi saat itu di pajang di museum ini. Foto-foto serta slogan-slogan yang mengandung arti juga terpampang di dinding museum.

Di museum ini juga di pamerkan berupa alat pasung  terbuat dari kayu yang berfungsi untuk memasung orang yang terserang sakit jiwa. Karena ketiadaan biaya pengobatan dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit jiwa, masyarakat menganggap memasung orang yang terserang sakit jiwa adalah pilihan yang tepat.

Museum Kesehatan Jiwa Lawang, sengaja memamerkan alat pasung tersebut sebagai bagian dari misinya untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya pengetahuan kesehatan jiwa, agar tidak terjadi lagi pemasungan kepada orang yang terserang sakit jiwa.

Saat ini, RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat tidak hanya mendirikan museum sebagai pengingat akan pentingnya kesehatan jiwa, namun juga menggandeng ratusan Tenaga Kesehatan Tingkat Kecamatan (TKSK) untuk mensosialisasikan program e-pasung dan mencari orang yang dipasung untuk diterapi.

Rumah sakit jiwa terbesar di Indonesia ini, telah mendapat berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun internasional, seperti penghargaan Rumah Sakit terbersih di Asia Tenggara.

Senada dengan apa yang dikatakan kasturi, Kepala Subbag Hubungan Koordinasi Masyarakat RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat, Ribut Supriyatin, SST, MM saat ditemui Kabari mengatakan, tujuan didirikannya museum Kesehatan Jiwa agar kesehatan jiwa itu semakin dikenal oleh masyarakat dengan cara mengenalkan berbagai peralatan terapi yang dimiliki pihak RSJ.

Selain itu, sebagai langkah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, bahwa kesehatan jiwa itu sangat penting kepada masyarakat.

“Kesehatan jiwa semakin dikenal, kesehatan jiwa tidak dipandang sebelah mata dan Setigma Rumah Sakit Jiwa yang menakutkan dan menyeramkan hilang”, kata Ribut.

Wanita asal Banyuwangi Jawa Timur ini selanjutnya menjelaskan, saat ini RSJ terus mengumandangkan dan mensosialisasikan agar masyarakat semakin mengerti bahwa RSJ ini adalah tempat yang tepat untuk penanganan sakit jiwa.

Ribut juga mengakui bahwa masih ada masyarakat yang menutup-nutupi ketika dalam anggota keluarganya ada yang mengalami gangguan jiwa. Artinya, masyarakat kurang terbuka karena sakit jiwa dianggap tabu dan menjadi aib dalam keluarganya sehingga saat di bawa ke RSJ sudah dalam kondisi parah.

“padahal seharusnya ketika dengan menunjukan adanya gejala di bawa ke rumah sakit jiwa. Sehingga tidak sampai menjalani rawat inap seperti itu”, pungkas Ribut.

Diharapkan masyarakat juga menyadari bahwa kesehatan jiwa itu sangat penting dan kesehatan jiwa dimulai dari rumah. (Kabari, 1003/foto dan video 1003)