Setelah disepakati gencatan senjata tanggal 30 Oktober 1945,
pimpinan sipil dan militer pihak Indonesia, serta pimpinan militer
Inggris yang tergabung dalam Komisi Kontak, berkeliling kota dengan
iring-iringan mobil, untuk menyebarluaskan kesepakatan tersebut.

Ada delapan pos pertahanan Inggris, enam diantaranya sudah tidak
bermasalah hanya di dua tempat, yakni di Gedung Lindeteves dan Gedung
Internatio yang masih masih kerap terjadi kontak senjata.  Setelah berhasil mengatasi kesulitan di Gedung Lindeteves, rombongan
Indonesia-Inggris segera menuju Gedung Internatio, pos pertahanan
Inggris terakhir yang bermasalah.

Ketika rombongan tiba di lokasi tersebut, gedung tersebut tampak
dikepung oleh ratusan pemuda. Setelah melewati Jembatan Merah, tujuh
kendaraan memasuki area dan berhenti di depan gedung, salah satu mobil
ditumpangi Brigjen Mallaby. Sejumlah pemimpin Indonesia segera ke luar
dari mobil dan meminta massa pemuda berhenti menembak.

Sementara di saat bersamaan, tiga orang rombongan masuk ke dalam
gedung menemui pasukan Inggris yang terkepung. Mereka menyampaikan bahwa
kesepakatan gencatan senjata telah dicapai dan mereka bisa keluar dengan
selamat.

Entah bagaimana ceritanya, setelah itu justru suasana kembali kacau.
Terjadi tembak menembak antara pasukan Inggris di dalam gedung dengan
pasukan pemuda di luar gedung. Sementara posisi rombongan tidak
menguntungkan, yakni terjebak di tengah kontak senjata yang sengit.
Setelah hampir dua jam, tembak-menembak baru berhenti dan terlihatlah
mobil Mallaby yang hancur terkena ledakan granat. Mallaby sendiri
ditemukan telah tewas dengan kondisi jenazah yang sulit dikenali.

Who Killed Mallaby?

Hingga kini kematian Mallaby masih kontroversial. Siapakah yang melempar
granat ke mobil Mallaby? Siapa pula yang memulai tembakan saat
rombongan Mallaby tiba di Gedung Internatio?

Ada dua kejadian pada tanggal 30 Oktober 1945, yang pada waktu itu
dilemparkan oleh Inggris ke pihak Indonesia, sebagai yang bertanggung
jawab, dan kemudian dijadikan alasan Mansergh untuk “menghukum para
ekstremis” dengan mengeluarkan ultimatum tanggal 9 November 1945:

1.Orang-orang Indonesia memulai penembakan, dan dengan demikian telah melanggar gencatan senjata (truce),
2.Orang-orang Indonesia membunuh Brigadier Mallaby.

Tewasnya Mallaby memang sangat kontroversial, tetapi mengenai siapa
yang memulai menembak, di kemudian hari cukup jelas. Kesaksian tersebut
justru datangnya dari pihak Inggris. Ini berdasarkan keterangan beberapa
perwira Inggris yang diberikan kepada beberapa pihak.

Yang paling menarik adalah yang disampaikan kepada Tom Driberg,
seorang Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh. Pada 20 Februari
1946, dalam perdebatan di Parlemen. Tom Driberg meragukan, bahwa Mallaby
terbunuh oleh orang Indonesia. Dia menyatakan: “….it is not
absolutely certain whether he was killed by Indonesians who were
approaching his car; which exploded simultaneously with the attack on
him.”

Selanjutnya dia juga membantah, bahwa tewasnya Mallaby akibat “dibunuh secara licik” (foully murdered).
Kelihatannya pihak pimpinan tentara Inggris untuk
membangkitkan/memperkuat rasa antipati terhadap Indonesia rela
mendegradasi kematian seorang perwira tinggi menjadi “dibunuh secara
licik” daripada menyatakan “killed in action” (tewas dalam pertempuran) yang menjadi kehormatan bagi setiap prajurit.

Juga penuturan Venu K. Gopal, waktu itu berpangkat Mayor, yang adalah
Komandan Kompi D, Batalion 6, Mahratta. Kompi D ini mengambil tempat
pertahanan di Gedung Internatio. Tanggal 8 Agustus 1974, dia menulis
kepada Sejarawan Inggris J.G.A. Parrot bahwa ia yang memerintahkan
tembakan saat peristiwa 30 Oktober 1945 itu.

Dari berbagai penuturan, memang benar adanya penembakan dengan
menggunakan pistol oleh seorang pemuda Indonesia ke arah Mallaby, tetapi
tidak ada seorang pun yang dapat memastikan, bahwa Mallaby memang tewas
akibat tembakan tersebut.

Namun sejumlah uraian dan penelitian yang dilakukan oleh Indonesianis
asal Amerika Ben Anderson, diduga kuat Mallaby tewas oleh anak buahnya
sendiri, Kapten R.C. Smith, yang tak sengaja melempar granat ke arah
mobil Mallaby.(yayat)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?35792

Untuk

melihat artikel Utama lainnya, Klik
di sini

Klik

di sini untuk Forum Tanya Jawab


Mohon

beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported

by :