Kota Solo menggelar World Dance Festival “Solo Menari 24 Jam” untuk merespon Hari Tari Sedunia pada hari Minggu sampai hari Senin (29-30/4). Gelaran ini adalah agenda Tahunan kota Solo yang diikuti ribuan penari dari Indonesia maupun mancanegara.

World Dance Festival ini dibuka pada Minggu pukul 06.00 di dua tempat yaitu di Loji Gandrung (Rumah Dinas Walikota Solo) oleh wakil Walikota Solo FX Rudiyanto dan di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo oleh Rektor ISI Solo.

Pembukaan ini diikuti oleh karnaval becak yang dinaiki oleh tokoh penari Indonesia, tokoh masyarakat termasuk Wakil Walikota Solo dari Loji Gandrung sampai Balaikota Solo. Juga dimeriahkan oleh kelompok Soeryo Soemirat yang merupakan kelompok tari anak-anak yang sehari-hari berlatih di keraton Solo dan beberapa kelompok tari anak dari daerah.

Festival yang diikuti oleh sekitar 2500 penari dari Aceh sampai Papua ini mengambil tema Meretas Batas dalam Nuansa Warna. “Tema ini menujukkan keaneragaman asal tari tapi disatukan dalam gerak dan keindahan rasa,” kata tokoh Solo Menari, Dwi Wahyudiarto.

Kelompok tari yang ikut antara lain dari Solo, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Banyumas, Madura, Malang, Sumatera dan Papua. Sedangkan dari mancanegara antara lain dari Singapura, Jepang dan Australia. Kota Solo yang sangat kental dengan budaya Jawa, telah menyelenggarakan acara seperti ini untuk keenam kalinya. “Kami ingin selalu menjadi tuan rumah untuk acara ini di tahun-tahun yang akan datang karena pentingnya melestarikan tari untuk anak-anak kita. Kita juga perlu belajar budaya yang berbeda,” kata Dwi.

Festival tari ini dimainkan selama 24 jam penuh di 11 venue. Sebelas venue yang dipakai adalah venue Loji Gandrung, Plaza Sriwedari, Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, Teater Kapal ISI Solo, Teater Humardani ISI Solo, Taman Eden ISI Solo, Pendapa ISI Solo, Gedung Teater Besar ISI Solo dan Parkir Teater Kecil- Teater Besar. Lima orang penari masing-masing dari Yogya, Solo, Madura dan Singapura menari terus menerus selama 24 jam.

Sebuah tari bisa dimainkan oleh kelompok kecil sebanyak 4 orang semisal tari Sabda Angin yang ditarikan oleh kelompok tari Lepus, Palembang. Juga menampilkan tari yang dimainkan oleh sekitar 120 orang penari semisal tari Songrek dan tari Gerbong Goyang Jaipong oleh Sanggar Tari Unnes Semarang dan kelompok Jaipong Bandung.

Masyarakat Solo sangat senang dengan acara ini, karena banyak masyarakat yang melihat karnaval maupun yang datang ke ISI Solo. Acara itu menjadikan Solo sebagai kota Tari.

Acara ini ditutup pk 05.59 pada hari Senin (30/4) dengan tari Bleganjur, musik Perkusi dan obrolan tari oleh Garin Nugroho.

Untuk share artikel ini, Klikwww.KabariNews.com/?38095

Untuk melihat artikel Seni lainnya,Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :