KabariNews – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) mencanangkan Gerakan Pungut Sampah (GPS). Gerakan ini merupakan kegiatan aksi massal yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan aparatur Pemprov DKI Jakarta. Secara rutin, aksi kebersihan lingkungan ini dilakukan tiap Jumat, dari pukul 06.30 s.d 07.00 di lingkungan masing-masing.

Ahok, yang diwakili sang istri, Veronica Tan, dalam pembukaaan kegiatan “Jakarta Kinclong” di Taman Menteng, Sabtu, (22/11), menginstruksikan para Walikota, Camat dan Lurah untuk memimpin langsung warganya melaksanakan gerakan ini. Seluruh Kepala Sekolah menggerakkan para siswa untuk membersihkan lingkungan di sekolah. “Kita harus mulai membangun kebiasaan menjaga kebersihan dari sejak usia sekolah,“ katanya.



Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, Saptastri Ediningtyas Kusumadewi mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan seluruh lapisan masyarakat Jakarta memiliki pemahaman, sikap, berperilaku hingga akhirnya menjadi kebiasaan untuk menjaga kebersihan kota Jakarta.

Untuk mendukung GPS, Saptastri menambahkan, dinasnya  telah menyiapkan tempat sampah pilah di berbagai titik  di Jakarta. Berdasarkan ketentuan Pasal 24 Ayat (2) Perda 3 Tahun 2013 tentang pengelolaan sampah di Jakarta  terdapat 3 warna dan jenis sampah dalam pemilahan: wadah hijau untuk sampah organik, wadah kuning menampung sampah non organik, dan wadah merah untuk sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun rumah tangga.

“Kami berharap, dengan gerakan ini warga Ibukota juga akan terbiasa memilah sampah sesuai jenisnya. Memilah sampah merupakan langkah awal untuk mendaur ulang sampah,” kata Saptastri



Dalam kesempatan yang sama, dr Amaranila Lalita Drijono, SpKK dari Komunitas Bersih Nyok mengatakan, masalah kebersihan tidak bisa hanya ditangani oleh institusi pemerintah, yaitu dinas kebersihan sendiri, tetapi juga oleh seluruh warga kota Jakarta. Partisipasi seluruh lapisan warga Jakarta mempercepat mewujudkan lingkungan yang bersih.

Tidak cukup dengan munculnya komunitas bersih-bersih dan peduli lingkungan yang selalu melakukan aksi kebersihan, tetapi masih lebih banyak lagi warga Jakarta yang belum bertanggung jawab dengan sampahnya atau hanya mengandalkan petugas kebersihan saja,” tuturnya.

“Yang benar-benar dibutuhkan adalah revolusi mindset masyarakatnya untuk meningkatkan rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap  kota Jakarta dan memiliki pola pikir untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya sendiri.”

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?73007

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

__________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan