Sebanyak 13 warga negara Indonesia (WNI) disandera perompak Somalia. Mereka adalah anak buah kapal (ABK) MT Gemini, kapal tanker berbendera Singapura. Kapal berbobot mati 29.871 ton milik Glory Ship Management Pte Ltd tersebut membawa 28.000 ton minyak sawit mentah dari pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara,menuju Mombasa, Kenya.

Badan Maritim dan Pelabuhan Singapura mengatakan bahwa Kapal MT Gemini dibajak sekitar 222 kilometer dari Dar el Salaam di Tanzania, Sabtu (30/4). Selain kru asal Indonesia, terdapat juga 5 warga China, 4 dari Korea Selatan (Korsel), dan 4 berkewarganegaraan Myanmar. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene membenarkan laporan ada WNI di Kapal MT Gemini.

”Ada informasi dari Kedutaan Besar Indonesia di Singapura bahwa 13 WNI disandera perompak Somalia. Namun, informasi tersebut masih terbatas,”ujar Tene.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono juga mengakui laporan penyanderaan 13 ABK MT Gemini asal Indonesia. “Benar, dari 25 ABK,13 di antaranya WNI,” kata Agus di Jakarta kemarin.

Pemerintah Indonesia, menurut Agus, akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Singapura untuk pembebasan kapal tersebut. “Kita koordinasikan sehingga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan harus seizin Pemerintah Singapura untuk keterlibatan bersama-sama membebaskan sandera,” lanjut jenderal bintang empat kelahiran Blitar,Jawa Timur. Kantor berita Yonhap memberitakan, dari empat ABK asal Korsel, di antaranya seorang kapten berusia 56 tahun.

Disebutkan, Singapura akan mengurus masalah pembajakan tersebut meski Seoul juga sudah membentuk satuan tugas untuk mengawasi situasi mengenai keselamatan warga negaranya. ”Kami harus terus memperhatikan perkembangan negosiasi antara pemilik kapal Singapura dan pihak perompak,” kata pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel. Selama bertahun tahun kawanan perompak Somalia telah menyerang ratusan kapal yang melintasi Samudra Hindia. Awal Januari 2010,KBRI di Nairobi, Kenya, harus mencari tahu nasib 17 WNI yang berada di atas Kapal Premoni yang dibajak perompak di Teluk Aden. Sebelumnya, Rabu (16/3), Kapal Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia dibajak di perairan dekat Pulau Socotra, Afrika.

Pada operasi pembebasan sandera Kapal Sinar Kudus, Minggu (1/5), pasukan TNI berhasil menembak mati empat perompak. Penyerangan dilakukan setelah ada kepastian seluruh ABK dibebaskan. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjelaskan, terdapat 82 perompak di atas kapal ketika proses pembebasan sandera dilakukan. Ketika empat perompak terakhir akan meninggalkan kapal, pasukan elit TNI segera menyerang. Agus mengaku tak mendapatkan mayat para perompak karena terjatuh ke laut. Dia menambahkan, Kapal Sinar Kudus diperkirakan tiba di Oman pada Rabu (4/5). Perompakan yang menimpa kapal kargo asal Indonesia menjadi pelajaran bagi pemerintah.

Ke depan akan disiapkan langkah- langkah antisipatif agar kejadian serupa tidak terulang. Salah satu langkah yang dikaji adalah penempatan kapal perang dan pasukan Indonesia di perairan lepas Somalia sebagaimana dilakukan beberapa negara lain. Namun, untuk rencana ini pemerintah juga akan mempertimbangkan frekuensi kapal Indonesia yang melintasi perairan tersebut.

Sementara itu, keluarga korban penyanderaan perompak Somalia tampak gembira mendapat kabar pembebasan ABK Sinar Kudus. Senyum bahagia juga terpancar dari bibir Novi Savitri, 29, istri Hari Suhaeri.

“ Alhamdulillah akhirnya suami berhasil dibebaskan dari tawanan perompak,” kata Novi di rumahnya,Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, kemarin.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36681

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :