KabariNews – Seolah tak puas hanya mencapai nilai ekspor makanan dan minuman ke Amerika Serikat (AS) tahun lalu sebesar USD 80 miliar atau Rp 100 triliun, Atase Perdagangan Washington DC kembali melakukan promosi intensif.

“Transaksi makanan dan minuman spesial di AS tahun lalu tercatat sebesar USD 80 miliar atau lebih dari Rp 100 triliun. Konsumen AS sangat terbuka untuk mencoba jenis makanan baru, sehingga pasar AS luar biasa besar dan terbuka bagi impor, termasuk dari Indonesia” kata Atdag Made Martini di KBRI DC (12/1).

Atdag Washington menggencarkan promosi lewat berbagai even pameran. Kali ini, Indonesia kembali hadir pada pameran mamin terbesar di Amerika Utara ‘Winter Fancy Food Show 2015’ (WFFS) pada 11-13 januari di The Moscane Center, San Francisco, AS.

Ada empat perusahaan Indonesia yang turut hadir dalam pameran kali ini, yaitu Javara (produk rempah, sambal, beras dan produk organik lainnya), PT Harendong Tea (organik), PT Java Peppers (sambal botol dan asinan sayur), dan Kapal Api (makanan ringan, permen, kopi dan lain-lain).

Java peppers selalu hadir dalam WFFS dan berhasil mendapatkan buyers besar seperti Trader Joe’s. tahun ini, Java Peppers mencoba peruntungan baru lewat produksi sambal matah Bali. Di hari pertama, produk ini mendapat sambutan hangat di pasar AS. Produk Teh Herendong asal Banten dengan merek Arum Tea memiliki kualitas dan desain kemasan yang sangat prima juga mengundang perhatian pengunjung. Sedangkan Kapal Api yang selama ini dikenal dengan permen rasa kopi dan buah, mencoba memperbanyak jenis permen yang dapat diterima di pasar AS.

Meski pencapaian ekspor dinilai masih rendah, tren ekspor produk makanan Indonesia ke AS semakin meningkat. Pada 2013, ekspor makanan ke AS sebesar USD 1,67 miliar dan data Januari – November 2014 menunjukkan peningkatan 16 persen dari tahun sebelumnya yaitu USD 1,94 miliar.

Dari kegiatan pameran hari pertama, animo pembeli, pengusaha restoran dan distribusi cukup baik. Javara misalnya, banyak mendapatkan permintaan produk berbasis kelapa dan rempah-rempah, seperti merica kering batangan, sereh kering dan kapulaga. Sedangkan Java Peppers asal Malang mendapat banyak respon positif atas produk asinan botolan mereka.

Dari pengamatan tiga tahun terakhir, WFFS sangat efektif mendorong pemasaran produk-produk Indonesia di pasar AS sekaligus sarana memperkenalkan produk baru. “Kami berharap sedikit demi sedikit produk makanan yang masuk ke pasar AS bukan lagi produk bahan baku atau semi olahan, namun juga telah diolah atau memiliki nilai tambah bagi ekonomi Indonesia” lanjut Made.

Fancy Food Show diadakan dua kali setahun, Winter Show di kota San Francisco, sedangkan Summer Show di kota New York. Kedua pameran tersebut adalah yang terbesar di Amerika Utara dan setiap tahunnya dihadiri dan diikuti sekitar 25.000 pengunjung dan peserta pameran.

Paviliun Indonesia difasilitasi oleh kantor Atdag di Washington DC dan Konsulat Jenderal RI di San Francisco. Selain empat perusahaan di Paviliun Indonesia, terdapat tiga perusahaan Indonesia lainnya yang juga turut serta dalam pameran kali ini, yaitu PT Mayora, Jans Food, dan Takari (distributor makanan Indonesia asal Los Angeles)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/74162

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi BisnisKabaristore150x100-2