Yesmil Anwar, dosen senior dan kriminolog Universitas Padjajaran Bandung (Unpad)
menolak mentah-mentah penghargaan Satya Lencana Karya Satya XX  yang
diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas pengabdiannya di Unpad selama
lebih dari 20 tahun.

Penolakan ini lantaran Yesmil kecewa dengan sikap lembek pemerintah terhadap
Malaysia yang telah menahan
tiga orang petugas Dinas Kelautan dan Perikanan  (DKP) dan malah membarternya dengan
membebaskan 7 nelayan Malaysia
yang dinilai bersalah.

“Saya tidak hadir saat penghargaan diberikan karena saya merasa sedih
dan kecewa karena pemerintah tidak melakukan apapun ketika Malaysia melakukan pelecehan kedaulatan Indonesia,”
ujar Yesmil, Kamis (19/08/2010) malam.

Yesmil mengecam pemerintah yang menurutnya telah tunduk dan tak punya harga
diri di hadapan Malaysia.
Padahal Malaysia
kerapkali  berulah dalam soal perbatasan.
“Pemerintah bahkan tidak punya harga diri sebagai bangsa yang berdaulat.
Presiden bahkan tidak bereaksi apa-apa,” ujarnya.

Karenanya dia menolak penghargaan tersebut, bagi dirinya menerima
pengharagaan dari pemimpin yang tidak tegas bukanlah sebuah kebanggaan.

Ia juga mengaku tak habis pikir, kenapa pemerintah bisa-bisanya melakukan
barter aparatnyanya sendiri dengan pencuri ikan.

Untuk Share Artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35403

Untuk

melihat artikel Jakarta lainnya, Klik

di sini

Klik

di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri
nilai dan komentar
di bawah artikel ini

_______________________________________________

Supported by :